Model Pembelajaran Experiential Learning

diketahui dan ditanyakan sesuai permasalahan dalam soal; 2 basis for meaningful action, dengan kriteria yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis rumus, langkah-langkah, dan alasan-alasan dalam menyelesaikan permasalahan; 3 interpretation of arguments using mathematics, dengan kriteria yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyatakan permasalahan ke dalam bentuk kalimat matematika, kemampuan siswa dalam menyatakan permasalahan ke dalam bentuk gambar matematis, kemampuan siswa dalam menyatakan gambar matematis ke dalam bentuk kalimat matematika, serta kemampuan siswa dalam menulis simpulan berdasarkan hasil penyelesaian yang diperoleh; 4utilization of mathematical problem solving in conjunction with other forms of analysis, dengan kriteria yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menggunakan hasil penyelesaian yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan lain. Di dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mengarahkan siswa untuk mencapai indikator komunikasi matematis yang telah diuraikan di atas. Indikator tersebut dicapai melalui kegiatan menemukan rumus keliling dan luas segiempat serta latihan soal terkait keliling dan luas segiempat yang sesuai dengan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Model Pembelajaran Experiential Learning

Menurut Carthy et.al 2010: 132, ELT Experiential Learning Theory mendefinisikan pembelajaran sebagai proses dimana ilmu pengetahuan dibangun melalui transformasi pengalaman. Dapat dikatakan bahwa dalam teori Experiential Learning, ilmu pengetahuan diperoleh oleh siswa melalui proses penemuan oleh diri mereka sendiri. Kolb 2008: 3-4 menjelaskan tentang enam dasar teori Experiential Learning, yaitu: 1 pembelajaran merupakan suatu proses dimana fokus utama adalah mengikutsertakan siswa di dalam kegiatan pengembangan pengetahuan, pemberian umpan balik terhadap hasil usaha siswa, dan membangun kembali pengalaman siswa yang telah diperoleh sebelumnya; 2 seluruh pembelajaran adalah pengulangan, yaitu bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses pembangunan pengetahuan oleh siswa yang terus berlangsung sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru melalui proses perpaduan dan penyaringan gagasan; 3 pembelajaran menghendaki kegiatan pemecahan masalah dari berbagai perbedaan pendapat yang menjadi bagian dari proses pembelajaran; 4 pembelajaran merupakan proses adaptasi yang tidak hanya dilandasi oleh kesadaran namun melibatkan cara berpikir, perasaan, kebutuhan, dan tingkah laku yang semua itu mencakup adaptasi terhadap metode pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kreativitas; 5 pembelajaran merupakan hasil dari transaksi yang sinergik antara manusia dan lingkungan; dan 6 pembelajaran merupakan proses pembangunan pengetahuan. Mughal 2011:29, menjelaskan empat tahapan dalam prosedur pembelajaran Experiential Learning, yang ditunjukkan dalam siklus berikut. Gambar 2.1. The Experiential Learning Cycle Mughal 2011: 30 menjabarkan keempat tahapan dalam model Experiential Learning sebagai berikut: 1 concrete experience pengalaman konkrit, yaitu individu menggali pengetahuan prasyarat yang pernah diperoleh sebelumnya untuk ; 2 reflective observation pengamatan reflektif, yaitu proses pembelajaran yang melibatkan individu dalam mengembangkan pengetahuan dengan menggali berbagai informasi baru dari lingkungan; 3 abstract conceptualization konseptualisasi abstrak, individu menggunakan hasil dari pengalamannya pada tahap observasi reflektif menjadi sebuah teori baru yang lebih berarti; dan 4 active experimentation percobaan aktif, yaitu individu memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk aktivitas lain dalam lingkugannya. Penjabaran tahapan-tahapan dalam model Experiential Learning pada penelitian ini sebagai berikut: 1 tahap pengalaman konkrit, yaitu siswa membayangkan dan menyebutkan benda-benda di sekitarnya yang berhubungan dengan objek pada materi pembelajaran serta siswa dibimbing oleh guru menggali pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari; 2 tahap pengamatan reflektif, yaitu tahap dimana siswa memanfaatkan media yang terdapat di lingkungan belajarnya untuk menemukan konsep dari materi yang dipelajari; 3 tahap konseptualisasi abstrak, yaitu tahap dimana siswa memperoleh pengetahuan baru berdasarkan hasil pengamatan pada tahap sebelumnya serta menuangkan ide yang diperolehnya melalui kegiatan pengamatan reflektif menjadi suatu konsep yang baku; dan 4 tahap percobaan aktif active experimentation, yaitu tahap dimana siswa menggunakan konsep yang diperolehnyauntuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang relevan dengan materi tersebut. Sintaks model Experiential Learning ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2. Sintaks model Experiential Learning. Fase Kegiatan GuruSiswa Fase 1: Pengalaman konkrit. Siswa diminta untuk mengemukakan pengalaman mereka sesuai dengan topik. Fase 2: Pengamatan reflektif. Guru melakukan demonstrasi sederhana. Guru mengarahkan siswa untuk menjawab mengapa dan bagaimana hal tersebut terjadi. Fase 3: Konsepsi abstrak. Guru meminta siswa mencoba mengasimilasi dan menyaring observasi dan refleksi ke dalam teori atau konsep. Guru mengajak siswa menggunakan logika dan pikiran untuk memahami situasi dan masalah. Fase 4: Percobaan aktif. Siswa menggunakan teori selama konsepsi abstrak untuk berhipotesis. Guru mengajak siswa berkelompok untuk melakukan eksperimen. Siswa melalukan eksperimen untuk membuktikan hipotesisnya. Siswa diminta untuk menghubungkan hasil eksperimen dengan konsep yang telah diperoleh pada tahap konsepsi abstrak. Sumber: Nuh 2012: 18

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray