Ruang Lingkup Sistem Multi Level Marketing

berbasis Multi Level Marketing harus menjadi anggota APLI. 37 Meski tidak diwajibkan menjadi anggota APLI namun menjadi keanggotaan APLI mampu memberikan kesan bagi konsumen bahwa perusahaan yang terdaftar memiliki reputasi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang belum menjadi anggota APLI. APLI sendiri menjadi satu-satunya organisasi yang dipercaya oleh World Federation of Direct Selling Associations WFDSA sebagai lembaga yang bertugas untuk mengawasi kinerja perusahaan berbasis Multi Level Marketing di Indonesia. Keanggotaan APLI sendiri berlaku untuk satu tahun dan setiap tahun akan diperpanjang setelah diteliti kembali persyaratan-persyaratan ini. Pada bulan Juni 2014, tercatat sudah ada 87 perusahaan berbasis Multi Level Marketing yang bergabung menjadi anggota APLI padahal jumlah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan langsung ini jumlahnya diduga mencapai 262 perusahaan. 38

C. Ruang Lingkup Sistem Multi Level Marketing

Ruang lingkup sistem Multi Level Marketing mencakup unsur produsen atau perusahaan, distributor, konsumen dan sistem kerja. Unsur-unsur ini akan dibahas satu per satu dalam uraian berikut: 1. Produsen Produsen dalam sistem Multi Level Marketing merujuk pada pelaku kegiatan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing sebagai basis untuk melakukan kegiatan perdagangannya. Perusahaan yang berbasis Multi Level Marketing adalah unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor- 37 Nefosnews, “Banyak Money Game Berkedok MLM, APLI Minta Masyarakat Jeli”. http:www.nefosnews.compostekbisbanyak-money-game- berkedok-mlm-apli-minta- masyarakat-jeli diakses tanggal 21 Desember 2014. 38 APLI, http:www.apli.or.id diakses tanggal 10 Januari 2015. faktor produksi guna menghasilkan produk yaitu barang danatau jasa yang ditujukan kepada konsumen melalui mekanisme pemasaran Multi Level Marketing . Produk yang diperdagangkan harus jelas karena inti dari aktivitas perdagangan Multi Level Marketing adalah penjualan barang danatau jasa secara langsung kepada konsumen. 39 Produk-produk yang diperdagangkan di Indonesia dalam perusahaan berbasis Multi Level Marketing meliputi berbagai jenis, mulai dari produk suplemen kesehatan, peralatan kesehatan, peralatan rumah-tangga, produk perawatan tubuh, kosmetik, sampai kebutuhan non primer seperti cinderamata, peralatan konveksi, pembuatan jaringan website, dan lain-lain. 40 Produk yang umumnya dijual perusahaan berbasis Multi Level Marketing ini memiliki manfaat dan nilai tertentu yang khas. Hal inilah yang menjadi daya saing terhadap produk-produk sejenis yang diperdagangkan perusahaan- perusahaan konvensional yang bukan berbasis Multi Level Marketing. Nilai atau manfaat tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: 41 a. Nilai jual, produk yang diperjualbelikan harus unik dan menarik sehingga membuat orang yang mendengarkan atau melihat menjadi tertarik. Sebuah produk yang baik untuk dijual adalah produk yang tidak terlalu banyak memiliki substitusi produk pengganti di pasaran; 39 M. Fuad, Pengantar Bisnis Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 7. 40 http:www.ridlo.infonetwork-marketingproduk-mlm.html diakses tanggal 23 Desember 2014. 41 MLM Leaders, The Secret Books of MLM Jakarta: Mic Publishing, 2007, hlm. 189- 190. b. Nilai manfaat, produk yang diperjualbelikan harus memiliki manfaat bagi penggunanya, dan apabila produk tersebut berbentuk jasa maka jasa yang diberikan dapat memberi manfaat bagi penggunanya; c. Nilai ekonomis, harga dari produk harus sesuai dengan fungsi dan manfaatnya sehingga nilai yang dibayarkan oleh konsumen setara dengan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut, atau dengan kata lain harga produk tersebut harus bersifat realistis. 2. Distributor Distributor dalam istilah ekonomi artinya adalah perantara yang menyalurkan produk dari pembuat barang yang dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan ke pengecer atau pelanggan. Distributor adalah sebuah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. 