Faktor-faktor efektivitas komunikasi antarpribadi . a Keterbukaan

tentang resiko lumpuh atau meninggal, kembali saya jelaskan bahwa hal tersebut adalah resiko umum dari sebuh tindakan operasi, namun kita akan mengurangi kemungkinan tersebut dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebelum dilakukannya operasi, seperti pemeriksaan darah, jantung dan anastesi. Bila semua tahapan pemeriksaan dinyatakan bisa dilakukan operasi, barulah kami sebagai dokter bedah akan melakukan tindakan operasi tersebut.” wawancara dengan dokter Otman Siregar pada tanggal 04 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB di ruang praktek Poliklinik Orthopaedi RSUP H. Adam Malik Medan. Pada tahap ini dokter memposisikan diri sebagai orang yang memberikan solusi. Dokter berusaha memposisikan dirinya untuk memberikan bantuan dari kegelisahan pasien. Bantuan diberikan ketika pasien yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan atau dalam menentukan sikap. Dalam hal ini dokter memberikan bantuan agar pasien dapat memecahkan permasalahannya dengan mudah. Bila dirasa perlu, berikan kesempatan pada pasien untuk datang kembali. Pada penelitian kali ini, peneliti menemukan kasus penanganan pasien hingga tindakan operasi. Masa sebelum keputusan operasi adalah salah satu masa kritis dari pasien. Banyak pasien yang merasa terancam dengan proses operasi karena operasi pada Orthopaedi memiliki resiko kelumpuhan di dalamnya. Kepercayaan yang diberikan oleh pasien kepada dokter ini membuktikan kalau komunikasi antara keduanya berjalan baik. Dokter mempengaruhi pemikiran pasien dengan penjelasan yang mudah dan diterima secara rasional oleh pasien. 4.3.3 Faktor-faktor efektivitas komunikasi antarpribadi 4.3.3. a Keterbukaan Openness. Dalam hal ini dokter dan perawat sebagai komunikator dan pasien sebagai komunikan, dan diharapkan antara perawat dan pasien harus saling terbuka agar tercapai komunikasi interpersonal yang baik.Dokter harus bisa menempatkan posisi sebgai orang yang mengerti dan nyaman diajak bertukar pendapat dan mendengar keluhan pasien. Dalam hal ini pasien akan sangat terbuka mengenai apa yang ditanyakan dokter dikarenakan mereka ingin segera mendapat kesembuhan akan penyakit yang mereka derita. Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu pasien: “Iya..Kalau disuruh minum obat ya saya minum, kalau disuruh terapi ya saya terapi karena mau cepat sembuh dari penyakit. Kalau ada keluhan lagi saya Universitas Sumatra Utara langsung aja sampaikan kepada dia dokter. Kita kan sebagai manusia berusaha untuk sembuh.” wawancara dengan informan kedua Kebayakan dari pasien sudah melakukan konsultasi lebih dari sekali dengan dokter tersebut. Saat pertama berkonsultasi pasien mengaku sulit terbuka terhadap keluhan yang mereka rasakan. Sebelum berobat di RSUP H. Adam Malik, pasien sudah terlebih dulu berobat pada dokter yang bersangkutan di tempat praktek dokter tersebut di luar RSUP H. Adam Malik Medan. Salah satu pasien menyatakan: “Sebenarnya pertama kali saya berobat ke dr. Otman di prakteknya RS Setia Budi Medan, tapi karena saya peserta jamkesmas, dokter saranin saya operasi ke RSUP H. Adam Malik Medan aja biar gratis” wawancara dengan informan kedua di ruang tunggu Poliklinik Orthopaedi RSUP H. Adam Malik Medan pukul 12.00 WIB Di awal kunjungan para pasien memang merasa sulit untuk berkomunikasi secara terbuka kepada dokter.Akan tetapi¸ setelah beberapa kali kunjungan para pasien merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mengungkapkan keluhan yang mereka rasakan.Harapannya adalah mereka ingin segera sembuh dari sakit yang diderita. 4.3.3.b. Empati Empathy . Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak, terutama dokter ber-empati dengan keadaan pasien yang sedang sakit dan mengaharapkan bantuan dan perhatian pasien. Rasa empati dapat ditunjukkan dengan perhatian dan kesabaran dokter dalam mendengarkan keluhan pasien terhadap sakit yang diderita. Pasien yang mendapat empati biasanya menjadi lebih nyaman dalam menjalani proses konsultasi dan penyembuhan yang dilakukan dokter. Pasien yang mendapat perhatian pada akhirnya akan merasa bahwa dokter serius dalam menangani penyakit yang mereka derita.Selama proses penyembuhan, pasien merasa sangat terbantu. Perasaan empati yang diberikan dokter dan staff medis di rumah sakit sangat membatu pasien dalam menghadapi menyakit yang di derita. 