Teori Self Disclosure Komunikasi Antarpribadi

- Komunikasi antarpribadi harus menghasilkan umpan balik agar mempunyai interaksi dan koherensi, artinya suatu komuikasi antarpribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik serta adanya interaksi yang melibatkan suatu perubahan di dalam sikap, perasaan, perilaku dan pendapat tertentu. - Komunikasi antarpribadi biasanya bersifat intrintik dan ekstrinsik. Intrinstik merupakan suatu standar perilaku yang dikembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi, sedangkan ekstrinsik yaitu aturan lain yang ditimbulkan karena pengaruh kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus berakhir. - Komunikasai antarpribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik. - Komunikasi antarpribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah suatu hubungan sebab-akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehingga menghasilkan proses komunikasi yang baik Liliweri, 1991:29.

2.3.4. Teori Self Disclosure

Dalam komunikasi antarpribadi tidak terlepas dari teori self disclosure atau pembukaan diri adalah suatu proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna untuk memahami tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Informasi pribadi kita kepada orang lain atau sebaliknya disebut dengan self disclosure. Rakhmat,2004 Salah satu tipe komunikasii dimana informasi mengenai diri self yang biasanya disembunyikan diri orang lain, kini dikomunikasikan kepada orang lain Rakhmat, 2004:108. Josep Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan pada modal interaksi model interaksi manusia yang disebut Johari Window Jendela Johari. Universitas Sumatra Utara daripada pasien. Dapat dikatakan dokter memiliki legitimate power sehingga dengan mudah dapat mempengaruhi pasien. Jadi, hal-hal yang disampaikan dokter lebih efektif dalam mempengaruhi pasien. Namun perlu diingat, dengan kemajuan sistem informasi saat ini banyak pasien yang datang kepada dokter dalam keadaan well informed. Agar tercipta komunikasi dokter-pasien yang baik dan benar maka setiap dokter harus dapat menjadi pendengar aktif yaitu: - Terimalah pasien apa adanya dan perlakukan secara individual - Dengarkanlah hal-hal yang diucapkan pasien dan cara menyatakannya serta perhatikan nada suara, kata-kata yang dipergunakan, ekspresi wajah dan bahasa tubuh. - Tempatkan diri Anda pada sudut pandang pasien empati - Sekali-kali berikan jeda waktu bicara untuk memberi kepada pasien untuk berpikir, menanyakan sesuatu dan berbicara - Ulangi hal-hal yang telah Anda dengar sehingga pasien tahu bahwa Anda memahaminya - Duduklah dengan nyaman, sedikit condong kedepan, hindari gerakan-gerakan yang dapat mengganggu jalannya komunikasi dan pandanglah pasien ketika dia berbicara

2.4.2. Komunikasi Efektif dalam Hubungan Dokter-Pasien