Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan

3.2.2.3.3 Tahap Penyelesaian

Tahap ini merupakan tahap akhir dari semua proses dalam pembuatan kue nastar substitusi tepung gembili. Pada tahap penyelesaian ini tahap pengemasan. 1 Pengemasan Kemasan yang digunakan untuk membungkus kue nastar substitusi tepung gembili adalah toples makanan untuk menjaga kue agar teksturnya tidak berubah. Berikut ini adalah skema pembuatan kue nastar substitusi tepung gembili. Gambar 3.2 Skema Pembuatan Kue Nastar Substitusi Tepung Gembili 3.3 Metode Pengumpulan Data Tahap Persiapan Pemilihan bahan Penimbangan Bahan Tahap Pelaksanaan Pengemasan Tahap Penyelesaian Pengovenan Pencetakan Penimbangan pencampuran Pendinginan Penyediaan alat pengemasan Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk memperoleh data terhadap variabel yang diteliti. Metode pengumpulan data didalam eksperimen ini metode penilaian meliputi penilaian subjektif dan penilaian objektif.

3.3.1 Penilaian Subjektif

Penilaian subjektif pada prinsipnya dapat dilakukan oleh semua orang dan akan diperoleh hasil yang berbeda-beda mengingat tingkat kepekaan manusia berbeda-beda karena penilaian subjektif menggunakan alat indera manusia yaitu penglihatan, peraba, perasa dan pembau. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas kue nastar substitusi tepung gembili. Penilaian subjektif meliputi dua macam yaitu uji inderawi dan uji organoleptik.

3.3.1.1 Uji Inderawi

Uji inderawi adalah pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan mempergunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, pembau, perasa dan pendengar Bambang Kartika dkk, 1988:2. Untuk melaksanakan pengujian inderawi diperlukan instrumen sebagai alat ukur yaitu panelis agak terlatih dengan mengetahui tentang cara-cara penilaian yang meliputi penilaian terhadap tekstur, aroma, warna dan rasa Dalam penelitian ini uji inderawi dilakukan dengan menggunakan tipe skoring. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kualitas masing-masing sampel dengan menggunakan empat klasifikasi yaitu tekstur, warna, aroma, dan rasa dengan menggunakan teknik skoring. Teknik skoring digunakan untuk menilai kualitas sampel berdasarkan sifat atau karakteristik yang dimiliki. Sifat atau karakteristik sampel terdiri dari 4 tingkatan, yaitu untuk paling baik diberi skor 4 dan kurang baik diberi skor 1, untuk lebih jelasnya skor masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut: 1 Tekstur Skor 4 : Remah Skor 3 : Cukup remah Skor 2 : Kurang remah Skor 1 : Tidak remah 2 Rasa Manis Skor 4 : Manis Skor 3 : Cukup manis Skor 2 : Kurang manis Skor 1 : Tidak manis 3 Rasa Gurih Skor 4 : Gurih Skor 3 : Cukup gurih Skor 2 : Kurang gurih Skor 1 : Tidak gurih 4 Rasa Asin Skor 4 : Asin Skor 3 : Cukup asin Skor 2 : Kurang asin Skor 1 : Tidak asin 5 Warna Skor 4 : Kuning keemasan Skor 3 : Cukup kuning keemasan Skor 2 : Kuning kecoklatan Skor 1 : Coklat 6 Aroma Skor 4 : Harum khas kue nastar Skor 3 : Cukup harum khas kue nastar Skor 2 : Kurang harum khas kue nastar Skor 1 : Tidak harum khas kue nastar Tabel. 3.3 Interval skor

3.3.1.2 Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan pengujian yang panelisnya cenderung melakukan penilaian berdasarkan kesukaan Bambang Kartika dkk, 1988 :4. Dalam pengujian ini panelis mengemukakan responnya yang berupa suka atau tidak suka terhadap sifat produk yang diujikan yaitu kue nastar substitusi tepung gembili. Pada pengujian organoleptik ini menggunakan 4 kategori kesukaan yaitu : 1 Suka skor 4 2 Cukup suka skor 3 Interval skor Tekstur Rasa manis Rasa gurih Rasa asin Warna Aroma 1-1,74 Tidak remah Tidak manis Tidak gurih Tidak asin Coklat Tidak harum khas kue nastar 1,75-2,49 Kurang remah Kuran g manis Kuran g gurih Kurang asin Kuning kecokla tan Kurang harum khas kue nastar 2,50-3,24 Cukup remah Cuku p manis Cuku p gurih Cukup asin Cukup kuning keemas an Cukup harum khas kue nastar 3,25-4,00 Remah Manis Gurih Asin Kuning keemas an Harum khas kue nastar