Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Peneltian Klarifikasi Istilah

sosial sebagai pisau bedah dan makna semiotik pada perangkat adat serta melihat nilai-nilai kearifan lokal yang ada di dalamnya.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada kajian semiotik sosial untuk mengungkapkan semua tanda dan simbol yang terdapat pada teks hobar baik dari segi media yang digunakan selama prosesi dan mengungkapkan makna yang terkandung dalam teks tradisi lisan Martahi Karejo pada upacara perkawinan masyarakat Angkola yang direalisasikan terhadap makna interpersonal.

1.3 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah makna interpersonal direalisasikan dalam bahasa Angkola? 2. Bagaimanakah makna konteks situasi dikodekan ke dalam teks hobar? 3. Apakah makna semiotik yang terkandung dalam tradisi martahi karejo masyarakat Angkola?

1.4 Tujuan Peneltian

Berkaitan dengan masalah tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bagaimana makna interpersonal direalisasikan dalam bahasa Angkola. 2. Mendeskripsikan makna konteks situasi yang dikodekan dalam teks hobar. Universitas Sumatera Utara 3. Menjelaskan makna semiotik yang terkandung dalam tradisi martahi karejo masyarakat Angkola.

1.5 Manfaat Penelitian

Temuan penelitian dapat memberikan manfaat yang positif secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini memberikan manfaat terhadap perkembangan kajian ilmu linguistik dan semiotik. Secara praktis, penelitian memberikan manfaat kepada berbagai kalangan yaitu pembaca, dan para peneliti mengenai kearifan lokal yang ada di dalam masyarakat Angkola.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini membantu kita untuk lebih memahami tentang kebudayaan Angkola dan juga dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu linguistik khususnya kajian tradisi lisan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu kita untuk lebih memahami makna-makna perlengkapan adat yang dipakai dalam adat Martahi dalam masyarakat Angkola dan menjadi bahan pertimbangan serta referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan pengetahuan umum kepada kita tentang kebudayaan masyarakat Angkola, khususnya tentang martahi karejo. Selanjutnya, penelitian ini menjadi informasi kepada masyarakat bahwa daerah Angkola memiliki kebudayaan khususnya martahi karejo.

1.6 Klarifikasi Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk memperjelas dan memudahkan para pembaca dalam memahami maksud istilah Universitas Sumatera Utara tersebut. Berikut ini beberapa istilah beserta penjelasan yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini: 1 Anak boru, adalah kelompok keluarga yang dapat atau yang mengambil istri dari kelompok suhut. Nasution, 2012:15 2 Dalihan Na Tolu sebagai lembaga masyarkat adat mandailing yang terdiri dari suhut, serta kahangginya, mora dan anakboru, merupakan lembaga yang di dalam melaksanakan tugasnya saling menghargai, saling menghormati, saling menerima dan saling memberi. Nasution, 2012:24. 3 Harajaon adalah raja setempat di suatu kampung. 4 Hatobangon adalah para tetua yang ada di suatu kampong yang mewakili beberapa marga. 5 Hobar adalah berbicara dalam tutur sapa yang sangat khusus dan unik, antara barisan yang terdapat dalam dalian na tolu. Mini Kamus Bahasa Batak Angkola-Mandailing www.margasiregar.com. 6 Hombar suhut adalah kahanggi keluarga semarga dengan suhut Nasution, 2012:14 7 Kahanggi, yaitu golongan yang merupakan teman semarga atau teman serumpun menurut golongan marga. Nasution, 2012:8 8 Kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat Sibarani, 2012:112. Universitas Sumatera Utara 9 Martahi karejo adalah musyawarah yang dilaksanakan oleh masyarakat Angkola untuk menitipkan kerja kepada kerabat dan masyarakat setempat Nasution, 2012:1. 10 Mora, yaitu pihak keluarga yang memberi boru perempuan. Nasution, 2012:9 11 Orang kaya adalah moderator atau juru bicara dalam acara adat. 12 Raja Panusunan Bulung adalah orang yang menjadi pemimpin, serta yang berkuasa menurut adat di suatu kampung. Siregar, 1996:2 13 Semiotik atau Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda sign, berfungsi tanda, dan produksi makna Saragih, 2011:12. 14 Semiotika sosial adalah bahasa mencakupi unsur bahasa dan hubungan bahasa dengan unsur konteks yang berada di luar bahasa sebagai konteks linguistik dan konteks sosial Halliday 1978. 15 Suhut, adalah orang yang mengadakan pesta atau hajatan. Nasution, 2012:14. 16 Tradisi lisan adalah berbagai pengetahuan dan istiadat yang secara turun temurun disampaikan secara lisan, tidak hanya berupa cerita, mitos, dan dongeng, tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya seperti kearifan lokal, sistem nilai, sistem kepercayaan dan religi serta berbagai hasil seni Pudentia, 2008:184. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI

2.1 Konsep tradisi martahi karejo

Pada bab ini dideskripsikan hasil penelitian tentang martahi pada upacara adat masyarakat Angkola dan menjelaskan bentuk-bentuk martahi yang dilaksanakan sebelum acara pernikahan. Serta menjelaskan hubungan konteks budaya dan konteks situasi pada acara martahi karejo. Beberapa proses upacara martahi karejo pada masyarakat Angkola yakni 1 tahi ungut-ungut atau tahi ulu ni tot, 2 tahi unung-unung sibahue atau unung-unung bodat, 3 tahi sabagas atau tahi dalihan na tolu, 4 tahi sahuta pasahat karejo, 5 tahi godang dan 6 tahi haruaya mardomu bulung atau maralok-alok haruaya bulung.

2.1.1 Jenis-jenis Martahi

1. Tahi ungut-ungut atau tahi ulu ni tot

Tahi ini disebut sebagai martahi ungut-ungut, pada tahap ini biasanya terjadi musyawarah antara suami istri yang dilakukan di dapur pada saat istri sedang memasak dan suami sedang minum kopi duduk disebelahnya, kemudian istrinya menceritakan tentang anak perempuan mereka. Tahi ini dilaksanakan antara suami dan istri di dalam rumah, mereka ingin menyampaikan kepada kahanggi dan anakboru bahwasanya anak perempuan mereka telah dilamar, oleh karena itu suami istri tersebut ingin meminta pendapat kepada kahanggi dan anakborunya mengenai calon menantu dan keluarganya. 11 Universitas Sumatera Utara