42 Penggolongan distributor dalam kegiatan Multi Level Marketing adalah orang-perorangan yang bersedia bergabung menjadi mitra usaha dengan cara mendaftarkan diri melalui perjanjian tertulis antara perusahaan berbasis Multi Level Marketing dengan dirinya sebagai pribadi, kemudian dilanjutkan dengan penyertaan sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran sebagai anggota. Keanggotaan distributor hanya berlaku setelah disetujui dan diakui perusahaan. Para distributor Multi Level Marketing dalam praktiknya lebih dikenal dengan istilah sales atau agen finansial. Istilah sales atau agen finansial sesungguhnya kurang tepat untuk dipergunakan karena istilah sales atau agen 42 Wikipedia, “Distribusi”, http:id.m.wikipedia.orgwikiDistribusi_28bisnis29 diakses tanggal 23 Desember 2014. finansial secara luas dapat diartikan sebagai pegawai tetap, pegawai lepas, pegawai harian, atau honorer yang mempunyai ikatan jam kerja dengan perusahaan dan memiliki upah kerja sebagai imbalan atas jasanya. Istilah ini jelas kurang tepat mengingat para distributor Multi Level Marketing ini umumnya tidak memenuhi unsur ”ikatan jam kerja dengan perusahaan”. Faktanya, distributor Multi Level Marketing umumnya juga bekerja di perusahaan lain dan pekerjaannya sebagai distributor Multi Level Marketing hanya bersifat sampingan karena jam kerja yang bebas dan tidak ada ikatan jam kerja yang ditentukan perusahaan Multi Level Marketing. Distributor Multi Level Marketing juga tidak menerima imbalan berupa upah atau gaji yang diberikan secara berkala, akan tetapi ia hanya memperoleh penghasilan dalam bentuk komisi berdasarkan penjualan produk yang ia kerjakan. 43 Distributor dalam setiap kinerjanya berhak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mengembangkan karirnya. Dalam praktik Multi Level Marketing , pengembangan karir akan semakin baik seiring bekerjanya distributor- distributor yang ada dibawahnya. Dengan kata lain, setiap distributor memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mengembangkan karirnya hingga posisi puncak. Kemungkinan untuk mencapai posisi puncak ini relatif lebih terbuka sebab jumlahnya tidak harus satu sebagaimana presiden direktur pada perusahaan-perusahaan non Multi Level Marketing. 44 43 Andrias Harefa, Menapaki Jalan DS-MLM Yogyakarta: Gradien Books, 2007, hlm. 9. 44 Ibid., hlm. 191. 3. Konsumen Konsumen dalam istilah ekonomi dapat diartikan sebagai orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jadi, apabila tujuan pembelian yang dilakukan itu adalah untuk dijual kembali maka ia bukan tergolong sebagai konsumen melainkan sebagai distributor. Pengertian konsumen dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Ruang lingkup Multi Level Marketing yang termasuk konsumen adalah masyarakat pengguna atau pembeli produk Multi Level Marketing. Produk yang dibeli ini ditujukan untuk pemakaian pribadi atau orang lain dan bukan untuk dijual kembali. Konsumen sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 dua jenis, yaitu : 45 a. Konsumen non-distributor Seorang konsumen yang membeli dan menggunakan produk Multi Level Marketing melalui penjualan langsung yang dilakukan oleh seorang distributor perusahaan Multi Level Marketing. Seorang Konsumen non- distributor hanya mampu memperoleh produk Multi Level Marketing 45 Ibid., hlm. 122. melalui distributor perusahaan, sebab produk tersebut tidak dapat dibeli di tempat-tempat umum seperti pasar tradisional, pasar swalayan, toko, dan lain-lain. Umumnya konsumen non distributor ini mengetahui produk Multi Level Marketing dari distributor perusahaan yang juga menjadi kerabat atau anggota keluarga konsumen non-distributor. b. Konsumen distributor Peran awalnya adalah sebagai distributor produk Multi Level Marketing namun karena kebutuhannya secara pribadi maka ia menjadi konsumen bagi perusahaan Multi Level Marketing yang bersangkutan. Seorang konsumen distributor memiliki peluang yang lebih baik dalam memasarkan produk yang ia tawarkan sebab konsumen distributor ini dapat memberikan kesaksian dan bukti secara nyata dengan pemakaian produk yang ia gunakan. Hal ini akan lebih menarik minat calon konsumen dalam membeli suatu barang karena calon konsumen memiliki pertimbangan bahwa produk yang ditawarkan tersebut akan memberi manfaat bagi konsumen untuk membelinya. Banyak konsumen distributor kemudian mengalami kendala dalam memperoleh produk yang ditawarkan oleh distributor Multi Level Marketing. Hal inilah yang kemudian memicu banyaknya konsumen yang tergolong sebagai konsumen non distributor sebelumnya ini ikut menjadi anggota Multi Level Marketing dan menjadi konsumen distributor. Hal ini terjadi karena pertimbangan konsumen yang kesulitan mendapatkan produknya karena harus melalui distributor perusahaan dan harga barang yang cenderung lebih mahal dibandingkan menjadi anggota Multi Level Marketing. Dengan menjadi anggota Multi Level Marketing secara otomatis konsumen ini dapat memperoleh barangnya lebih mudah dan dengan harga yang lebih murah. 