2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian sebelumnya tentang Analisis Semiotika, adalah pada upacara Perkawinan “Ngerje” Kajian Estetika Tradisional Suku Gayo Di Dataran Tinggi
Gayo Kabupaten Aceh Tengah Rida Safuan Selian 2007. Upacara adat ini mengkaji makna simbolik dan estetika yang terdapat pada upacara perkawinan
ngerje masyarakat Gayo.Upacara perkawinan ngerje masyarakat Gayo ini merupakan salah satu upacara yang berkaitan dengan daur hidup yaitu kelahiran,
khitanan, perkawinan, dan kematian yang ada dalam kehidupan masyarakat Gayo. Upacara perkawinan ini untuk mengetahui faktor estetika dan ekstra estetis
melalui simbol-simbol yang digunakan dalam upacara perkawinan dan melihat proses sosialisasi nilai-nilai yang terdapat di dalamnya.
Kontribusi yang diperoleh dari penelitian di atas juga masih relevan, seputar analisis semiotika, dan mengkaji makna simbolik dan estetika yang terdapat pada
upacara perkawinan, hanya saja pada penelitian di atas terjadi pada upacara perkawinan ngerje masyarakat Gayo, sementara penelitian ini mengkaji tentang
tradisi martahi karejo pada masyarakat Angkola. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati 2008 tentang
Analisis Semiotika dalam upacara ritual jamuan laut Di Jaring Halus mengenai fenomena social berkaitan dengan makna upacara jamuan laut dan unsur-unsur
yang terdapat dalam ritual. Upacara jamuan laut ini mempunyai tahap tahap pada ritualnya dan memiliki perangkat adat yang dilaksanakan dalam ritual jamuan laut
tersebut. Perangkat adat tersebut dianalisis dan dimaknai secara semiotik.
Universitas Sumatera Utara
Kontribusi yang diperoleh dari penelitian di atas masih relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seputar analisis semiotika dalam upacara
ritual jamuan laut Di Jaring Halus mengenai fenomena sosial berkaitan dengan makna upacara jamuan laut dan unsur-unsur yang terdapat dalam ritual, sementara
penelitian ini mengkaji tentang tradisi martahi karejo masyarakat Angkola. Penelitian Analisis Semiotik lainnya adalah Tradisi Bermantra Pagar Diri
Di desa Ujung gading Julu Kabupaten padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara oleh Yunita 2011, memaknai mantra pagar diri memiliki fungsi, bentuk
dan nilai budaya tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun untuk maksud dan tujuan tertentu. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya
sampai sekarang dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Kajian semiotik perlengkapan yang digunakan dalam ritual pagar diri yang menggali nilai
kearifan lokal dalam mantra kehidupan sosial masyarakat yang diatur oleh nilai- nilai budaya yang bersumber pada adat dan tradisi yang berlaku pada masyarakat
tersebut. Keterikatan warga masyarakat terhadap adat istiadat tercermin dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kontribusi yang diperoleh dari penelitian di atas masih relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seputar analisis semiotika dalam kearifan
lokal dalam mantra kehidupan sosial masyarakat yang diatur oleh nilai-nilai budaya yang bersumber pada adat dan tradisi yang berlaku pada masyarakat di
desa Ujung gading Julu Kabupaten padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara, sementara penelitian ini mengkaji tentang tradisi martahi karejo masyarakat
Angkola.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga dengan Pendekatan Semiotik Sosial oleh
Harbi 2013 mendeskripsikan makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat
pesisir Sibolga dan kearifan lokal yang terkandung pada proses baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga.
Kontribusi yang diperoleh dari penelitian di atas masih relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seputar analisis semiotika
mendeskripsikan makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat pesisir
Sibolga dan kearifan lokal yang terkandung pada proses baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga, sementara
penelitian ini mengkaji tentang tradisi martahi karejo masyarakat Angkola dan merealisasikannya ke dalam makna interpersonal.
Dari keseluruhan sudut data hasil pada penelitian terdahulu umumnya membahas tentang upacara adat di Nusantara yang mempunyai makna-makna dan
nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam upacara adat dan perangkat adat yang masih dipakai dalam upacara perkawinan. Hal tersebut memberikan
kontribusi yang relevan dengan penelitian ini yaitu, upacara adat martahi karejo dalam masyarakat Angkola. Penelitian-penelitian di atas memberikan kontribusi
dari beberapa hal yaitu pada teori yang digunakan yaitu makna-makna semiotik yang terkandung pada teks lisan, dan bagaimana teks tersebut disampaikan
berdasarkan konteks sosial yang meliputi konteks situasi dan konteks budaya.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian di atas, data penelitian yang digunakan yakni sama-sama memanfaatkan sumber data lisan. Selanjutnya pada tataran metode penelitian ini
memanfaatkan metode kualitatif dan metode tradisi lisan. Metode kualitatif digunakan sebagai metode penelitian untuk memperoleh pemahaman tentang
tradisi lisan upacara adat martahi karejo dalam masyarakat Angkola.
2.8 Kerangka Teori