4.3.2.c. Dukungan Supportiveness. Dalam setiap proses pengobatan, akan sangat membantu apabila seorang pasiesn penderita penyakit mendapat dukungan untuk menghadapi penyakitnya. Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak Universitas Sumatra Utara yang berkomunikasi. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Begitu juga seorang dokter memberikan dukungan dan semangat kepada pasien, meyarankan makan dan minum obat teratur, untuk meraih keinginan pasien yaitu sembuh dari sakit. Salah seorang pasien menyampaikan: “Saat pertama saya datang, dokter bertanya tentang gejala yg saya rasakan, bagaimana sakit yang saya rasakan, dimana letak sakitnya, perhatian la sama pasien. Dia juga selalu mengingatkan untuk tetap berusaha untuk kesembuhan.” wawancara dengan informan kedua dipoli RS Setia Budi Medan pukul 17.00 WIB Seorang pasien yang mendapat dukungan atas penyakitnya merasa lebih percaya diri dan lebih bersemangat menjalani pengobatan.Hari-hari yang dialami pasien bersama penyakitnya menjadi sedikit lebih baik, karena selain mendapat dukungan dari keluarga mereka juga diperlakukan dengan baik oleh staff medi yang merawatnya. Hal ini menjadi penting karena biasanya pengobatan orthopaedi memerlukan waktu yang panjang. 4.3.2.d. Rasa positif Positiveness. Tanggapan pertama yang positif, maka akan lebih mudah untuk melanjutkan percakapan selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka buruk yang dapat mengganggu jalinan komunikasi interpersonal. Oleh karena itu dokter selalu dianjurkan untuk tidak berprasangka buruk terhadap pasien dan begitu juga sebaliknya. Saat berobat pasien akan merasa yakin terhadap dokter yang merawatnya apabila dia yakin bahwa dokter yang merawatnya adalah orang yang sudah ahli dan berpengalaman di bidangnya. Dalam proses pengobatan di RSUP H. Adam Malik ini, para pasien meyadari bahwa dokter yang merawatnya adalah orang yang pintar dan ahli sehingga mereka percaya dengan apa yang dilakukabn oleh dokter untuk menyembuhkan penyakit. Sseorang pasien menyampaikan: “Dia itu orangnya lugas, kerjanya cepat. Dia juga sangat pintar dan dia berpengalaman dibidang ini. Buktinya dia langsung tahu penyakit saya ketika pertama saya berkonsultasi. Selebihnya saat proses penyembuhan sudah gampang.” wawancara dengan informan pertama di ruang tunggu Poliklinik Orthopaedi Universitas Sumatra Utara Rasa positif yang ditimbulkan oleh seorang dokter membuat dia lebih mudah untuk mejalani proses pengobatan. Seorang pasien yang mengetahui bahwa orang yang menanganinya adalah orang yang ahli dan berpengalaman akan merasa dihargai dan senang menjalani proses pengobatan hingga sembuh. Rasa positif yang timbul dari interaksi dan komunikasi antara dokter dan pasien ini sangat membantu. 4.3.2.e. Kesamaan Equality. Komunikasi akan menjadi lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi kuat apabila memiliki kesamaan tertentu, seperti kesamaan pandangan, sikap, usia dan kesamaan ideologi, dan sebagainya. Proses penyamaan persepsi antara dokter dan pasien dimulai ketika dokter yang menangani pasien memberikan panadagan dan penjelasan terhadap penyakit yang di derita poleh si pasien. Pasien yang mengerti akan penjelasan dari dokter akan mengikuti seluruh anjuran dokter untuk kesembuhan penyakitnya. Proses pengobatan akan menjadi sulit ketika tidak ada persamaan persepsi antara keduanya. Persamaan persepsi akan muncul jika dokter member penjelasan yang mudah dimengerti oleh pasien. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah seorang pasien: “Saya cukup mengerti dengan apa yang disampaikan dokter. Kalo gak ngerti saya Tanya lagi ke dia, dia juga jelasin sampai saya ngerti dan jelas.” wawancara dengan Ibu dari informan keempat. Akan tetapi, tidak selalu juga si pasien mengerti akan penjelasan dokter. Perbedaan latar belakang antara keduanya terkadang juga menyulitkan proses komunikasi yang terjadi. Dalam beberapa kasus si pasien akan bertanya ulang sampai ia mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh dokter. Dalam kondisi tertentu juga pasien akan ikut saja apa dengan apa yang dilakukan oleh dokter selama itu untuk kesembuhan penyakit yang diderita.

4.3.3 Hambatan – hambatan dalam komunikasi antarpribadi pasien dan dokter