4.3.2 Proses komunikasi antarpribadi pasien dan dokter
Proses komunikasi yang melibatkan dua orang adalah komunikasi dua pribadi yang berbeda dan harus sama-sama dikenali, yaitu diri dokter dan diri pasien meskipun
bukan hal mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini, ada dua jenisi nformasi yang digunakan poliklinik Orthopaedi RS Adam Malik untuk mencapai tujuan komunikasi
antarpribadi tersebut, yaitu : 1 Menyusun mekanisme untuk mendapatkan hal-hal yang ingin diketahui dan apa yang diharapkan pasien melalui komunikasi dengan
keluhannya; 2 Memahami tujuan pasien, sehingga langkah-langkah untuk penyembuhan dapat dievaluasi dengan kesungguhan dan akurasi prediksi penyembuhan
pasien. Dalam teori komunikasi, proses komunikasi dalam komunikasi antar pribadi
yang efektif melalui tiga tahap yakni :
4.3.1.a. Saling pengertian
Rasa saling pengertian antara dokter dan pasien dimulai dengan keduanya saling memberi salam. Salam yang ramah biasanya berasal dari dokter, salam yang ramah dan
terbuka dari keduanya merupakan proses awal membangun saling pengertian. Setelah saling sapa, proses komunikasi antara keduanya dilanjutkan dengan pertanyaan kondisi
pasien. Melalui pertanyaan tersebut dokter dapat membantu pasien untuk menyatakan keinginan dan kebutuhannya serta mengekspresikan perasaannya. Cara bertanya yang
efektif yaitu: • Gunakan nada suara yang menunjukkan minat, perhatian dan keramahan.
• Gunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pasien. • Ajukan satu pertanyaan dan tunggu jawabannya dengan penuh perhatian.
• Ajukan pertanyaan yang dapat membantu pasien untuk menyampaikan
kebutuhan-kebutuhannya. • Gunakan kata-kata seperti “lalu?”, “dan”, “oh?”. Karena kata-kata tersebut
dapat meningkatkan keinginan pasien untuk lebih banyak bicara. • Hindari pertanyaan “mengapa?” karena dapat menimbulkan kesan mencari
kesalahan.
Universitas Sumatra Utara
• Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, misalnya “Ceritakan...”, “Bagaimana...” karena sangat bermanfaat untuk membina hubungan yang
baik dengan pasien dan dapat mengorek hal-hal yang terkait dengan penyakitnya.
Pada tahap ini biasanya pasien akan menceritakan keluhan – keluhan yang dialaminya. Dokter yang baik akan menunjukkan perhatian penuh pada pasiennya.
Pasien akan merasakan kenyamanan dalam menceritakan sehingga muncul rasa pengertian bersama dalam memandang kondisi yang dialami pasien.
“Di awal perjumpaan dengan pasien saya sering menanyakan kabar pasien setelah itu saya menanyakan keluhan apa yang dialami pasien, biasanya saya
mendengarkan dan mengarahkan perhatian penuh pada pasien. Dokter yang baik bukan yang menggurui pasien tapi pendengar yang baik bagi pasien.”
wawancara dengan Dokter Otman Siregar tgl 02 Oktober 2013 pukul 11.00 WIB.
Saling pengertian antara keduanya sangat dibutuhkan di awal komunikasi, dari tahap ini komunikasi antara keduanya akan memasuki tahap selanjutnya yakni
menimbulkan rasa senang antara keduanya. Komunikasi antarpribadi bersifat interaktif yakni melibatkan dua individu.
Dalam proses membangun rasa saling pengertian antara dokter dan pasien peneliti juga mewawancara pasien. Salah seorang informan mengatakan bahwa dokter sangat
perhatian dalam mendengarkan keluhannya sehingga menimbulkan rasa saling pengertian antara mereka berdua. Dokter dalam penelitian dipandang pasien tidak lebih
tinggi atau sebagai orang yang serba tahu. Tapi dokter mendengarkan terlebih dahulu keluhan pasien lalu merespon keluhan mereka dan menawarkan solusi.
4.3.1.b. Memberikan Kesenangan
Tahap selanjutnya dari proses komunikasi antara dokter dan pasien ini adalah timbulnya rasa senang antara keduanya. Selama menjadi dokter, dr. Otman Siregar
seringkali menghadapi pasien yang anti penangangan medis, terlebih pada alat – alat medis. Maka semaksimal mungkin dokter yang memiliki hobi bermain golf ini
melakukan pendekatan dan memberi rasa senang saat pasien berkomunikasi dengannya.
