Teknik Pengembangan Instrument 1. Uji Validitas

79 Keterangan: = reliabilitias tes secara keseluruhan = proporsi subjek menjawab item secara benar = proporsi subjek menjawab item secara salah q-1-p ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dan tes standar deviasi akan varians Alpha-Conbach merupakan salah satu koefesien reliabilitas yang paling sering digunakan. Skala pengukuran yang reliabel adalah yang meiliki nilai Alpha-Conbach minimal 0.70 dimana tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Conbach di ukur berdasrkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas yang sama, maka Triton 2006: 248 ukuran kemampuan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut: Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Alpha Tingkat Reliabilitas ,00 ≤ 0,20 0,20 ≤ 0,40 0,40 ≤ 0.60 0,60 ≤ 0,80 0,80 ≤ ≤ 1,00 Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok yaitu satu kelompok soal ganjil X dan satu lagi kelompok soal genap Y, kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product moment. Hasil antar skor dimasukan kedalam rumus Spearman Kuder- Richarson dan hasilnya akan dibandingkan dengan r tabel. Apabila nilai realibilitas lebih besar dari nila r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel. 80

3. Tingkat Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal perilaku tanggungjawab afektif dan pemahaman hasil belajar prestasi kognitif merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrumen penelitian, dan kemudian berguna untuk mengetahui soal mana yang layak dipakai dan soal mana yang akan dibuang untuk diganti. Menurut Arifin 2009: 266 untuk mencari mencari indeks kesukaran digunakan rumus: Keterangan: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar = jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 klasifikasi indeks kesukaran Nilai Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran 0.00-0.20 0.21-0.70 0.71-1.00 Sukar Sedang Mudah 81

4. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang menguasai dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang mengusai kompetensi tersebut. Dijelaskan oleh Arifin 2009: 273 untuk menghitung daya pembeda DP setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan: DP = daya pembeda WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n = 27 X n Cara menghitung koefesien daya beda dijelakan oleh Arifin 2009: 274 untuk menginterpretasikan koefesien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria daya pembeda dibandingkan dengan 82 Tabel 3.6 kriteria koefensiensi daya pembeda Index of discrimination Item evaluation 0.40 and up Very good items 0.30-0.39 Reasonably good, but posibly subject to improvement 0.20-0.29 Marginal items, ussually needing and being subject to improvement Below -0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat observasi, wawancara, tes dan photo. 1. Observasi Pengamatan ini peneliti menggunakan lima prinsip dasar observasi seperti yang dikemukakan oleh Hopkin 1993 dalam Aunrrahman 2009: 20 yaitu perncanaan bersama, focus, membangun kriteria, keterampilan observasi, dan umpan balik. Perencanaan bersama adalah upaya membangun kesepakatan bersama antara peneliti dengan kolaborator yang membantu proses pengamatan selama kegiatan pembelajaran dilakukan. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati fokus yang akan diamati. Fokus yang akan diamati dalam proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Teknologi Informasi. 83 Hasil observasi merupakan data faktual yang dicatat secara cermat dan sistematis oleh peneliti dan kolaborator. Data tersebut disatukan dan diinterprestasikan bersama untuk diperoleh hasil observasi yang objektif dan dapat dipertanggung jawabkan yang merupakan balikan dari hasil observasi. Pelaksanaan observasi menggunakan bentuk observasi yang terstruktur, yaitu menggunkan instrument siap pakai, sehingga peneliti dan kolaborator hanya tinggal membubuhkan tanda √ pada tempat yang disediakan. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Perilaku Tanggung Jawab Siswa No Aspek Indikator No item 1. 2. Pro bono publico yaitu perilaku mengutamaka n kepentingan publik diatas kepentingan pribadi atau golongan Pro particia primus patrialis yaitu perilaku mengutamakan kepentingan negara atau kepentingan umum dan rela berkorban untuk negara atau kepentingan umum Bergotong royong Mematuhi tata tertib sekolah Tidak membuang sampah sembarangan Menjaga kekayaan sekolah Menjaga kelestarian sekolah. Membayar iuran sekolah secara rutin Menjaga nama baik sekolah, keluarga, dan pemimpin Menjaga berbagai simbol kenegaraan seperti bendera merah putih, lambang negara, lagu indonesia raya, foto resmi Presiden dan wakil presiden. Mau menjadi relawan sosial bila diperlukan Mau menjadi relawan untuk membela .negara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 84 2. Tes Alat evaluasi berbentuk tes tertulis pilihan ganda yang digunakan sebagai bahan gambaran yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dan perubahan aktivitas belajar pada proses pembelajaran. Tes dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajran dalam setiap siklus tindakan. 3. Alat Pengambilan Gambar atau Photo Alat pengambilan gambar atau photo digunakan dalam penelitian ini, karena dengan metode ini dapat merekam secara utuh tentang proses jalannya aktivitas pembelajaran, dengan melihat photo memungkinkan peneliti melihat kelemahan- kelemahannya sehingga dapat melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Photo juga dapat mempermudah untuk mengingat kembali peristiwa yang sudah terjadi, karena kemampuan mengingat peneliti sangat terbatas. Sehingga rekaman photo menjadi salah satu pelengkap data danmerupakan bagian penting dalam melaksanakan observasi maupun pencatatan berlangsungnya proses tindakan.

3.9. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995: 263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisi dalam beberapa tahap analisa, yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel 85 tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. Singarimbun, 1995: 266. a. Analisis Data Perilaku Tanggungjawab Perilaku tanggungjawab yang sesuai dengan yang diamati dalam lembar perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati perilakunya secara klasikal dalam setiap pertemuan, setelah dilakukan observasi kemudian dihitung jumlah perilaku siswa. Tabel 3.8 Lembar Observasi Perilaku Bertanggungjawab No Kategori Skor Frekuensi Keterangan 1 Bertanggung jawab 2 Kurang bertanggung jawab 3 Tidak Bertanggung jawab Keterangan: I = Interval kelas NR= Nilai Tertinggi NR= Nilai Terendah K = Kategori b. Analisis Data Hasil Belajar Pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan akan mendapatkan hasil yang lebih baik jika diukur dengan tes hasil belajar. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan bahan ajar modul diambil dari nilai tes siswa yang diberikan setelah proses pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 KOTA BARU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 63

PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG

0 12 75

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS DAN NHT UNTUK MENINGKATKAN LIFE SKILL SISWA DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 8 95

PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG

0 7 73

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Efektivitas Model Discovery Learning Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII H SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Pela

0 6 17

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Neg

0 3 16

Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII Semester Genap Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP

0 6 9

Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMP.

1 1 27

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IX-5 SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG Wahyudin SMP Negeri 14 Bandar Lampung ABSTRACT - View of Meningkatkan Hasil Belajar PKN dengan Model Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas

0 0 9

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMP

1 5 13