maupun menulis, pengorganisasian pikiran sangat penting Ross dan Roe dalam Zuchdi dan Budiasih, 2001: 115.
d. Membaca
Membaca secara sederhana merupakan proses membunyikan lambang bahasa tertulis. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses
untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan. Selain itu di dalam keterampilan membaca juga terdapat proses pemberian reaksi.
Sebelum membaca seseorang terlebih dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representative bunyi ujaran ataupun tanda
penulisan lainnya Abidin, 2012: 147- 148.
2.2.6.2 Penilaian Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara siswa dapat dinilai melalui beberapa cara. Menurut Santosa 2007: 7.19-7.23 ada 3 jenis tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan berbicara siswa. Tes tersebuat adalah: a.
Tes Respons Terbatas Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa secara
terbatas atau secara singkat. Yang termasuk ke dalam jenis tes ini adalah: a
Tes Respons Terarah Dalam tes respon terarah, siswa diminta menirukan isyarat yang disampaikan
guru. b
Tes Isyarat atau Penanda Gambar Gambar dapat digunakan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan
berbicara siswa kelas rendah. Guru menggunkan dasar sederhana untuk
bertanya. Peneliti menggunakan tes isyarat atau penanda gambar untuk mengukur keterampilan berbicara bahasa krama lugu pada siswa.
c Tes Berbicara Nyaring
Guru meminta siswa membaca bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan. b.
Tes Terpadu a
Tes Parafrase Dalam pelaksanaanya, tes keterampilan berbicara ini dapat dipadukan
dengan pembelajaran menyimak dan membaca. Siswa diminta menyimak atau membaca cerita. Kemudian mereka diminta menceritakan kembali hasil
menyimak atau membacanya dengan kata-kata sendiri. b
Tes Penjelasan Siswa diminta untuk menjelaskan topik tertentu dalam waktu yang telah
ditetapkan, misalnya dalam waktu 3 menit. Kegiatan ini dapat dimulai dengan memberikan rangsangan gambar atau benda-benda lain yang diakrabi siswa.
c Tes Bermain Peran Terpadu
Tes ini diberikan kepada siswa yang kurang memiliki imajinasi atau pemalu. Guru memberi naskah dialog. Sebelum dialog dilangsungkan, guru
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan dialog. Topik yang diangkat dalam dialog sebaiknya berkaitan dengan hal yang dekat dengan siswa.
d Tes Wawancara
Wawancara tidak hanya sekedar menanyakan nama, usia, pekerjaan kepada orang yang kita wawancarai.
Penulis menggunakan tes unjuk kerja dalam penilaian keterampilan berbicara krama lugu. Penetapan penggunaan tes tersebut berdasarkan pada
pendapat Purwanti 2008: 4.26 yang menyatakan bahwa tes unjuk kerja bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
masalah-masalah. Peserta didik diminta melakukan sesuatu sebagai indikator pencapaian kompetensi. Dalam penelitian ini guru meminta siswa berbicara di
depan kelas untuk menilai kemampuan berbicara siswa.
2.2.6.3 Bahasa Jawa Krama Lugu