Peta Infrastruktur Analisis Penyebab Bahaya Tanah Longsor 1. Faktor-faktor Pemicu Bahaya Tanah Longsor

sudah diketahui. Buffering dilakukan pada data titik dan garis untuk mendapatkan suatu poligon, dengan atribut skor yang telah ditentukan, yang akan digunakan untuk melakukan analisis keruangan selanjutnya.

4.5.1. Peta Infrastruktur

Peta Infrastruktur diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia RBI skala 1:25.000 yang diterbitkan oleh Bakosurtanal pada tahun 1999. Berdasarkan peta Peta RBI tersebut, infrastruktur yang terdapat di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan terdiri atas 17 jenis. Untuk mengetahui nilai dari masing-masing jenis infrastruktur tersebut guna menentukan nilai propertinya, diberikan skor berdasarkan kriteria penilaian tertentu . Dalam penelitian ini, kriteria penilaian yang dipakai adalah fisik, manusia , dan manfaat utilitas. Skor dinyatakan dalam angka tertentu berdasarkan nilai kegunaan yang dimilikinya. Skor dari masing -masing jenis infrastruktur secara terperinci disajikan dalam Tabel 19 . Tabel 19. Nilai Skoring dan Jarak Buffering dari Jenis Infrastruktur No Jenis Infrastruktur Fisik Manusia Manfaat Total Buffering m 1 Bangunan Terpencar 3 2 2 7 50 2 Gereja 2 2 2 6 20 3 Kantor Camat 2 2 2 6 20 4 Kantor Desa 2 2 2 6 20 5 Kantor Lurah 2 2 2 6 20 6 Kantor Polisi 2 2 2 6 20 7 Masjid 2 2 2 6 20 8 PLTD 3 1 2 6 50 9 Pasar 3 3 3 9 100 10 Pelayanan Pos 2 2 2 6 20 11 Pelayanan Telepon 2 2 2 6 20 12 Rumah SakitPuskesmas 3 3 3 9 50 13 Sekolah 3 3 3 9 50 Sumber : Data Primer Diolah , 2005 Keterangan : 1 = rendah 2 = sedang 3 = tinggi Terdapat empat jenis infrastruktur yang tidak dima sukkan dalam penilaian, sehingga jumlah infrastruktur dalam Tabel 19 hanya berjumlah 13 jenis. Keempat jenis insfratruktur tersebut adalah Kuburan Islam, Kuburan Kristen, Talang, dan Tonggak Kilometer. Hal ini karena diasumsikan keempat jenis infrastruktur tersebut memiliki agregasi nilai fisik, manusia, dan manfaat yang sangat kecil. Kriteria penilaian yang meliputi fisik, manusia, dan manfaat utilitas ditentukan berdasarkan nilai atau atribut yang dimiliki. Semakin tinggi nilai atau atribut yang dimiliki, semakin tinggi nilai yang diberikan , begitu pula sebaliknya. Untuk kriteria fisik, atribut yang dipertimbangkan adalah nilai keberadaan dan moneternya. Kriteria manusia dinilai dengan melihat kemungkinan jumlah manusia yang terlibatberaktivitas atau berada dalam dan atau di berbagai jenis infrastruktur yang ada. Adapun kriteria penilaian untuk manfaat dipertimbangkan berdasarkan utilitas yang dapat diperoleh dari jenis infrastruktur tersebut. Pemberian jarak buffering dari masing-masing infrastruktur sebagaimana disajikan dalam Tabel 19 berbeda-beda meskipun beberapa diantaranya ditentukan pada jarak yang sama . Jarak buffering diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan selama survai. Dasar penentuan jarak buffering adalah luasan dari suatu jen is infrastruktur. Semakin luas area suatu infrastruktur, maka jarak buffering yang ditentukan akan semakin jauh. Sebagai contoh, pasar diberikan jarak buffering yang lebih jauh dibandingkan sekolah karena luasan area pasar yang lebih luas.

4.5.2. Peta Jaringan Jalan