khas. Adanya pengaruh budaya dari luar tidak tampak dari motif-motif Kebumen yang murni terinsiprasi dari alam sekitarnya. Batik
Kebumen yang berorientasi pada alam ekologis, menggambarkan masyarakat Kebumen yang bersahaja dan sangat menghormati
kehidupan yang ditawarkan oleh alam.
4. Perbandingan Dengan Corak Batik Daerah Lain
Salah satu cara yang paling mudah untuk menunjukkan titik pembeda dari sebuah batik dari sebuah daerah adalah dengan
menyandingkannya dengan karya-karya batik dari daerah lain. Bagi seorang ahli batik, dengan melihat sekilas sebuah hasil kain batik,
sudah dapat membedakan daerah mana yang menghasilkan batik tersebut.
Tentang Batik Kebumen, tidak terlacak pengaruh budaya dari mana, karena semua mengakui bahwa keberadaan motif-motif yang
berkembang berasal dari pengaruh pengamatan indrawi para perajin sendiri. Batik Kebumen lebih berkembang sebagai murni seni batik
yang menekankan pada nilai artistik bukan pada nilai makna dibalik sebuah gambar. Sehingga justru menunjukkan keunikannya sendiri.
Batik Kebumen yang berorientasi pada alam atau ekologis, menggambarkan masyarakat Kebumen yang bersahaja dan sangat
menghormati kehidupan yang ditawarkan oleh alam.
Batik Kebumen jelas berbeda dengan keberadaan batik-batik di daerah lain yang masing-masing memiliki latar dan pengaruh dari
berbagai unsur, sehingga batik dapat berkembang sebagai sebuah simbol budaya, adat istiadat dan spiritual. Beberapa deskripsi tentang
batik di beberapa wilayah dengan keunikannya dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Batik Pekalongan Batik Pekalongan memiliki ciri-ciri berwujud gambar-gambar taburan
bunga terang, ranting-ranting daun, burung-burung kecil yang berwarna mencolok, suasana kehidupan pertamanan yang riang
gembira, dan sering disebut sebagai corak batik Encin. Batik Pekalongan banyak terpengaruh oleh budaya Cina yang dibawa oleh
para pedagang cina perantauan.
107
b. Batik Cirebon Batik Cirebon menjadi sangat unik karena selain merupakan daerah
pantai yang begitu dekat dengan pengaruh kerajaan, juga adanya pendatang dari Cina yang memiliki ciri yang dinamis. Dari
percampuran ini, muncul motif-motif simbolis yang tidak terlihat jelas dari gaya kesultan maupun dari percampuran pengaruh budaya
asing. Misal, gambar kuda terbang dengan sayap, singa darat yang menyeberangi laut, dan yang paling terkenal “supit urang”.
108
107
Anesia Aryunda Dofa, 1996. Batik Indonesia, PT. Golden Terayon Press, Jakarta. Hlm: 27
108
Ibid. Hlm: 25-26
c. Batik Solo Corak batik Colo sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dan tata
krama Keraton, sehingga mencerminkan corak-corak batik yang sopan, tenang dan lembut. Corak-corak batik Solo sering
dihubungkan dengan lambang-lambang keagungan yang oleh beberapa kalangan masih sering dipercaya sebagai “barang” yang
memiliki kakuatan magis.
109
d. Batik Yogyakarta Pengaruh kekuasaan kerajaan sangat terasa pada batik Yogyakarta.
Kadang sebuah motif dijadikan alat politik kerajaan. Motif batik Yogyakarta mencerminkan suasana kejiwaan masyarakat yang terus
berkembang. Dahulu ketika masih kuat kepercayaan adanya kekuasaan berasal dari kekuatan magis, motif berupa matahari, laut
kidul, gunung berapi dan sebagainya mendominasi. Satu ciri lagi, motif Yogyakarta berciri padat, seakan-akan tidak memberi
kesempatan hadirnya ruang kosong pada lembaran desainnya yang kemudian ditempatkan isen-isen pada tiap titik yang luang tersebut.
Hal ini mencerminkan begitu eratnya kehidupan sosial komunal bagi masyarakat Yogyakarta. Corak yang sangat terkenal dari yogyakarta
adalah Kawung dan Parang Rusak Barong.
110
109
Ibid. Hlm: 30
110
Ibid. Hlm: 31-33.
e. Batik Madura Batik Madura menunjukkan corak yang kontras. Berkembangnya
tradisi keraton di Madura telah mengajarkan masyarakat pembuat batik untuk lebih bersikap konservatif, dan sangat diilhami oleh
keadaan alamnya yang keras. Pandangan keluar untuk meraih suasana yang lebih jauh ke alam metafisik telah mengilhami corak-
corak batik Madura yang mempunyai greget lebih filosofis.
111
5. Potensi Ekonomi Industri Batik Kebumen