Universitas Sumatra Utara
Ada beberapa trik khusus agar pasien tidak lagi merasa takut dengan alat – alat medis. Biasanya dokter berkulit putih ini menggunakan kata – kata lucu untuk membuat
pasiennya tertawa. Dari penjelasan di atas terlihat di awal proses komunikasi ini peran dokter sangat
dominan dalam proses komunikasi antara dokter dan pasien. Pasien masih memiliki pemikiran bahwa posisinya lebih rendah dari dokter dalam proses komunikasi. Hal ini
sangat wajar dan akan peneliti bahas dalam sub bab kendala – kendala yang dihadapi oleh dokter dan pasien dalam komunikasi antarpribadi.
4.3.1.c. Mempengaruhi sikap
Tahap selanjutnya dari proses komunikasi antara dokter dan pasien ini adalah bagaimana dokter mempengaruhi sikap pasien terhadap penyakitnya. Pada pasien yang
masih minim informasi mengenai penyakit yang dideritanya, maka peran dokter akan sangat dominan. Berbeda dengan pasien yang memperkaya diri dengan informasi
seputar penyakit yang dideritanya. Pada konteks yang kedua, pasien akan terlibat aktif dalam menanyakan seputar hal kondisi dirinya dan penyakitnya.
Sikap pada pasien biasanya banyak dipengaruhi oleh informasi yang dia terima. Setelah pasien selesai menyatakan keluhan dan kebutuhannya, dokter akan memberikan
informasi secara jelas sehingga dapat di mengerti oleh pasien yang kemudian dapat membantu pasien untuk mengambil keputusan.
Tindakan penanganan penyakit orthopaedi merupakan salah satu tindakan serius yakni operasi dengan resiko kelumpuhan dan kematian. Pasien harus memahami secara
utuh mengenai informasi seputar penyakit ini dan resiko penangannya. Tahap ini dokter akan menjelaskan secara detail mengenai penyakit orthopaedi setelah itu pasien akan
diminta untuk berfikir dan mencari informasi dari pengalaman – pengalaman pasien lain. Menurut dr. Otman Siregar biasanya dia memberikan kesempatan bagi pasien
untuk berfikir tindakan yang akan diambil padanya. “Pada pasien yang harus ditangani dengan operasi, biasanya saya memberikan
penjelasan mengenai resiko, biaya, proses penyembuhan dan segala sesuatu dari penanganan penyakit ini. Saya minta pasien untuk mencari informasi dari
sumber-sumber lain seperti buku dan yang paling mudah diakses diera teknologi sekarang adalah media Internet. Selama proses menunggu itu saya memberikan
obat penghilang rasa sakit dengan dosis tertentu. Banyak juga yang khawatir
Universitas Sumatra Utara
tentang resiko lumpuh atau meninggal, kembali saya jelaskan bahwa hal tersebut adalah resiko umum dari sebuh tindakan operasi, namun kita akan
mengurangi kemungkinan tersebut dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebelum dilakukannya operasi, seperti pemeriksaan darah, jantung dan anastesi. Bila
semua tahapan pemeriksaan dinyatakan bisa dilakukan operasi, barulah kami sebagai dokter bedah akan melakukan tindakan operasi tersebut.” wawancara
dengan dokter Otman Siregar pada tanggal 04 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB di ruang praktek Poliklinik Orthopaedi RSUP H. Adam Malik Medan.
Pada tahap ini dokter memposisikan diri sebagai orang yang memberikan solusi. Dokter berusaha memposisikan dirinya untuk memberikan bantuan dari kegelisahan
pasien. Bantuan diberikan ketika pasien yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan atau dalam menentukan sikap. Dalam hal ini dokter memberikan bantuan
agar pasien dapat memecahkan permasalahannya dengan mudah. Bila dirasa perlu, berikan kesempatan pada pasien untuk datang kembali.
Pada penelitian kali ini, peneliti menemukan kasus penanganan pasien hingga tindakan operasi. Masa sebelum keputusan operasi adalah salah satu masa kritis dari
pasien. Banyak pasien yang merasa terancam dengan proses operasi karena operasi pada Orthopaedi memiliki resiko kelumpuhan di dalamnya. Kepercayaan yang diberikan
oleh pasien kepada dokter ini membuktikan kalau komunikasi antara keduanya berjalan baik. Dokter mempengaruhi pemikiran pasien dengan penjelasan yang mudah dan
diterima secara rasional oleh pasien.
4.3.3 Faktor-faktor efektivitas komunikasi antarpribadi 4.3.3. a Keterbukaan