1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 menyebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas VIII SMPMTs
adalah menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Oleh karena itu, kompetensi tersebut semestinya dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, pada
kenyataanya masih banyak siswa yang belum mampu menguasai kompetensi dasar tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMP N 3 Kajen, khususnya di kelas VIII menunjukkan bahwa keterampilan siswa
dalam menulis teks berita masih kurang maksimal. Siswa di kelas VIII masih ada yang belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal. Kriteria Ketuntasan
Minimal untuk menulis teks berita adalah 70, adapun nilai rata-rata kelas dari 5 kelas yang ada di SMP N 3 Kajen untuk keterampilan menulis teks berita
mencapai nilai 75. Nilai rata-rata kelas tertinggi ada pada kelas VIII A dengan nilai rata-rata kelas 80, dengan persentase ketercapaian KMM 94. Nilai rata-rata
kelas terendah pada kelas VIII E dengan nilai rata-rata kelas 61,75 dengan persentase ketercapaian KMM 37,5.
Pada umumnya siswa mengganggap menulis merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, tetapi masih banyak siswa yang merasa kesulitan menuangkan
ide ke dalam bentuk tulisan sesuai kriteria penulisan teks berita. Hal ini terbukti
pada setiap guru memberikan tugas membuat teks berita, banyak siswa yang tidak bisa menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
Saat proses pembelajaran menulis teks berita berlangsung sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika mencari dan menentukan bahan pemberitaan.
Mereka bingung hal apa yang akan mereka tulis untuk bahan pembuatan berita. Selama pembelajaran siswa tidak berhadapan langsung dengan objek
pemberitaan, sehingga siswa hanya mengandalkan anggan-anggan mereka untuk menyusun bahan pemberitaan. Selain itu, masih banyak siswa yang mengalami
kesalahan saat penulisan teks berita terutama dari aspek keruntutan pemaparan. Siswa belum mampu merangkai bahan pemberitaan sesuai dengan pola piramida
terbalik. Aspek yang lain seperti kelengkapan unsur berita, penggunaan kalimat, pilihan kosakata, kemenarikan judul, dan ketepatan penggunaan EYD serta tanda
baca juga perlu mendapat perhatian karena siswa belum sepenuhya menguasai aspek tersebut.
Dari segi emosional terkadang saat proses pembelajaran berlangsung tercipta keadaan di mana siswa mengalami ketakutan tersendiri pada saat mereka
menulis. Mereka takut kalau tulisan yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan tulisan yang diidealkan dalam penjelasan guru. Akibatnya, mereka menjadi sangat
hati-hati dalam menulis sehingga produktivitas berbahasanya menjadi rendah. Selain itu, banyak siswa melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
pembelajaran menulis teks berita, seperti berbicara pada teman, tidur, bercanda, dan lain-lain. Serta siswa kurang berpartipasi dalam tanya jawab, diskusi
kelompok, kurang bersemangat, dan sulit berkonsentrasi saat pembelajaran
menulis teks berita berlangsung. Siswa sering tidak memperhatikan materi yang diajarkan guru karena merasa bosan hanya mendengarkan ceramah yang panjang.
Pembelajaran masih terfokus kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Pada saat pembelajaran menulis teks berita guru hanya
menerangkan hal- hal yang berkenaan dengan teori menulis teks berita, seperti; pengertian berita, unsur-unsur dalam berita, dll. Guru menyuruh siswa untuk
melihat contoh teks berita hanya di LKS saja, setelah itu guru menyuruh siswa untuk menulis teks berita tentang hal-hal yang aktual. Adapun evaluasi yang
dilakukan oleh guru adalah dengan cara menyuruh siswa membacakan hasil teks berita yang telah siswa buat. Dilihat dari hal tersebut, maka dapat dikatakan guru
belum menerapkan model pembelajaran dan teknik pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran menulis teks berita.
Berdasarkan problematika pembelajaran menulis teks berita di SMP N 3 Kajen sudah jelas bahwa pembelajaran yang dilakukan belum maksimal karena
selama proses pembelajaran berlangsung belum melibatkan siswa secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional. Penerapan serta penggunaan
cara baru atau suatu teknik dan model pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang selama ini berlangsung harus diterapkan sebagai upaya untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Hal tersebut bertujuan agar siswa memperoleh cara belajar baru untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita
mereka sehingga tercapai proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik, dan juga bermutu tinggi.
1.2 Identifikasi Masalah