Implikasi Hasil Penelitian Pembahasan

penyebab susahnya siswa berbicara bahasa Jawa. Akan tetapi dengan pemberian latihan yang diberikan guru,pada siklus II meningkat menjadi 80. Berdasarkan data tersebut, pencapaian hasil belajar keterampilan berbicara siswa pada siklus kedua sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 75 siswa mengalami ketuntasan belajar individual ≥ 63. Berikut ini disajikan diagram batang tentang peningkatan nilai keterampilan berbicara krama lugu melalui model Picture and Picture. Gambar 4.22 Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara dan Persentase Ketuntasan Siklus I dan Siklus II

4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tentunya memiliki implikasi baik implikasi terhadap hasil belajar maupun implikasi teoritis dan praktis. Implikasi terhadap hasil belajar siswa bisa diunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa berupa keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu melalui model Picture and Picture siswa kelas II SDN Karanganyar 02 Semarang. Sedangkan implikasi teoretisnya adalah dengan diadakannya penelitian tindakan kelas melalui model Picture and Picture, maka bisa dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan praktik 50 100 Rata-rata siklus I Rata-rata Siklus II 53,38 71,87 22,5 80 Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa, khususnya keterampilan berbicara siswa. Implikasi praktik penelitian ini dibedakan menjadi 3, yaitu implikasi terhadap siswa, guru, dan sekolah. Implikasi bagi guru adalah menambah wawasan yang baru tentang model pembelajaran yang inovatif yaitu model Picture and Picture. Penerapan model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan pendapat Rusman 2010: 22, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi guru profesional, salah satunya memiliki kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola kelas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus mampu mencari model dan media pembelajaran yang susuai dengan kebutuhan siswa. Implikasi terhadap siswa mengakibatkan siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. Pemilihan model dan media yang tepat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa. Sesuai dengan tingkat perkembangan, model Picture and Picture tepat diterapkan pada anak kelas rendah yang masih dalam usia bermain. Sedangkan impliksi pada sekolah bisa memberikan pengetahuan tentang PTK, yang kemudian bisa digunakan sebagai acuan untuk memberikan kebijakan guna meningkatkan mutu pembelajaran. 167

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan peneliti dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Krama Lugu Siswa Melalui Model Picture and Picture Siswa Kelas II SDN Karanganyar 02 Semarang, maka dilakukan pengolahan data dan pembahasan. Dari hasil pembahasan yang dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara krama lugu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan skor yang mengalami peningkatan pada setiap siklus pembelajaran. Pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh adalah 24 dengan persentase 60 kategori cukup; siklus I pertemuan 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 27 dengan persentase 67,50 kategori baik; pada siklus II pertemun 1 diperoleh skor 30 dengan persentase 75 kategori baik; silkus II pertemuan 2 mendapatkan skor 36 dengan persentase 90 kategori sangat baik. Aplikasi model Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara krama lugu. Terbukti dengan peningkatan skor yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Pada siklus I pertemuan 1, skor yang diperoleh siswa adalah 17,1 denagan persentase 61 kategori baik; siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 17,8 dengan persentase 63,57 kategori baik. Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 18,3 dengan persentase 65 kategori baik; siklus II pertemuan 2 siswa memperoleh skor 19,7 dengan persentase 70,71 kategori baik. Keterampilan berbicara krama lugu siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya model Picture and Picture dalam pembelajaran. Terbukti dengan perolehanan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 41 dan siklus I pertemuan II sebesar 63. Pada siklus I keterampilan berbicara siswa masih termasuk dalam kategori cukup. Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1, ketuntasan klasikal siswa meningkat menjadi 69 dan pada siklus II pertemun 2 ketuntasan klasikal siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 77. Keterampilan siswa pada siklus terakhir sudah termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Dari kesimpulan yang telah diperoleh, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan yaitu: penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa berbicara krama lugu siswa kelas II SDN Karanganyar 02 Semarang diterima.