4.5.4. Peta Risiko Tanah Longsor
Penyusunan Peta Risiko Tanah Longsor di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan didasarkan pada Peta Properti dan Peta Bahaya Tanah
Longsor. Adapun Peta Properti merupakan penggabungan dari tiga peta, yaitu infrastruktur, jaringan jalan, dan peta penggunaan lahan. Selanjutnya, dilakukan
analisis keruangan terhadap keempat peta tersebut. Analisis ini dilakukan untuk menentukan wilayah-wilayah yang memiliki risiko tanah longsor melalui buffer
kecuali untuk peta bahaya dan penggunaan lahan. Setelah dilakukan buffer, keempat peta tersebut diubah ke dalam format raster atau grid .
Nilai risiko tanah longsor dihasilkan dari penjumlahan nilai bahaya dan skor dari properti jalan, infrastruktur, dan penggunaan lahan. Secara matematis,
nilai risiko tanah longsor dihitung dengan persamaan berikut :
P H
R +
=
dimana : R = risiko
H = hazard bahaya P = properti
Perhitungan berdasarkan persamaan matematis di atas, menghasilkan nilai risiko untuk menentukan kelas risikonya. Matrik perhitungannya secara lengkap
disajikan dalam Tabel 22 berikut. Tabel 22. Matrik Penentuan Nilai Risiko Tanah Longsor
Nilai Properti Ting kat Potensi Bahaya
1 2
3 4
Kurang Rawan 1
2 3
4 5
Tidak Rawan 2
3 4
5 6
Rawan 3
4 5
6 7
Sangat Rawan 4
5 6
7 8
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh luasan wilayah risiko tanah longsor yang terdiri atas empat kelas, yaitu tidak berisiko, kurang
berisiko , berisiko, dan sangat berisiko. Sebaran wilayah yang memiliki tingkat risiko tanah longsor dapat dilihat dalam Gambar 19. Adapun kelas risiko dan
luasan tanah longsor yang terdapat di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan disajikan pada Tabel 23.
6° 56
00 6°5600
6°5400 6°5400
6°5200 6°5200
6°5000 6°5000
6°4800 6°4800
107°5200 107°5200
107°5400 107°5400
107°5600 107°5600
107°5800 107°5800
CISARUA KEC. SUMEDANG UTARA
GANEAS
CIMANGGUNG RANCAKALONG
KEC. SUMEDANG SELATAN
PAMULIHAN CIMALAKA
KEBONJATI
SUKAGALIH JATIHURIP
PADASUKA GIRIMUKTI
MEKARJAYA
SIRNAMULYA KOTA KULON
TALUN KOTA KALER
MARGAMUKTI
CIPAMEUNGPEUK
MERUYA MEKAR BAGINDA
REGOL WETAN JATIMULYA
MULYASARI SITU
CIHERANG
PASANGGRAHAN GUNASARI
SUKAJAYA
CIPANCAR CITENGAH
KAB. GARUT
PETA RISIKO TANAH LONGSOR KEC. SUMEDANG UTARA DAN KEC. SUMEDANG SELATAN
KETERANGAN
Proyeksi : Geografis
Sangat Berisiko Berisiko
Kurang Berisiko Tidak Berisiko
Batas Kecamatan Batas Desa
N
Gambar 19. Peta Risiko Tanah Longsor
L E G E N D A
LOKASI PENELITIAN KABUPATEN SUMEDANG, PROVINSI JAWA BARAT
2 2 Km
Tabel 23. Kelas dan Nilai Risiko Tanah Longsor Beserta Luasannya
Kelas Risiko Nilai Risiko
Jumlah Ha Persentase
Tidak Berisiko 2 – 3
883,6 2 6.84
Kurang Berisiko 4
7.962,27 61.67
Berisiko 5
3.496,85 27.08
Sangat Berisiko 6 – 8
568,2 9 4.40
Sumber : Data Primer Diolah, 2006
Berdasarkan data dalam Tabel 23 dan Gambar 19, diketahui bahwa luasan wilayah yang kurang berisiko terhadap tanah longsor seluas 7.962,27 Ha
atau 61,67 dari total luas wilayah. Luasan wilayah yang termasuk dalam kategori
berisiko seluas 3.495,85 Ha atau 27,08 dari total luas wilayah Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan . Selanjutnya, seluas 883,62 Ha
6,84 termasuk wilayah yang tidak berisiko tanah longsor, serta sisanya seluas 568,29 Ha 4,40 adalah wilayah yang sangat berisiko terhadap tanah longsor.
