Perencanaan Tindakan Proses Tindakan Siklus II

beberapa siswa yang mencontek saat mengerjakan tugas dari guru, mengobrol saat guru memberikan penjelasan, gaduh saat diskusi, malas mencatat, pasif dalam diskusi, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, dll. Saat proses pembelajaran menulis teks berita siklus I kebanyakan siswa masih kurang berminat mengikuti pembelajaran, hal tersebut dikarenakann siswa masih menganggap menulis teks berita sulit dan membosankan. Hasil tindakan siklus I baik dari segi proses maupun dari segi hasil belum memenuhi KKM dan persentase keberhasilan yang ditetatapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan siklus II untuk menperbaiki hasil tindakan siklus I.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Proses tindakan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, yaitu tentang kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran. Pada siklus II diberikan alternatif untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Proses tindakan pada siklus II terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II berdasarkan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti merencanakan rencana pembelajaran yang merupakan perbaikan dari siklus I. Kekurangan yang terdapat dalam siklus I diperbaiki dalam siklus II. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk perencanaan pada siklus I. 1. Membuat perbaikan rencana pembelajaran menulis teks berita dengan teknik reportase melalui model student facilitator and explaining yang materinya lebih fokus pada teknik penulisan teks berita yang baik dan benar. 2. Mempersiapkan objek reportase yang lebih menarik, yaitu objek yang berada di luar lingkungan sekolah sehingga bahan pemberitaan lebih menarik lagi. 3. Mempersiapkan lembar nontes yang meliputi lembar observasi, lembar wawancara, angket, dan pedoman dokumentasi. 4. Menyiapkan perangkat tes menulis teks berita yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II. 5. Memberikan pengawasan yang lebih, agar siswa mampu memahami hal-hal yang disampaikan oleh guru berkenaan dengan menulis teks berita.

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan pada siklus II merupakan umpan balik tindakan pada siklus I. penelitian masih menggunakan teknik reportase melalui model student facilitator and explaining, dengan materi lebih difokuskan pada cara penulisan teks berita yang benar. Pada tahap tindakan juga meliputi tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tindakan siklus II yang harus diikuti siswa sebagai berikut. a. Tahap pendahuluan, antara lain 1 guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, 2 guru bertanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam menulis teks berita dan mengaitkanya dengan materi pembelajaran hari ini, 3 guru menyampaikan tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis teks berita, dan 4 guru menyampaikan garis besar langkah-langkah pembelajaran menulis teks berita pada hari ini. b. Tahap inti pembelajaran, mencakupi 1 guru bertanya jawab dengan siswa mengenai penulisan teks berita yang benar , 2 guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan membagikan 4 teks berita milik siswa yang nilainya paling bagus kepada tiap-tiap kelompok , 3 siswa mencermati dan mengidentifikasi teks berita tersebut, lalu menentukan cara penulisan teks berita yang benar, 4 guru juga membagikan potongan wacana berita untuk disusun siswa sesuai dengan pola piramida terbalik dan untuk disunting , 5 siswa mengembangkan materi hasil diskusi lalu mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada teman yang lain, 6 siswa yang lain memberikan tanggapan, 7 guru menyimpulkan hasil diskusi, 8 guru memberikan penguatan materi tentang cara penulisan teks berita yang benar, 9 siswa mendapat tugas dari guru untuk membuat teks berita, 10 siswa secara berkelompok ke luar kelas lalu memilih objek reportase permasalahan, peristiwa, kegiatan, dll. yang mempunyai nilai berita yang ada di luar lingkungan sekolahan , 11 siswa menentukan permasalahan-permasalahan pokok dari tujuan reportase, 12 siswa mengumpulkan data dan fakta, baik melalui pengamatan langsung, informasi lisan dengan wawancara orang-orang terkait, maupun melalui informasi tertulis yang ada, 13 siswa kembali ke dalam kelas lalu mengumpulkan data- data yang telah diperoleh untuk dikelompokkan dan dianalisis serta diinterprestasikan, 14 siswa secara berkelompok menceritakan secara singkat kegiatan reportase yang telah mereka lakukan dan menyampaikan pokok- pokok hasil reportase yang telah mereka dapat, 15 siswa anggota kelompok lain menanggapi kesesuaian antara pokok hasil reportase dan fakta dilapangan, 16 guru memberikan tanggapan mengenai kesesuaian antara pokok hasil reportase yang diperoleh siswa dengan fakta yang ada di lapangan, 17 siswa merangkai data pokok-pokok berita menjadi teks berita, 18 siswa menyunting hasil pekerjaan milik teman, dan 19 siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. c. Tahap penutup, yaitu 1 guru dan siswa memberikan simpulan mengenai pembelajaran hari ini, 2 guru dan siswa melakukan refleksi, 3 guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran teks berita yang telah berlangsung, dan 4 guru memberikan tugas kepada siswa untuk banyak membaca referensi-referensi yang berkaitan dengan menulis teks berita.

3.1.2.3 Observasi

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 25

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI STRATEGI PAIKEM PADA KELAS VIII B Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Strategi Paikem Pada Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupate

0 2 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS VIII D Peningkatan Ketrampilam Menulis Teks Berita dengan Teknik Peta Pikiran Pada Siwa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI BELAJAR KOOPERATIF MODEL KUASAI PADA SISWA KELAS VIII E PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI BELAJAR KOOPERATIF MODEL KUASAI PADA SISWA KELAS VIII E SMPN 2 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJAR

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA SMP Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa SMP Negeri 2 Geyer Tahun Ajaran 2011/2012 (

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 2 14