tradisi martahi karejo pada upacara adat perkawinan masyarakat Angkola. Hasil pemotretan ataupun rekaman tersebut kemudian akan disimpan dalam bentuk
dokumentasi, kemudian hasil rekaman akan ditranskip untuk mendapatkan data teks yang dianalisis untuk kepentingan penelitian ini. Bungin 2011:124,
mengatakan metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. 4.
Kepustakaan Dalam mendukung data penelitian, bahan bacaan dan informasi dari buku,
majalah, koran, karya ilmiah, internet, dokumentasi, dan album. Semua data ini membantu dan melengkapi data primer yang diperoleh dari hasil rekaman video
dan wawancara. Kepustakaan ini dilakukan untuk mendukung penelaahan dari sejumlah buku yang ada kaitannya dengan penelitian adat martahi karejo pada
upacara perkawinan masyarakat Angkola.
3.5 Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu mengumpulkan data informasi secara fakta yang
diperoleh melalui hasil wawancara selanjutnya mengklasifikasi data yang penting dan penyusunan dilakukan secara sistematis. Menurut Miles dan Huberman
1992:429 mengemukakan analisis data merupakan proses penyusunan atau pengolahan data agar dapat ditafsirkan lebih lanjut. Data yang baru di dapat terdiri
dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumen harus dianalisis terlebih dahulu agar dapat diketahui maknanya dengan
Universitas Sumatera Utara
cara menyusun data, menghubungkan data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
Untuk menganalisis data di mulai dengan reduksi data yang didapat dan mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan. Data yang dikumpulkan
tersebut di dapat dengan cara wawancara dan observasi. Peneliti juga mentranskrip data martahi karejo yang telah terkumpul lalu menterjemahkan teks
ke dalam bahasa Indonesia. Setelah data diterjemahkan lalu dimaknai sesuai dengan teori yang digunakan dan kemudia melihat kearifan lokal yang ada di
dalam tradisi martahi karejo pada masyarakat Angkola.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Realisasi Makna Interpersonal Tradisi
Martahi Karejo Dalam Masyarakat Angkola
Bagian ini membahas tentang realisasi makna interpersonal yang terdapat pada teks hobar tradisi martahi karejo pada masyarakat Angkola yang meliputi
Subjek yakni pelaku, Predikator yakni apa yang disampaikan dan Keterangan yakni bagaimana sesuatu disampaikan dan untuk apa sesuatu disampaikan.
Berdasarkan kerangka teori yang sudah disampaikan sebelumnya, langkah selanjutnya menentukan makna konteks sosial dari masing-masing situasi dan
budaya martahi karejo pada masyarakat Angkola. Dari bentuk bahasa yang digunakan dalam tradisi martahi karejo, genre martahi karejo mengandung
pidato, dan pribahasa. Pemaknaan dilakukan terhadap masing-masing, pidato dan pribahasa. Setiap pemaknaan mengandung nilai budaya bahasa Angkola yang
penuh tanda-tanda semiotik. Pada bagian ini dijelaskan dengan rinci makna teks yang terdapat pada martahi karejo pada adat masyarakat Angkola.
Langkah selanjutnya menentukan makna teks Hobar dan makna konteks sosial dari masing-masing situasi dan budaya Martahi Karejo pada upacara
pernikahan adat masyarakat Angkola. Bentuk teks bahasa dalam tradisi Martahi Karejo, meliputi berpidato, dan berperibahasa. Pemaknaan teks dilakukan
terhadap masing-masing baris teks pidato dan peribahasa yang diujarkan mengandung nilai budaya masyarakat Angkola dan makna semiotiknya.
48
Universitas Sumatera Utara