Penetapan KKM mengacu pada kriteria berikut.
1. Kompleksitas kesulitan dan kerumitan.
2. Daya dukungsarana prasarana.
3. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik intake.
Pembelajaran dikatakan tuntas jika peserta didik telah memenuhi KKM individual dan KKM klasikal.
1. KKM Individual
Peserta didik dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar jika telah menguasai sekurang-kurangnya sama dengan KKM yang diberlakukan di satuan
pendidikan setempat. KKM individual untuk mata pelajaran matematika di SMP Negeri 3 Rembang adalah 70.
2. KKM Klasikal
Kelas dianggap telah mencapai ketuntasan belajar jika sekurang-kurangnya berapa persentase dari jumlah peserta didik telah menguasai materi. Penguasaan
materi diukur dari pencapaian rata-rata nilai klasikal minimal sama dengan KKM yang diberlakukan di satuan pendidikan. KKM klasikal di SMP Negeri 3 Rembang
adalah 75.
2.1.9 Tinjauan Materi Segiempat SEGI EMPAT
A quadrilateral is the union of four segments determined by four point, no there of which are collinear.
Menurut Clemens 1984: 261, suatu segi empat adalah gabungan dari garis yang ditentukan oleh empat titik, tidak ada yang segaris, garis berpotongan hanya pada
titik akhir.
A. JAJARGENJANG
1.Definisi Jajargenjang: A parallelogram is quadrilateral with both pairs of opposite sides parallel.
Menurut Clemens 1984: 261, jajargenjang adalah segiempat yang kedua pasang sisi yang berhadapan sejajar.
2. Sifat-Sifat Jajargenjang
Menurut Wintarti 2008: 268, sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut: a.
Sisi-sisi yang „berhadapan‟ sejajar dan sama panjang. b.
Sudut-sudut yang „berhadapan‟ sama ukurannya. c.
Dua sudut yang „berdekatan‟ saling berpelurus. d.
Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang. 3.
Keliling dan Luas Jajargenjang I.
Keliling Jajargenjang
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD
Perhatikan gambar jajargenjang ABCD, Misalkan panjang sisi-sisi jajargenjang adalah AB, BC, CD, AD.
Jadi keliling jajargenjang = AB + BC +CD +AD. A
B C
D
Karena AB = BC dan CD = AD. Jadi keliling jajargenjang = 2 AB + BC.
II. Luas Daerah Jajargenjang
Untuk menentukan luas daerah jajargenjang dapat dilakukan dengan membagi jajargenjang tersebut menjadi dua buah segitiga.
Apabila alas jajargenjang adalah a dan tinggi jajargenjang adalah t maka luas daerah jajargenjang adalah :
Luas daerah jajargenjang = L
I
+ L
II
=
2 1
2 1
axt axt
= a x t
B. PERSEGI PANJANG
1. Definisi Persegi Panjang: A rectangle is parallelogram with four right angles.
Menurut Clemens 1984: 261,Persegi panjang adalah jajargenjang yang keempat sudutnya siku-siku.
2. Sifat-Sifat Persegi Panjang Menurut Wintarti 2008: 253, sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut:
a. Panjang sisi yang sejajar sama panjang.
b.Keempat sudutnya siku-siku. a
a
t I II
A B
C D
c. Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi menjadi dua sama
panjang. 2.
Keliling dan Luas Daerah Persegi Panjang
Gambar 2.3
Persegi panjang ABCD I.
Keliling Persegi Panjang Keliling suatu bangun datar adalah jumlah dari panjang sisi bangun datar
tersebut. Perhatikan gambar i di atas,
Misalkan AB = p dan BC = l, Maka AB = CD = p dan BC = AD = l
Jadi, keliling persegi panjang = AB + BC + CD + DA = p + l + p + l
= 2 p + l Jika persegi panjang dengan panjang = p, lebar = l dan keliling=K, maka
keliling persegi panjang dirumuskan, K = 2 p + l
II. Luas Daerah Persegi Panjang
Pada persegi panjang, jika panjangnya = p, lebarnya = l, dan luasnya = L, maka luas daerah persegi panjang dirumuskan L = p x l. Wintarti, 2008:
256. A
B C
D
p l
2.2 Kerangka Berpikir
Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan teori yang telah ada, maka salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan dalam berpikir kreatif setiap
pembelajaran pada umumnya. Pada pembelajaran khususnya matematika diperlukan berbagai model pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran tersebut harus
tepat dan perlu pemikiran serta persiapan yang matang. Salah satu upaya meningkatkan kemampuan dalam berpikir kreatif pelajaran
matematika di sekolah adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran Quantum Teaching menciptakan ruang belajar
yang kondusif untuk membangun sugesti. Misalnya, memutar musik klasik di dalam kelas, memasang poster afirmatif, mengatur tempat duduk peserta didik
secara nyaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi, serta menyediakan guru yang tidak hanya menguasai bahan ajar tapi
juga seni memberi sugesti. Teknik-teknik yang dipelajari juga kian inovatif, seperti teknik membaca Quantum Teaching, teknik menulis cepat dan tepat,
memecahkan masalah secara kreatif, strategi belajar di perguruan tinggi, teknik mengingat, teknik menguasai matematika, dan ketrampilan hidup. Model
pembelajaran Quantum Teaching adalah salah satu model pembelajaran yang tepat sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar peserta didik.
2.3 Hipotesis Penelitian
1 Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap kemampuan
berpikir kreatif peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Rembang pada materi