Hakikat Belajar dan Pembelajaran

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Bermacam-macam pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gagne dan Berliner dalam Hamdani 2010: 21 belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar melalui proses yang relatif terus-menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan lingkungan. Perubahan tingkah laku terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik Sunendar dan Iskandarwassid, 2008: 5. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau pengalaman terus-menerus yang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses tersebut akan mengakibatkan perubahan perilaku, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar memiliki beberapa ciri utama. Menurut Wahyuni dalam Thobroni dan Arif, 2011: 19 terdapat lima ciri belajar sebagai berikut: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behaviour. b. Perubahan perilaku bersifat permanen. c. Perubahan perilaku tidak harus segera diamati pada saat proses belajar. d. Perubahan perilaku merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Dari beberapa pendapat tersebut maka peneliti menyimpulkan seseorang dikatakan telah melakukan belajar, jika orang tersebut mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tidak hanya terjadi sementara saja atau bersifat permanen. Perubahan tingkah laku yang muncul pada proses pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku yang sementara saja sehingga tidak harus diamati saat itu juga. Latihan yang dilakukan berulang-ulang akan memberikan penguatan sehingga perubahan perilaku yang muncul bersifat permanen. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Selain memiliki beberapa ciri, belajar memiliki unsur-unsur yang saling terkait dalam sistem belajar. Menurut Gagne dalam Rifa‟i dan Anni, 2009: 84, terdapat beberapa unsur dalam sistem belajar. Diantaranya adalah sebagi berikut: a. Peserta Didik Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. b. Rangsangan stimulus Peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan sekolah, seperti suara, sinar, warna, panas, dingin, gedung, dan orang disekitar siswa. Agar peserta didik mampu belajar optimal, maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. c. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. d. Respon Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tertentu. Merujuk dari pendapat Gagne dalam Rifa‟i dan Anni, 2009:84, peneliti menyimpulkan dalam kegiatan belajar terdapat empat unsur yang harus ada yaitu peserta didik, rangsangan, memori, dan respon. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka kegiatan belajar tidak akan terlaksana. Unsur dalam belajar saling terkait satu dengan yang lain. Peserta didik merupakan subjek yang melakukan belajar. Agar peserta didik bisa belajar, maka perlu adanya rangsangan yang diberikan. Rangsangan bisa berupa pertanyaan atau keadaan lingkungan sekitar. Rangsangan yang diberikan akan direspon dan kemudian hasil dari kegiatan belajar akan disimpan pada memori peserta didik. Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Munadi 2010: 21 yaitu: a. Faktor Internal Faktor ini meliputi kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, dan kondisi sosial. Oleh karena itu, kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal tidak kalah pentingnya dengan faktor internal. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan proses, dan hasil belajar. Mengacu pendapat Munadi 2010: 21 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, maka peneliti menyimpulkan keberhasilan peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari peserta didik itu sendiri. Faktor internal bisa berupa kesehatan tubuh, kondisi fisik dan kondisi sosial. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar peserta didik, seperti lingkungan sekitar peserta didik. Lingkungan akan memberikan banyak pengaruh terhadap kelangsungan belajar peserta didik. Selanjutnya, pembelajaran memiliki beberapa pengertian bila dipandang dari berbagai aliran atau teori belajar. Menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal segala sesuatu yang sedang dipelajari Darsono dalam Hamdani, 2010: 23. Poedji dalam Trianto, 2011: 23 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian. Pembelajaran pada dasarnya merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks. Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari dan cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi kognitif. Selanjutnya keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa atau pun lingkungannya Thobroni dan Arif, 2011: 19. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru untuk menyampaikan segala sesuatu dengan cara berinteraksi dengan siswa dan lingkungan sekitar, serta memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran memiliki tujuan yang akan dicapai. Menurut Bloom dalam Uno, 2009: 35 tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada tiga ranah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Kawasan Kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi. b. Ranah Afektif Kawasan afektif adalah satu domain, yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. c. Ranah Psikomotor Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan skill yang bersifat manual atau motorik. Sesuai dengan pendapat Uno, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran mempunyai beberapa tujuan yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran tidak hanya bertujuan pada peningkatan pengetahuan siswa saja, akan tetapi sikap dan keterampilan seseorang juga menjadi tujuan yang yang harus dicapai.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Tematik