Kelerengan Analisis Penyebab Bahaya Tanah Longsor 1. Faktor-faktor Pemicu Bahaya Tanah Longsor

4.4.2. Kelerengan

Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam analisis gerakan tanah . Pada umumnya , semakin tinggi kemiringan suatu lereng maka semakin rentan terhadap gerakan tanah. Pada peta potensi rawan bahaya tanah longsor, dihasilkan potensi bahaya longsor yang terjadi pada beberapa tingkat kemiringan lereng . Secara rinci, tingkat potensi bahaya longsor berdasarkan kemiringan lereng dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Potensi Bahaya Longsor pada Lima Kelas Lereng Tingkat Potensi Bahaya Longsor Ha No. Lereng Tidak Rawan Kurang Rawan Rawan Sangat Rawan Jumlah Ha 1. 0 – 8 67,52 937,8 4 1.508,91 - 2.514 ,27 2. 8 – 15 9,48 186,6 0 270,90 - 466 ,97 3. 15 – 30 8,25 416,6 4 1.865,86 443,6 9 2.734 ,44 4. 30 – 45 0,46 18,26 1.285,64 814,1 0 2.118 ,45 5. 45 - 10,93 3.529,10 1.540,64 5.080 ,67 Total 85,70 1.570,26 8.460,42 2.798,43 12.914 ,80 Sumber : Data Primer Diolah , 2005 Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa pada kelas lereng 45, luasan wilayah yang berpotensi rawan dan sangat rawan bahaya longsor masing- masing seluas 3.529,10 Ha dan 1.540,64 Ha. Wilayah yang berpotensi rawan dan sangat rawan bahaya longsor pada kelas lereng 45 ini merupakan luasan terbesar 5.069 ,74 Ha dibandingkan dengan kelas lereng lainnya. Kemudian diikuti oleh kelas lereng 15-30 dan 30-45, masing-masing seluas 2.309 ,55 Ha dan 2 .099,74 Ha. Meskipun demikian pada kelas lereng 8, luas wilayah rawan longsor juga cukup besar,yaitu 1 .508,91 Ha. Hal ini disebabkan daerah yang be rlereng datar tersebut merupakan batas peralihan litologi. Wilayah ini terdapat pada sebagian besar Kecamatan Sumedang Utara terutama di daerah perkotaan. 4.4.3. Jenis Tanah Sebagaimana diketahui bahwa terjadinya bahaya tanah longsor erat kaitannya dengan kondisi geologi, antara lain jenis tanah dan struktur geologi. Berdasarkan hasil analisis, pengaruh jenis-jenis tanah terhadap potensi bahaya longsor yang dapa t terjadi di wilayah penelitian. Jenis tanah di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan terdiri dari sepuluh macam. Di kedua kecamatan tersebut, jenis tanah latosol coklat tua kemerahan memiliki luasan terbesar yaitu 4 .344 ,68 Ha, kemudian diikuti oleh jenis tanah kompleks litosol dan latosol coklat kemerahan, dan aluvial kelabu, masing -masing seluas 2.577 ,54 Ha dan 2.293,53 Ha. Secara rinci jenis tanah dan potensi bahaya longsor disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16. Jenis Tanah dan Potensi Bahaya Longsor Tingkat Potensi Bahaya Longsor Ha No. Jenis Tanah Tidak Rawan Kurang Raw an Rawan Sangat Rawan Jumlah Ha 1. Aluvial Kelabu 236,0 5 863,0 1 1.194,47 2.293,53 2. Aluvial Kelabu Tua 15,37 278,1 2 583,83 877,3 2 3. Asosiasi Latosol Merah dan Regosol 0,70 14,93 458,7 5 14,42 488,8 1 4. Kompleks Litosol dan Latosol Coklat Kemerahan 7,27 57,35 2,327,52 185,41 2.577,54 5. Latosol Coklat 14 ,32 145,4 7 343,7 2 8,18 511,6 9 6. Latosol Coklat Kemerahan 6,18 142,9 1 197,4 9 16,62 363,1 9 7. Latosol Coklat Tua Kemerahan 22 ,57 638,4 6 3.022,20 661,45 4.344,68 8. Latosol Merah 10 ,45 79,14 342,8 0 134,05 566,4 4 9. Latosol Merah Kekuningan - - 261,1 2 - 261,1 2 10 . Regosol Coklat 24 ,21 240,5 7 365,7 0 - 630,4 8 Total 85 ,70 1.570,26 8.460,42 2.798,43 12.914,80 Sumber : Data Primer Diolah , 2005 Berdasarkan data pada Tabel 16 , dapat dijelaskan bahwa tingkat potensi bahaya tanah longsor tertinggi sangat rawan terdapat pada jenis tanah aluvial kelabu seluas 1.194,47 Ha. Besarnya luasan jenis tanah ini yang termasuk dalam kategori sangat rawan karena hasil tersebut diperoleh dari agregasi ketiga faktor penyebab tanah longsor lainnya yang dianalisis secara bersamaan . 4.4.4. Geologi Jenis batuan yang menyusun suatu daerah mempunyai tingkat bahaya longsor yang berbeda satu sama lain . Berdasarkan besar butirnya , batuan yang berbutir halus pada umumnya mempunyai potensi yang lebih tinggi terhadap tejadinya bahaya longsor. Apabila dilihat dari kekompakannya, maka batuan yang kompak dan masif lebih kecil kemungkinan terjadinya potensi tanah longsor. Berdasarkan peta geologi yang digunakan, geologi daerah penelitian tersusun oleh enam satuan batuan . Hasil analisis yang memiliki potensi bahaya longsor pada berbagai satuan batuan dapat dilihat pada Tabel 17 . Tabel 17. Satuan Batuan dan Potensi Bahaya Longsor Sumber : Data Primer Diolah , 2005 Dari Tabel 17, terlihat bahwa batuan produk dari gunung api mudah lapuk, sehingga batuan jenis ini memiliki potensi sangat rawan terhadap bahaya tanah longsor. Dari tabel di atas, juga terlihat bahwa jenis satuan batuan hasil gunung api tua tak teruraikan memiliki luasan wilayah terbesar dan potensi bahaya longsor tertinggi pada wilayah penelitian .

4.4.5. Tutupan Lahan