4.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Ekspositori
Pada kelas kontrol pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran ekspositori. Ketika menjelaskan materi, peserta didik mendengarkan dengan baik
kemudian mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada awal pembelajaran peserta didik masih bias mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi lama-kelamaan konsentrasi
mereka terpecah. Pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang masih terpusat pada guru, sehingga peserta didik tidak dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran. Hal ini menjadikan pembelajaran pada kelas kontrol masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Sanjaya 2007:179 yang menyatakan bahwa pembelajaran ekspositori bisa didefinisikan pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher
centered approach . Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik. Pembelajaran pada kelas kontrol juga tidak bisa
memaksimalkan pelaksanaan hal-hal yang dapat memupuk kreativitas karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Hal ini yang menyebabkan konsentrasi
mereka terpecah. Karena tidak ada hal yang harus mereka lakukan selain mendengarkan penjelasan guru, akhirnya mereka merasa bosan kemudian melakukan
hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran seperti mengobrol dengan teman, asyik bermain sendiri, atau melamun. Pada saat ditanya oleh guru, mereka
belum bisa menjawab dengan benar. Banyak peserta didik yang tidak mengerjakan latihan soal. Peserta didik hanya menunggu pembahasan dari guru atau teman lain.
Guru mengakhiri pertemuan dengan memberi kuis dan melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Pada pertemuan kedua, peneliti berusaha memperbaiki kegiatan yang belum terlaksana dengan baik. Untuk menarik minat peserta didik, guru memberikan
reward kepada peserta didik yang mau mengerjakan di depan kelas dengan benar.
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi apabila tidak bisa mengerjakan soal latihan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebiasaan peserta
didik yang hanya menunggu jawaban dari guru atau teman lainnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan melakukan refleksi dan mengumumkan bahwa pertemuan yang
akan datang akan dilaksanakan tes. 4.2.6
Pembahasan Uji Proporsi
Setelah dilakukan pembelajaran, peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes kemampuan berpikir kreatif yang sama. Kemudian hasil tes
dianalisis untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan klasikal atau tidak.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa . Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam aspek kemampuan berpikir kreatif pada model pembelajaran Quantum Teaching mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM klasikal yang ditetapkan yakni 75.
4.2.7 Pembahasan Uji Perbedaan Dua Proporsi