Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

menggunakan model kooperatif TS-TS dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Penelitian yang dilakukan oleh Sodri 2012 b erjudul “Upaya Peningkatan Komunikasi Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis LKS pada Pokok Bahasan Segitiga”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model problem solving berbasis LKS dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Penelitian yang dilakukan oleh Ramellan et.al 2012 berjudul “Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pembelajaran Interaktif”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa penggunaan LKS dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari 2015 berjudul “Penerapan Model Pembelajaran TS-TS untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TS- TS dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis, serta rata-rata peningkatan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh pembelajaran menggunakan model TS-TS lebih dari rata-rata peningkatan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2.11 Kerangka Berpikir

Kemampuan siswa kelas VII di SMP N 1 Tempuran pada aspek komunikasi matematis kurang baik, terutama pada materi keliling dan luas segiempat. Siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan gagasan secara jelas berdasarkan permasalahan dalam soal. Ketika mengerjakan soal materi keliling dan luas segiempat, siswa sudah melakukan operasi hitung dengan benar, namun kemampuan siswa kurang baik dalam kelima aspek berikut: 1 menulis apa yang diketahui dan ditanyakan sesuai permasalahan; 2 menyatakan permasalahan ke dalam bentuk kalimat matematika maupun gambar matematis; 3 menyatakan gambar matematis ke dalam bentuk kalimat matematika; 4 menulis rumus, langkah-langkah dan alasan-alasan dalam menyelesaikan soal; 5 menulis simpulan berdasarkan pada hasil penyelesaian yang diperoleh. Masalah tersebut terjadi karena pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa mencatat penjelasan guru tanpa memahami secara baik penjelasan tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan adanya kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Guru dapat menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat melatih komunikasi matematis siswa. Experiential Learning merupakan salah satu pembelajaran yang dapat digunakan guru di dalam pembelajaran matematika. Model tersebut menuntun siswa untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa melalui kegiatan pembangunan konsep. Di dalam Experiential Learning, guru tidak memberikan informasi secara langsung namun siswa melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan untuk menemukan konsep dari materi yang dipelajari. Experiential Learning dimulai dengan tahap concrete experience, yaitu siswa diajak untuk mengingat dan membayangkan benda-benda yang berhubungan dengan materi, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, melalui tahap reflecitve observation, siswa diberi tugas untuk menemukan konsep dari materi menggunakan media yang telah disediakan, kemudian membuat kesimpulan melalui tahapan absract conceptualization. Tahap terakhir, untuk melatih dan mengukur pemahaman siswa mengenai konsep yang ditemukan tersebut siswa diberi latihan soal melalui kegiatan active experimentation. Experiential Learning dapat dilaksanakan secara kelompok, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk saling bertukar pikiran ketika menghadapi kesulitan. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TS-TS dapat digunakan sebagai penunjang model Experiential Learning. Setelah siswa menemukan konsep, siswa perlu diberi latihan-latihan soal untuk mengukur pemahaman siswa pada materi tersebut sekaligus melatih komunikasi matematis siswa. TS-TS dilaksanakan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang siswa. Tugas siswa setelah selesai mengerjakan tugas adalah saling bertukar informasi antar kelompok. Dua orang di setiap kelompok bertindak sebagai tuan rumah bertugas untuk membagikan informasi terkait hasil diskusi kepada kelompok lain yang bertamu, dan dua orang bertindak sebagai tamu berugas meminta informasi terkait hasil diskusi di kelompok lain. Melalui pembelajaran TS-TS, siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan hasil diskusi mereka setelah dibandingkan dengan hasil diskusi kelompok lain. Siswa pun memiliki kesempatan untuk menanyakan kepada kelompok lain mengenai materi yang mungkin tidak dapat terpecahkan oleh kelompoknya sendiri, sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dari diskusi dengan kelompoknya sendiri. Media pembelajaran juga penting dalam kegiatan belajar siswa karena dapat digunakan untuk membantu siswa dalam menemukan dan memahami konsep materi yang dipelajari. Lembar Kegiatan Siswa LKS merupakan salah satu media pembelajaran berisi petunjuk dan langkah-langkah yang jelas dan sistematis. Selain kegiatan penemuan konsep, siswa juga diarahkan untuk mengkomunikasikan hasil temuannya tersebut ke dalam bentuk kalimat matematika, gambar matematis, dan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan. Pembelajaran keliling dan luas segiempat menggunakan Experiential Learning dengan TS-TS berbantuan LKS dapat melatih kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Kedua model pembelajaran tersebut menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena peran guru tidak dominan, namun peran siswa yang lebih dominan dalam kegiatan-kegiatan yang mengarahkan siswa dalam memahami materi keliling dan luas segiempat. LKS digunakan sebagai media yang mendukung siswa dalam pembelajaran karena berisi berbagai petunjuk, perintah, dan langkah-langkah untuk mengembangkan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. Siswa menggunakan kemampuannya pada aspek komunikasi matematis untuk menyatakan permasalahan yang diberikan dalam LKS ke dalam bentuk kalimat matematika, gambar matematis, serta kesimpulan yang mengarahkan siswa dalam menemukan konsep dari materi keliling dan luas segiempat. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran dan waktu yang disediakan untuk kegiatan diskusi pun dapat digunakan secara optimal karena fungsi LKS dalam pembelajaran adalah untuk mengarahkan dan membantu siswa. Akibatnya, selain siswa lebih memahami konsep keliling dan luas segiempat, kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis akan meningkat dan mencapai ketuntasan secara klasikal. Uraian di atas dapat dijelaskan melalui gambar bagan kerangka berpikir berikut.

2.12 Hipotesis Penelitian