3.6.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata Peningkatan
Uji  kesamaan  rata-rata  peningkatan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah uji t satu pihak yaitu uji pihak kanan. Data yang digunakan adalah selisih
nilai  posttest  dan  pretest  kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi  matematis. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis IV sebagai berikut:
H :
rata-rata  peningkatan  kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi matematis
yang memperoleh
pembelajaran matematika
menggunakan  model  Experiential  Learning  dengan  TS-TS berbantuan  LKS  kurang  dari  atau  sama  dengan  rata-rata
peningkatan  kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi  matematis yang  memperoleh  pembelajaran  matematika  menggunakan  model
DI; H
1
: rata-rata  peningkatan  kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi
matematis yang
memperoleh pembelajaran
matematika menggunakan  model  Experiential  Learning  dengan  TS-TS
berbantuan LKS lebih dari rata-rata peningkatan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh pembelajaran
matematika menggunakan model DI. Menurut Sudjana 2005: 239, rumus uji t yang digunakan sebagai berikut.
√
dengan
Keterangan: : Distribusi Student;
̅   : rata-rata selisih nilai posttest dan  pretest  siswa kelompok eksperimen;
̅   : rata-rata selisih nilai posttest dan pretest  siswa kelompok kontrol; : banyak anggota kelompok eksperimen;
: banyak anggota kelompok kontrol; : varians kelompok eksperimen;
: varians kelompok kontrol; : varians gabungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria  pengujian  untuk  hipotesis  yang  telah  diuraikan  di  atas  adalah  H ditolak  jika
dengan didapat  dari  daftar  distribusi  t  dengan
+ dan
peluang Sudjana,
2005: 243.
115
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang
pembelajaran matematika
menggunakan  model  Experiential  Learning  dengan  TS-TS  berbantuan  LSK  dan pembelajaran  matematika  menggunakan  model  DI  diperoleh  simpulan  sebagai
berikut. 1
Kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi  matematis  yang  memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model Experiential Learning dengan
TS-TS berbantuan LKS mencapai ketuntasan belajar seacra klasikal. 2
Kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi  matematis  yang  memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model Experiential Learning dengan
TS-TS berbantuan LKS lebih dari  kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis  yang  memperoleh  pembelajaran  matematika  menggunakan  model
DI. 3
Pembelajaran matematika menggunakan model Experiential Learning dengan TS-TS  berbantuan  LKS  dapat  meningkatkan  kemampuan  siswa  pada  aspek
komunikasi matematis. 4
Peningkatan  kemampuan  siswa  pada  aspek  komunikasi  matematis  yang memperoleh  pembelajaran  menggunakan  model  Experiential  Learning
dengan  TS-TS  berbantuan  LKS  lebih  dari  peningkatan  kemampuan  siswa yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model DI.