46 4. Sistem Kerja Sistem kerja perusahaan berbasis Multi Level Marketing dibangun berdasarkan konsep kemitraan. Kemitraan ini dibangun melalui distributor- distributor yang bergabung dari hasil perekrutan perusahaan secara mandiri maupun anggotanya. Distributor yang bergabung inilah yang akan membentuk sebuah jaringan pemasaran yang sistematis untuk melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Awal mulanya ketika mitra usaha bergabung di sebuah perusahaan berbasis Multi Level Marketing maka ia diwajibkan untuk membayar biaya pendaftaran administrasi. Biaya pendaftaran ini umumnya terjangkau dan sebanding dengan hal yang diberikan perusahaan seperti pemberian starter kit, pelatihan dasar untuk menjual produk, dan lain-lain. Seorang distributor baru dapat memahami seluk beluk pekerjaannya setelah memiliki starter kit. Starter kit umumnya memuat penjelasan rinci produk yang ditawarkan oleh perusahaan, daftar harga, brosurkatalog produk, rancangan bisnis, dan kisah-kisah orang yang berhasil dari perusahaan tersebut. 47 Selain itu, pelatihan dasar dan lanjutan juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem Multi Level Marketing karena pelatihan merupakan bentuk support system perusahaan dalam memacu kinerja para distributornya. Dengan adanya pemberian starter kit dan support system yang diberikan perusahaan maka terlihat 46 Ibid., hlm. 43. 47 MLM Leaders, Op. cit., hlm. 202. jelas bahwa kegiatan penjualan produk adalah hal yang utama. Hal ini berbeda dengan praktik Money Game dalam perdagangan berbasis Multi Level Marketing yang cenderung mengembangkan perekrutan anggota baru secara terus menerus dan mengabaikan penjualan produk. Dalam perusahaan berbasis Multi Level Marketing yang murni, penjualan produk menjadi utama karena pendapatan perusahaan dan komisi para distributor bergantung pada jumlah unit penjualan produk yang berhasil ditawarkan ke konsumen. 48 Ciri khas perusahaan berbasis Multi Level Marketing adalah adanya proses pengembangan jaringan distributor melalui proses rekrutmen anggota untuk memperluas jaringan distribusi produk perusahaan. Dengan adanya proses ini, seorang distributor mempunyai kesempatan untuk membangun, melatih dan membantu jaringan kelompok yang ia rekrut sebelumnya guna memasarkan produk kepada konsumen akhir. Untuk memacu dan memotivasi para distributor dalam memperluas jaringan kelompoknya maka perusahaan memberikan iming- iming berupa bonus uang tunai, pin penghargaan, kesempatan bertamasya ke mancanegara, rumah, mobil mewah, logam mulia, ataupun bentuk penghargaan- penghargaan lainnya. Dengan demikian, setiap distributor memiliki kesempatan yang sama dalam merekrut anggota dan meraih posisi puncak dalam perusahaan karena posisi puncak jumlahnya tidak terbatas seperti posisi dalam perusahaan konvensional. 49 Tidak mengherankan apabila perusahaan berbasis Multi Level Marketing gencar mengadakan pelatihan secara rutin terhadap anggotanya mulai dari 48 Andrias Harefa, Op. cit., hlm. 194. 49 Amway, Op. cit., hlm. 21. kemampuan komunikasi, penguasaan teknologi, pemberian wawasan tambahan kepada distributornya. Perusahaan turut serta dalam membantu para distributornya untuk mengembangkan diri dan membangun jaringan pemasaran yang luas dengan harapan perusahaan dapat meningkatkan penjualan produknya. 50 Konsep mitra usaha dalam sistem Multi Level Marketing dinamakan sebagai sistem duplikasi orang. Seseorang akan berhasil dalam bisnis ini bukan saja karena ia berhasil mengembangkan dirinya, tetapi ia juga harus berhasil mendidik para jaringan distributor yang ada dalam garis sponsorisasinya vertikal agar dapat bersama-sama berkembang dengannya. Sekalipun awalnya bisnis Multi Level Marketing ini banyak dijalankan sebagai usaha paruh waktu, namun bagi mereka yang memiliki komitmen kuat untuk sukses dalam usaha ini maka ia harus berani mengutamakan waktu dan pikiran untuk menjual, mendidik dan melatih kelompok jaringan distributor yang ada di bawah garis sponsorisasinya untuk mencapai kesuksesan dalam perusahaan berbasis Multi Level Marketing. 51

