mengarahkan dan membantu siswa. Akibatnya, selain siswa lebih memahami konsep keliling dan luas segiempat, kemampuan siswa pada aspek komunikasi
matematis akan meningkat dan mencapai ketuntasan secara klasikal. Uraian di atas dapat dijelaskan melalui gambar bagan kerangka berpikir
berikut.
2.12 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1
Persentase kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis menggunakan model Experiential Learning dengan TS-TS berbantuan LKS
yang memperoleh nilai minimal 60 lebih dari 75. 2
Rata-rata kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model Experiential
Learning dengan TS-TS berbantuan LKS lebih dari rata-rata kemampuan Kemampuan siswa pada aspek komunikasi masih kurang baik.
Penggunaan media LKS.
Pembelajaran matematika
menggunakan model Experiential Learning dan TS-TS.
Kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis meningkat dan mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
Siswa lebih aktif serta kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis tertulis terlatih melalui kegiatan
pembangunan konsep menggunakan media LKS dan melalui kegiatan penyelesaian masalah matematis secara diskusi.
Gambar 2.12. Bagan Kerangka Berpikir
siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model DI.
3 Rata-rata kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis setelah
memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model Experiential Learning dengan TS-TS berbantuan LKS lebih dari rata-rata kemampuan
siswa pada aspek komunikasi matematis sebelum memperoleh pembelajaran matematika menggunakan model Experiential Learning dengan TS-TS
berbantuan LKS. 4
Rata-rata peningkatatan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang
memperoleh pembelajaran
matematika menggunakan
model Experiential Learning dengan TS-TS berbantuan LKS lebih dari rata-rata
peningkatan kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis yang memperoleh
pembelajaran matematika
menggunakan model
DI.
59
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
3.1.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2010: 14, metode penelitian kuantitatif digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Secara khusus, penelitian ini berdasarkan pada metode penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono 2010: 107, metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya
kelompok kontrolnya. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomized
Control Group Pretest – Posttest Design.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Group
Pretest Treatment
Posttest Experimental Group
Control Group Y
Sumber: Isaac 1981: 66. Keterangan:
: pretest kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis. : posttest kemampuan siswa pada aspek komunikasi matematis.