Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 mampu dan proaktif dalam mengaplikasikan hasil belajar dalam perilaku dan perilaku
di kehidupan sehari-hari, baik lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada kenyataan tidak semua peserta didik mau dan mampu memadukan atau menyeimbangkan antara penguasaan materi dengan perilaku dan prilakunya dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan harus mengembangkan anak didik agar mampu menolong dirinya sendiri, untuk itu anak didik perlu mendapatkan berbagai
pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasi, intelek, inisiatif, kreativitas, kehendak dan emosi.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah bidang studi PKn. Sebagai bidang studi
PKn membawa misi khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan yang pencapaiannya dibebankan kepada bidang studi tujuan- kurikuler,
dalam hal ini bidang studi PKn adalah membimbing generasi muda untuk mengembangkan
warga negara
yang cerdas
terampil, berkarakter
dan bertanggungjawab yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalamkebiasaan bertanggungjawab dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
Merujuk pada semua rumusan aturan normatif tersebut dapat dikemukakan bahwa
untuk dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mencapai tujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
5 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, perlu dikembangkan proses pendidikan yang bermutu,
membelajarkan sepanjang hayat, optimalisasi pembentukan kepribadian yang bermoral, akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, perilaku, nilai berdasarkan standar nasional dan global serta memperdayakan peran serta masyarakat.
Dalam konteks itulah maka perlu dilakukan upaya sistematis dan sistemik untuk
menjadikan sekolah sebagai wahana pengembangan warga negara yang bertanggungjawab melalui PKn. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan
suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu dilakukan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu caranya adalah
melalui PKn yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, sedini mungkin sehingga kelak menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
Proses pembelajaran dan penilaian dalam PKn pada umumnya lebih menekankan
pada dampak intruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja. Hakikatnya PKn tidak hanya
berlangsung dalam pembelajaran didalam kelas, melainkan pula melalui pendidikan secara lebih luas.
Diharapkan dengan mempelajari PKn siswa menjadi berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam mempelajari isi kewarganegaraan dan dapat bertanggungjawab
6 dalam tindakannya sehingga tidak terjadi salah mengartikan kata demokrasi dan
perilaku tanggungjawab yang seharusnya tetap pada kaidah-kaidah hukum, norma yang ada untuk menghargai dan menghormati kewajiban dan hak orang lain.
PKn diberikan kepada peserta didik untuk dapat mewujudkan peserta didik yang
bertanggungjawab tentu menemui hambatan yang kiranya dapat mempengaruhi akan hasil pemberian materi PKn, yang sudah tentu pula berpengaruh bagi kehidupan
dalam maupun luar sekolah, dapat di analisis bahwa hal tersebut akan berdampak sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran dan penilaian PKn lebih menekankan pada dampak
instruksional yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain hanya menekankan pada dimensi kognitif saja.
2. Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui perlibatannya secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas, sehingga berakibat pada miskinnya pengalaman belajar siswa yang bermakna untuk mengembangkan kehidupan dan perilaku siswa.
3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio pedagogis untuk
mendapatkan konstribusi yang signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktik pembiasaan prilaku dan keterampilan dalam
berkehidupan yang bertanggungjawab.
7 Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini mencoba menggunakan model
discovery learning model pembelajaran menemukan untuk meningkatkan perilaku
tanggung jawab peserta didik melalui pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil observasi tanggung jawab siswa di kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung, diperoleh data
sebagai berikut.
Tabel 1.1. Ciri-Ciri Perilaku Siswa yang Kurang Menunjukkan Tanggung Jawab.
No Kelas
Prilaku Siswa Keterangan
1 2
3 4
5 Kurang
bertanggu bgjawab
Cukup Bertanggu
ngjawab Sangat
Bertangg ungjawab
1 VIII A
1 1
2 √
2 VIII B
3 4
4 3
4 √
3 VIII C
13 8
15 6
16 √
4 VIII D
14 10
5 8
9 √
5 VIII E
2 3
2 4
2 √
6 VIII F
4 5
6 2
4 √
7 VIII G
3 5
6 2
4 √
8 VIII H
1 1
√ 9
VIII I 3
4 5
2 4
√ Sumber: Absensi harian siswa dan berdasarkan pengamatan dari bulan Juli-November
tahun 2015.
Keterangan Prilaku Siswa 1.
Siswa yang terlambat masuk sekolah 2.
Siswa jarang mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu 3.
Siswa yang tidak mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu 4.
Siswa yang belum menunaikan kewajiban seperti melaksanakn tugas piket dan upacara
5. Siswa yang ribut saat proses pembelajaran berlangsung
8 Berdasarkan Tabel 1.1. di atas menunjukkan bahwa masih ada dua kelas yang
memiliki tanggung jawab dalam kriteria kurang, lima kelas dalam kriteria cukup bertanggung jawab, dan 2 kelas dalam kriteria sangat bertanggung jawab. Dengan
demikian masih banyak siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung kurang memiliki perilaku Tanggungjawab sebagai pelajar dan sebagai warga Negara, yang dapat
diandalkan sebagai penerus bangsa, dan dapat melahirkan warga negara yang bertanggungjawab dan demokratis.
Salah satu faktor eksteren yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah model pembelajaran. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
model pembelajaran yang tepat, menarik dan melibatkan siswa untuk menemukan sendiri konsep yang sedang diajarkan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh
untuk melibatkan siswa dalam menemukan suatu konsep yaitu dengan model discovery learning
atau model pembelajaran menemukan, diharapkan agar dengan model pembelajaran ini hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Model discovery
learning sebagai sebuah teori belajar dapat didefinisikan sebagai belajar yang terjadi
bila pelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi siswa diharapkan untuk mengorganisasi sendiri.
Model discovery learning pembelajaran penemuan adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
9 Belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai dengan baik. Demikian pula dengan kegiatan belajar mengajar PKn akan berhasil, jika tujuan dari pengajaran PKn tercapai dengan baik pula.Agar tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik maka dibutuhkan model mengajar yang tepat. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama Pembelajaran
berlangsung. Penggunaan model discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.
Merubah modus ekspository, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri.
Penggunaan model discovery learning dipilih oleh peneliti karena metode ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku tanggungjawab peserta didik dalam proses
belajar mengajar, selain itu model discovery learning ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1.
Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitifpengenalan
siswa.
10
2.
Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi Individual sehingga dapat kokohmendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. dapat
membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
3.
Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kernampuannya masing-masing.
4.
Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
5.
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Model discovery learning ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan. Idealnya guru bertindak
sebagai fasilitator yang memberikan gambaran secara umum tentang materi pelajaran yang akan di bahas, kemudian siswa lebih berperilaku aktif untuk mengetahui lebih
dalam tentang materi yang di ajarkan. Sehingga dengan sendirinya siswa dapat menggambarkan dan mampu menyerap dengan maksimal materi yang diajarkan guru.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 41 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang standar proses, bahwa standar
proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.
11