D. Legalitas Hukum Transaksi Perdagangan Multi Level Marketing di Dunia

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Penegakan Hukum Pidana Di Indonesia Dalam Menanggulangi Praktek Bisnis Berkedok Multi Level Marketing

3 68 111

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing (Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken)

3 82 103

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PESAN BISNIS MULTI LEVEL MARKETING DAN MONEY GAME ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pesan Bisnis Multi Level Marketing dan Money Game ).

3 12 90

Penggunaan Strategi Pemasaran Marketing bisnis

0 0 16

MULTI LEVEL MARKETING DALAM ISLAM Irfan Nurudin Program Studi Teknik Informatika STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta ABSTRACT - Jurnal Online STMIK EL RAHMA

0 0 14

UPLINE PADA MULTI LEVEL MARKETING TIANSHI TERHADAP

0 2 16

BAB II LEGALITAS PERDAGANGAN MULTI LEVEL MARKETING DI INDONESIA A. Pengertian Multi Level Marketing - Analisa Yuridis Terhadap Praktik Money Game Dalam Transaksi Perdagangan Berbasis Multi Level Marketing

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisa Yuridis Terhadap Praktik Money Game Dalam Transaksi Perdagangan Berbasis Multi Level Marketing

0 0 20

ANALISA YURIDIS TERHADAP PRAKTIK MONEY GAME DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN BERBASIS MULTI LEVEL MARKETING SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 10

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PESAN BISNIS MULTI LEVEL MARKETING DAN MONEY GAME ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pesan Bisnis Multi Level Marketing dan Money Game )

0 0 15