1. Komunikasi verbal : yakni pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata atau
ucapan, berisi informasi melalui pembicaraan atau bahasa tulisan. Komunikasi verbal bergantung pada bahasa.
2. Komunikasi non-verbal : yakni bentuk pesan yang berupa disampaikan dengan
gerakan tubuh tidak diucapkan, antara lain dengan facial expression, eye movement, lips movement, body movement, dan physical appearance.
3. Komunikasi para – verbal : yakni bentuk pesan yang mungkin bersama dengan
bentuk pesan verbal tetapi tidak langsung, misalnya menggunakan saluran radio, televisi, kaset, telepon, alat cetak, dan lain-lain.
2.2.4. Unsur-unsur komunikasi
Komunikasi yang dianggap sebagai proses, mempunyai unsur-unsur komunikasi sebagai berikutRochimah, 2008 :
a . Sumber komunikator
Dalam komunikasi, setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan- pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana komunikator dapat menjadi
komunikan dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator, hal-hal yang harus diperhatikan oleh komunikator adalah:
1. Penampilan 2. Penguasaan masalah
3. Penguasaan bahasa
b . Penerima pesan komunikan
Komunikan adalah objek, sasaran atau audiens dari suatu sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima pesan atau lambang. Komunikan bisa berupa
klien atau indivudi, keluarga maupun kelompok masyarakat.
c. Isi pesan message
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan atau tema yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam suatu
usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat mengupas
Universitas Sumatra Utara
berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi, sehingga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyampaian pesan: dapat dilakukan melalui lisan, tatap muka, langsung, atau
menggunakan media saluran. 2.
Bentuk pesan -
Informatif: bersifat memberikan keterangan fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Dalam situasi
tertentu pesan informatif justru lebih berhasil daripada persuasif, misalnya jika audiens adalah kalangan cendikiawan.
- Persuasif: berisikan bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang disampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini adalah atas kehendak sendiri bukan dipaksa. Perubahan
tersebut diterima atas kesadaran sendiri. -
Koersif: penyampaian pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan. Bentuk yang terkenal dari
penyampaian model ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif dapat
berbentuk perintah-perintah, instruksi ataupun ultimatum dan sebagainya. 3.
Merumuskan pesan yang baik Pesan yang akan disampaikan harus tepat. Ibarat membidik dan
menembak, maka peluru harus cocok sesuai dengan sasaran. Pesan yang baik harus memenuhi beberapa syarat antara lain:
- Umum: mudah di pahami oleh komunikan
- Jelas dan gamblang
- Bahasa jelas
- Positif
- Seimbang
- Sesuai dengan keinginan dan kebutuhan komunikan
4. Hambatan-hambatan terhadap pesan
Seringkali kita mengalami hal-hal yang tidak diharapkan dalam berkomunikasi, lain yang dituju atau lain juga yang diperoleh. Dengan perkataan lain yang diharapkan
Universitas Sumatra Utara
tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan terutama adalah:
- Hambatan bahasa
Pesan akan disalah-artikan sehingga tidak mencapai apa yang diinginkan, apabila bahasa yang digunakan tidak dipahami oleh komunikan. Termasuk dalam
pengertian ini penggunaan istilah-istilah yang mungkin dapat diartikan berbeda atau tidak dimengerti sama sekali.
- Hambatan teknis
Pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena gangguan teknis, misalnya suara tidak sampai karena pengeras suara rusak, bunyi-bunyian, halilintar,
lingkungan yang berisik dan sebagainya.
d. Media saluran