Peta Jaringan Jalan Analisis Penyebab Bahaya Tanah Longsor 1. Faktor-faktor Pemicu Bahaya Tanah Longsor

infrastruktur tersebut memiliki agregasi nilai fisik, manusia, dan manfaat yang sangat kecil. Kriteria penilaian yang meliputi fisik, manusia, dan manfaat utilitas ditentukan berdasarkan nilai atau atribut yang dimiliki. Semakin tinggi nilai atau atribut yang dimiliki, semakin tinggi nilai yang diberikan , begitu pula sebaliknya. Untuk kriteria fisik, atribut yang dipertimbangkan adalah nilai keberadaan dan moneternya. Kriteria manusia dinilai dengan melihat kemungkinan jumlah manusia yang terlibatberaktivitas atau berada dalam dan atau di berbagai jenis infrastruktur yang ada. Adapun kriteria penilaian untuk manfaat dipertimbangkan berdasarkan utilitas yang dapat diperoleh dari jenis infrastruktur tersebut. Pemberian jarak buffering dari masing-masing infrastruktur sebagaimana disajikan dalam Tabel 19 berbeda-beda meskipun beberapa diantaranya ditentukan pada jarak yang sama . Jarak buffering diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan selama survai. Dasar penentuan jarak buffering adalah luasan dari suatu jen is infrastruktur. Semakin luas area suatu infrastruktur, maka jarak buffering yang ditentukan akan semakin jauh. Sebagai contoh, pasar diberikan jarak buffering yang lebih jauh dibandingkan sekolah karena luasan area pasar yang lebih luas.

4.5.2. Peta Jaringan Jalan

Jaringan jalan yang terdapat di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan diperoleh dari Peta RBI skala 1:25 .000 tahun 1999 Bakosurtanal dan infomasi yang dikumpulkan dari Bappeda Kabupaten Sumedang . Berdasarkan dua sumber informasi tersebut, jenis jalan yang teridentifikasi meliputi arteri primer, kolektor primer, lokal primer, kolektor, lokal, dan setapak. Skor jenis jalan ditentukan berdasarkan fungsi dan peranannya. Semakin berarti dan besar peranan dari suatu jenis jalan , nilai yang diberikan akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Kriteria penilaian dalam memberikan skor dari masing -masing jenis jalan meliputi fisik dan manfaat, minus manusia. Manusia tidak dimasukkan sebagai kriteria penilaian karena jalan hanya berfungsi sebagai prasarana bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitasnya , sehingga keberadaan manusia di jalan untuk semua jenis bersifat dinamis. Artinya , tidak berada di jalan dalam jangka waktu yang lama atau tidak menetap. Sebagaiman a dalam penilaian risiko terhadap jenis-jenis infrastruktur, buffering juga dilakukan untuk jenis jalan, yang ditentukan berdasarkan lebar dan fungsinya. Skor dan jarak buffering dari masing -masing jenis jalan secara lengkap dan terperinci disajikan dalam Tabel 20 . Tabel 20. Nilai Skoring dan Jarak Buffering dari Jenis Jalan No. Jenis Jalan Fisik Manfaat Total Buffering m 1 Arteri Primer 3 3 6 100 2 Kolektor Primer 3 2 5 80 3 Lokal Primer 3 2 5 80 4 Kolektor 3 2 5 80 5 Lokal 2 2 4 50 6 Setapak 1 1 2 20 Sumber : Data Primer Diolah , 2005 Keterangan : 1 = rendah 2 = sedang 3 = tinggi Berdasarkan data dalam Tabel 20 , terlihat bahwa nilai dan jarak buffering tertinggi terdapat pada jenis jalan arteri primer, masing-masing diberikan Skor 6 dan jarak 100 meter. Hal ini mengingat fungsi dan peranan jenis jalan ini yang lebih penting diantara jenis-jenis jalan lainnya . Jalan setapak diberikan skor terendah 2 dengan jarak buffering 20 meter karena secara fisik dan manfaat, jenis jalan ini kurang menentukan risiko dari bahaya longsor. Keberadaan jenis jalan ini pada dasarnya adalah tidak termasuk dalam rencana tata ruang suatu wilayah atau daerah serta muncul dengan sendirinya akibat perlintasan masyarakat. Frekuensi lintasan di jalan ini pun sangat rendah dan relatif hampir tidak ada kerugian apa -apa secara material kalau jalan jenis ini rusak karena longsor.

4.5.3. Peta Penggunaan Lahan