2.2.5 Proses komunikasi
Menurut Cutlip dan Centre 2008, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui empat tahap, yaitu:
- Fact Finding
Mencari, mengumpul fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. Untuk berbicara di depan suatu masyarakat perlu dicari fakta dan data
tentang masyarakat tersebut, keinginannya, komposisinya dan sebagainya. -
Planning Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya. Bagi suatu masyarakat yang agraris tentu saja pengemukaan komunikasi haruslah menggunakan cara yang sesuai dengan
ciri-ciriagraris. -
Communicating Setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah communicating atau
berkomunikasi. -
Evaluation Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil
komunikasi tersebut. Ini kemudian menjadi bahan bagi perencanaan melakukan komunikasi selanjutnya.
2.2.6 Hambatan Komunikasi
Hambatan atau gangguan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsure-unsur yang mendukungnya., termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu
terjadi. Menurut Shannon dan Weaver Cangara, 2007 : 131, gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi,
sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif dan tidak sesuai dengan harapan komunikator dan komunikan.
Sejumlah hambatan dapat memperlampat atau mengacaukan komunikasi yang efektif Deddy Mulyana, 2005 : 29 , hambatan tersebut diantaranya :
1. Penyaringan filtering
Universitas Sumatra Utara
Penyaringan mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja oleh pengirim berita sehingga informasi tersebut akan tampak lebih meneyenangkan bagi
penerima informasi.
2. Perspektif selektif
Permasalahan ini dapat muncul karena si penerima informasi, dalam proses komunikasi, melihat dan mendengar sesuatu dengan selektif berdasarkan pada
kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik kepribadian lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi oleh kepentingan dan harapan-
harapannya dalam proses komunikasi ketika ia menerjemahkan informasi.
3. Gaya Gender
Laki-laki maupun perempuan menggunakan komunikasi lisan untuk alasan yang berbeda. Sehingga konsekuensinya, jenis kelamin menjadi hambatan bagi
komunikasi yang efektif antara kedua jenis kelamin tersebut.
4. Emosi
Perasaan penerima informasi pada saat penerimaan pesan komunikasi akan sangat mempengaruhi cara seseorang menafsirkannya. Pesan yang sama tatkala
diterima pada saat kondisi sedang marah atau bingung akan ditafsirkan berbeda pada saat seseorang tersebut dala keadaan senang. Emosi-emosi yang ekstrim
pada saat senang atau saat tertekan akan berkecenderungan menghambat komunikasi yang efektif.
5. Bahasa
Kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga dari sekian banyak variabel
yang jelas sangat mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh seseorang dan definisi yang diberikannya pada kata-kata. Para pengirim informasi cenderung
berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan memiliki arti yang sama dengan yang dipahami oleh si penerima informasi. Asumsi ini
sering tidak tepat.
6. Petunjuk nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah cara yang penting bagi seseorang dalam menyampaikan pesan. Namun, komunikasi nonverbal selalu diiringi oleh
komunikasi lisan. Selama bersesuaian, keduanya akan saling menguatkan. Ketika kata-kata pimpinan menunjukkan bahwa dia marah, nada suara, dan
gerakan tubuhnya menunjukkan kemarahan, jadi dapat disimpulkan secara tepat bahwa dia sedang marah. Namun demikian, ketika petunjuk nonverbal tidak
bersesuaian dengan pesan lisan, maka penerima informasi akan bingung dan pesan akan menjadi tidak jelas.
2.3 Komunikasi Antarpribadi