Tujuan Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Bermain 1. Hakikat Pembelajaran

menjadi lebih bermakna bagi anak usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat Haenilah 2015:74 bahwa: Karateristik belajar anak yang harus difahami guru diantaranya 1 anak hanya bisa belajar jika tidak dipisahkan dari kebutuhan bermainnya, 2 anak hanya bisa belajar jika dalam bermainnya dibantu oleh alat permainan secara konkrit, 3 anak hanya bisa belajar jika perannya terlindungi, dan 4 anak hanya bisa belajar jika terbebas dari paksaan orang dewasa. Berdasarkan pendapat di atas, bermain menjadi pendekatan yang sangat berpengaruh dalam pendidikan anak usia dini. Pembelajaran berbasis bermain menjadi salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam merancang pembelajaran di PAUD. Pembelajaran berbasis bermain berorientasi pada kebutuhan anak dan dibingkai dengan kegiatan belajar melalui bermain yang aktif, efektif, dan menyenangkan. Guru mutlak harus memahami makna bermain bagi anak usia dini, karena saat bermainlah anak menikmati proses belajar. Pembelajaran berbasis bermain adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini yang mengungkapkan dan menjelaskan tentang pembelajaran yang disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana mengasikan dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Hal ini didukung oleh pendapat Hamruni dalam Fadillah, 2014:23 menyebutkan bahwa “belajar tidak pernah akan berhasil dalam arti sesungguhnya, bila dilakukan dalam suasana yang menakutkan, belajar hanya akan efektif, bila suasananya-suasana hati anak didik-berada dalam kondisi yang menyenangkan”. Bermain bagi anak usia dini berbeda dengan bermain bagi orang dewasa. Menurut Haenilah 2015:75 bahwa “ketika anak bermain, maka anak sedang belajar secara serius, konsentrasi penuh, kritis, belajar berbagi, tolerasi, disiplin, bartanggung jawab, bersosialisasi, megembangkan kemampuan bahasa, sampai belajar memecahkan masalah”. Merujuk pada pendapat tersebut, untuk membuat anak merasa senang dalam belajar maka pembelajaran yang disusun oleh guru harus menarik, diantaranya dengan cara bermain. Pembelajaran berbasis bermain merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk belajar melalui bermain, sehingga pembelajaran yang diberikan akan terasa menyenangkan dan membuat anak menjadi aktif, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi anak, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Pembelajaran berbasis bermain dirancang agar anak dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pembelajaran berbasis bermain merupakan pengembangan dari konsep belajar melaui bermain, sehingga dalam bermain pada pembelajaran berbasis bermain memiliki kriteria belajar sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Hartati 2007:46 sebagai berikut: a. Bermain merupakan sarana belajar. b. Belajar muncul dari dalam diri anak. c. Bermain bebas dan terbatas dari aturan yang mengikat. d. Bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya. e. Bermain lebih berfokus pada proses daripada hasil. f. Bermain harus didominasi oleh hasil. g. Bermain harus melibatkan peran aktif dar pemain. Merujuk pada kriteria belajar dalam pembelajaran berbasis bermain di atas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH yang dibuat oleh guru haruslah mencakup kegiatan bermain yang dapat menimbulkan rasa senang dan nyaman dalam proses pembelajaran. Pertama, bermain merupakan sarana belajar. Artinya, bermain dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan teman, guru, dan orang tua untuk membangun pengetahuan. Ke-dua, bermain muncul dari dalam diri anak, yaitu kegiatan yang dilakukan anak berasal dari minat dan keinginan anak tanpa adanya paksaan. Ke-tiga, bermain bebas dan terbatas merupakan permainan yang mengembangkan keterampilan anak dalam memahami aturan dan norma yang harus ditaati. Ke-empat, bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya yang dilakukan oleh anak. Anak yang sedang bermain dapat membentuk dunianya, sehingga seringkali dianggap nyata dan sungguh-sungguh. Selanjutnya, yang ke-lima bermain lebih terfokus pada proses daripada hasil. Saat anak melakukan suatu permainan anak menemukan pengetahuannya sendiri melalui pengalaman yang telah diperoleh sehingga proses bermain memiliki makna tersendiri bagi anak usia dini. Ke-enam, bermain didominasi oleh hasil maksudnya bermain merupakan aktivitas yang produktif bagi anak dalam menciptakan suatu karya. Ke-tujuh, bermain melibatkan peran aktif dari pemain merupakan kegiatan yang dilakukan anak menjadikan anak menjadi pembelajar yang aktif karena pembelajaran berbasis bermain berorientasi pada anak.