Berdasarkan administrasi wilayah, jumlah desa kelurahan di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan yang termasuk dalam kategori sangat
berisiko terhadap tanah longsor sebanyak 24 desakelurahan. Informasi ini menunjukkan bahwa seluruh wilayah di kedua kecamatan memiliki daerah yang
termasuk dalam kategori sangat berisiko terhadap tanah longsor. Rincian wilayah dan luasannya berdasarkan kelas risiko tanah longsor di Kecamatan Sumedang
Utara dan Sumedang Selatan disajikan dalam Tabel 24 . Berdasarkan data dalam Tabel 24, terlihat bahwa Kecamatan Sumedang
Selatan 401,17 Ha memiliki luas wilayah sangat berisiko terhadap tanah longsor yang lebih luas dibandingkan dengan Kecamatan Sumedang Utara
167,12 Ha. Wilayah yang sangat berisiko tanah longsor di Kecamatan Sumedang Selatan secara dominan tersebar di enam desakelurahan, yaitu
Ciherang, Pasanggrahan, Kota Kulon , Regol Wetan, dan Cipameungpeuk, masing-masing seluas 94,70 Ha, 94,49 Ha, 40,04 Ha , 36,07 Ha, dan 30,69 Ha.
Selebihnya, enam desakelurahan lainnya hanya memiliki luasan wilayah yang sangat berisiko tanah longsor rata-rata sekitar 12 Ha.
Selanjutnya, wilayah di Kecamatan Sumedang Utara yang sangat berisiko tanah longsor seluas 167,12 Ha, yang sebagian besarnya tersebar di enam
desakelurahan, yaitu Sirnamulya, Mulyasari, Situ, Kota Keler, Girimukti, dan Margamukti, masing -masing seluas 36,36 Ha, 35,87 Ha, 18,28 Ha, 16,83 Ha,
15,66 Ha, dan 12,97 Ha. Adapun enam desakelurahan lainnya, hanya memiliki wilayah yang sangat berisiko tanah longsor rata -rata sekitar 5 Ha.
Tabel 24. Tingkat Risiko Tanah Longsor dan Luasannya serta Jumlah Kejadian Tanah Longsor di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan
No KecamatanDesa
Tidak Berisiko ha
Kurang Berisiko ha
Berisiko ha
Sangat Berisiko ha
S Kejadian Longsor
Sumedang Selatan
1 Baginda 17.43
134.68 217.53
13.53 -
2 Ciherang 1.68
105.64 451.63
94.70 1
3 Cipameungpeuk 32.05
329.48 218.75
30.69 1
4 Cipancar 19.96
1,314.00 142.93
10.06 -
5 Citengah 10.78
1,226.60 271.79
4.97 1
6 Gunasari 53.01
594.82 122.57
33.18 2
7 Pasanggrahan 76.91
603.89 435.39
94.49 5
8 Regol Wetan 50.98
374.80 180.96
36.07 -
9 Kota Kulon 37.54
160.94 80.01
40.04 -
10 Meruya Mekar 6.74
502.51 90.39
1.10 -
11 Sukagalih 2.39
44.18 49.94
21.27 -
12 Sukajaya 9.05
916.41 456.94
21.09 -
Sumedang Utara
1 Jatihurip 24.00
65.29 25.22
10.61 -
2 Jatimulya 144.42
254.10 74.30
5.26 2
3 Kebonjati 19.13
16.05 7.29
0.08 -
4 Kota Kaler 59.89
191.05 113.60
16.83 -
5 Girimukti 8.36
93.67 29.59
15.66 -
6 Margamukti 62.82
317.67 55.36
12.97 -
7 Mekarjaya 76.54
90.58 26.75
4.86 1
8 Mulyasari 81.14
241.29 158.08
35.87 -
9 Padasuka 27.33
85.48 33.37
3.09 -
10 Sirnamulya 10.51
89.31 140.49
36.36 -
11 Situ 30.89
116.12 63.14
18.28 -
12 Talun 20.09
93.71 50.81
7.26 -
Jumlah 883.62
7,962.27 3,496.85 568.29
Persentase 6.84
61.67 27.08