Masa Perlindungan Hak Cipta

4. Masa Perlindungan Hak Cipta

Masa perlindungan suatu karya cipta tidak saja terkait dengan jangka waktu tertentu, namun secara filosofis, masa perlindungan suatu karya sangat erat dengan nilai penghargaan atas besarnya upaya pencipta dalam mengahasilkan karyanya juga terkait dengan nilai sosial dari karya itu sendiri. Tujuan dari adanya jangka waktu perlindungan tertentu bagi suatu ciptaan adalah untuk meningkatkan motivasi pencipta dan pada waktu bersamaan memastikan bahwa karya cipta menjadi milik masyarakat setelah jangka waktu perlindungan itu usai. Hal ini memberikan sumbangan bagi pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Sehingga secara konkret adanya pengaturan tentang jangka waktu perlindungan yang tertentu selain memberikan penghargaan kepada pencipta juga sekaligus sebagai pengaturan atas nilai sosial dari suatu karya cipta. 52 Dalam pernyataan yang lebih tegas, Sunaryati Hartono menyatakan, sekalipun hukum Indonesia sebaiknya memang mengakui keberadaan hak cipta, namun pengakuannya tersebut tidak boleh lepas dari kepentingan sosial, sehingga masa berlaku yang diberlakukan tidak boleh terlalu lama setelah pencipta meninggal dunia. Pengakuan hak cipta bagi seseorang seharusnya tidak boleh merugikan kepentingan masyarakat luas, akan tetapi hendaknya diberikan pula untuk kepentingan masyarakat luas di samping untuk kepentingan si 52 Tamotsu Hozumi, 2004, ASIAN Copyraight Handbook Indonesian Version, AsiaPacific Cultural Centre for UNESCO ACCU dan Ikatan Penerbit Indonesia Ikapi, Jakarta. Hlm: 26 pencipta. 53 Dengan demikian, adanya jangka waktu perlindungan yang terbatas bagi suatu karya cipta, merupakan salah satu bentuk perlindungan pada hak masyarakat pada umumnya. Dalam UU Hak Cipta, masa perlindungan suatu karya cipta tidak seragam, tergantung pada jenis karya cipta itu sendiri. Berikut tabel beberapa bentuk karya cipta yang dilindungi dengan perincian masa berlaku yang diatur di dalamnya. Tabel 1. Masa Perlindungan Karya Cipta No. Bentuk Ciptaan Masa perlindungan Pasal Terkait 1. • buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain; • drama atau drama musikal, tari, koreografi; • segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung; • seni batik; • lagu atau musik dengan atau tanpa teks; • arsitektur; • ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain; • alat peraga; • peta; • terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai. • Selama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50 lima puluh tahun setelah Pencipta meninggal dunia. • Jika ciptaan dimiliki oleh 2 dua orang atau lebih, Hak Cipta berlaku selama hidup Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 lima puluh tahun sesudahnya. • Jika dimiliki Badan Hukum berlaku hanya 50 tahun sejak diumumkan. Pasal 29 1 dan 2; Pasal 30 3. 2. • Program Komputer; • sinematografi; • fotografi; • database; • karya hasil pengalihwujudan. Berlaku selama 50 lima puluh tahun sejak pertama kali diumumkan Pasal 30 1 53 R. Subekti, 1992, Bunga rampai Ilmu Hukum, Cet. III, Bandung, Alumni. Hlm: 139 3. Perwajahan karya tulis yang diterbitkan Berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan. Pasal 30 2 4. Folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya, yang hak ciptanya dipegang oleh negara. Berlaku tanpa batas waktu. Pasal 31 1 huruf a. 5. • Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan itu belum diterbitkan; • Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Penciptanya danatau penerbitnya, Berlaku 50 tahun sejak diketahui oleh umum. Pasal 31 1 huruf b. 6. Karya Potret Sampai 10 tahun setelah orang yang dipotret meninggal Pasal 19 1 Sumber Tabel: Diolah dari UU Hak Cipta.

5. Mekanisme Perlindungan