Teknik Reportase Landasan Teoretis

2.2.2 Teknik Reportase

Sehubungan dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, seorang guru diharapkan mampu menciptakan proses pembelajaran yang hidup. Pembelajaran yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan diluar kelas. Pembelajaran di luar kelas sangat dimungkinkan untuk memperdalam pembelajaran. Oleh sebab itu, kehadiran teknik pembelajaran sangat diperlukan dalam memperlancar proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Menurut Sapani 1998:32 menyatakan teknik pembelajaran adalah cara- cara melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan khusus saat itu. Teknik pembelajaran menurut Haryadi 2007:6 merupakan implementasi dari metode dalam kegiatan belajar mengajar, teknik mengacu pada siasat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru, baik di luar maupun di dalam kelas dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran yang disajikan secara khusus agar memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangat beragam. Tepat atau tidaknya suatu teknik pembelajaran harus disesuaiakan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Salah satu teknik pembelajaran yang sesuai diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah teknik reportase. Adapun pengertian teknik reportase adalah sebagai berikut. Menurut Syamsul dalam Komaidi 2007:119 menyatakan teknik reportase adalah seorang wartawan pencari berita datang ke tempat kejadian perkara TKP untuk mencari informasi untuk dibuat berita. Menurut Zaenudin 2007:147 mengemukakan teknik reportase adalah wartawan melakukan observasi langsung terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan dengan cara melihat, mendengar, dan bahkan merasakan apa yang terjadi. Menurut Badjuri 2010:73 menyatakan teknik reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsur berita, dari berbagai sumbernarasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita produk. Menurut Oetama menyatakan teknik reportase adalah bentuk peliputan peristiwa yang menjelaskan permasalahan dari berbagai segi dan dalam konteks selengkap mungkin dalam http:communicareinstitute.com?p=35. diunduh pada 1 November 2010. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian teknik reportase adalah suatu bentuk peliputan berita yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat, mendengar, dan bahkan merasakan apa yang terjadi agar terkumpul fakta-fakta tentang unsur berita dari berbagai segi dan konteks yang selengkap mungkin. Teknik reportase sangat bermanfaat dalam pembelajaran menulis teks berita. Dengan melihat, mendengar, mengamati, bahkan merasakan langsung, diharapkan teknik reportase dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menulis teks berita. Termotivasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran serta siswa merasakan terlibat langsung sehingga akan lebih mudah menuangkan ide, perasaan, gagasan ke dalam sebuah berita. Menurut Arismunandar dalam http:www.wikimu.comNewsDisplay News.aspx?id=9801 diunduh pada 1 November 2010 menyatakan bahwa teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai para jurnalis. Reportase merupakan bagian terpenting dari pemberitaan karena dari sinilah realitas dalam media tersebut diciptakan dan diawali di sini. Bagi media yang mempunyai etika dalam jurnalistik reportase adalah lahan untuk membuktikan dan menjadikan cover both side dan dijadikan bagian verifikasi mengecek kebenaran suatu informasi atau berita. Menurut Prabu dalam http:ramaprabu.multiply.comjournalitem12 diunduh pada 1 November 2010 menyatakan langkah-langkah melakukan reportase atau news gathering meliputi wawancara, obervasi lapangan, dan riset dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan sumber yang tepat dan cermat, tidak sekadar yes no question melainkan menggali informasi atau klarifikasi untuk menghindari libelling. Observasi lapangan dan riset dokumentasi adalah bumbu untu menambah bobot laporan dari proses reportase. Menurut Ermanto 2005:139 langkah-langkah dalam melakukan reportase, yaitu 1 memilih permasalahan, peristiwa, atau kegiatan yang mempunyai nilai berita, 2 menentukan permasalahan-permasalahan pokok dari tujuan reportase, 3 mengumpulkan data dan fakta, baik melalui pengamatan langsung, informasi lisan dengan wawancara orang-orang terkait, maupun melalui informasi tertulis yang ada, 4 data-data yang telah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis serta diinterprestasikan, dan 5 menyusun data hasil reportase dalam bentuk teks berita. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan langkah penerapan teknik reportase dalam pembelajaran menulis teks berita adalah siswa ke luar kelas dan melakukan perencanaan objek tujuan reportase, serta menentukan permasalahan pokok dari objek tersebut, lalu siswa mengumpulkan fakta-fakta dengan melihat, mendengar, merasakan, dan mengamati objek yang dilihatnya bahkan jika perlu melakukan wawancara serta riset dokumentasi. Setelah itu, siswa melakukan analisis terhadap hasil reportase lalu menuliskanya dalam bentuk berita.

2.2.3 Model Student Facilitator and Explaning

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 25

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI STRATEGI PAIKEM PADA KELAS VIII B Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Strategi Paikem Pada Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupate

0 2 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS VIII D Peningkatan Ketrampilam Menulis Teks Berita dengan Teknik Peta Pikiran Pada Siwa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI BELAJAR KOOPERATIF MODEL KUASAI PADA SISWA KELAS VIII E PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI BELAJAR KOOPERATIF MODEL KUASAI PADA SISWA KELAS VIII E SMPN 2 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJAR

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA SMP Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa SMP Negeri 2 Geyer Tahun Ajaran 2011/2012 (

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 2 14