Pengaruh Pendidikan Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin Pengaruh Pengetahuan Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pendidikan Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin

Tingkat Pendidikan pengelola kantin berpengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap kelaikan kantin sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 62,2 pengelola kantin hanya berpendidikan tidak tamat SD, SD dan SMP dan lainnya 37,8 pengelola kantin berpendidikan SMA dan PT. Hal ini dapat dijelaskan karena pengetahuan tentang higiene sanitasi pengelolaan kantin sehat tidak ada diberikan pada pendidikan formal. Pengetahuan tentang higiene sanitasi makanan dan minuman pada kantin bisa didapat dari upaya sendiri melalui membaca buku-buku, media elektronik maupun cetak tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman atau mengikuti penyuluhan ataupun pelatihan secara khusus tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman. Pada umumnya masyarakat menganggap bahwa profesi pengelola kantin tidak membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu, sebagian besar pengelola kantin memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

5.2. Pengaruh Pengetahuan Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin

Pengetahuan pengelola kantin dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diketahui pengelola kantin tentang kantin sehat. Pengetahuan berpengaruh positif yang signifikan terhadap kelaikan kantin sehat. Hasil penelitian menunjukkan 56,8 pengelola kantin memiliki pengetahuan yang terbatas tentang kantin sehat dan 71 Universitas Sumatera Utara lainnya 43,2 pengelola kantin memiliki pengetahuan baik tentang kantin sehat. Meskipun tingkat pendidikan pengelola kantin sekolah sebagian besar relatif rendah namun mereka lebih banyak yang telah memiliki pengetahun tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman yang baik. Hal ini bisa didapatkan dari membaca buku-buku, media elektronik maupun cetak tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman atau mengikuti penyuluhan ataupun pelatihan secara khusus tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman. Menurut Natoatdmodjo 2010 salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan individu adalah melalui pendidikan dan pelatihan baik secara formal maupun informal. Oleh karena itu pemerintah melalui instansi pemerintah terkait, perlu melakukan sosialisasi, penyuluhan atau training terhadap pengelola kantin, demi peningkatan pengetahuan pengelola kantin di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota. Karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan faktor yang paling dominan. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pengelolaan kantin dengan kantin sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor pengetahuan memberikan pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Pengetahuan pengelolaan kantin yang baik dan diaplikasikan dalam usahanya akan berpengaruh terhadap perilaku pengelola kantin untuk mengelola kantin secara baik dan sehat. Pengetahuan yang kurang tentang aspek kantin sehat dapat menyebabkan kantin tidak dikelola secara baik dan sehat. Universitas Sumatera Utara Upaya peningkatan pengetahuan pengelolaan kantin sehat harus terus ditingkatkan terutama para pengelola kantin yang mempunyai pengetahuan tentang higiene dan sanitasi makanan dan minuman pada kantin sekolah yang kurang sehinga terjadinya penyakit akibat pengelolaan kantin yang tidak sehat pada anak sekolah dasar dapat dicegah karena anak-anak sekolah dasar yang sering membeli makanan jajanan di kantin dapat dijamin keamanannya baik dari segi makanan dan aspek lingkungan kantin. 5.3. Pengaruh Perjanjian Sekolah dengan Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin Perjanjian pihak sekolah dengan pengelola kantin dalam penelitian ini adalah berupa perjanjian agar pengelola kantin tetap menjaga kebersihan kantin demi terwujudnya kantin sehat. Status kepemilikan Bangunan kantin berpengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kelaikan kantin sehat. Menurut hasil penelitian 51,4 pengelola kantin memiliki perjanjian dengan pihak sekolah dan selebihnya 48,6 tidak ada perjanjian pengelola kantin dengan pihak sekolah yang mengarahkan untuk tetap menjaga kebersihan kantin demi terwujudnya kantin sehat. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan nilai probabilitas 0,560 nilai α= 0,05 artinya secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara perjanjian pihak sekolah dengan pengelola kantin dengan kantin sehat di sekolah dasar Kecamatan Medan Kota. Hal ini kemungkinan dalam perjanjian tersebut tidak terlalu menekankan tentang pentingnya melakukan upaya Universitas Sumatera Utara mewujudkan kantin sekolah yang sehat sehingga tidak menjadi perhatian yang serius oleh pengelola kantin sekolah. Dalam hal ini, perjanjian pihak sekolah dengan pengelola kantin perlu didukung dengan adanya audit internal yang dilaksanakan secara konsisten. Sehingga pelaksanaan penerapan hygiene-sanitasi di kantin sekolah selalu menjadi pokok perhatian. Jika tidak didukung dengan audit internal, maka pengelola kantin tidak akan melaksanakan penerapan hygiene-sanitasi secara konsisten. 5.4. Pengaruh Status Kepemilikan Bangunan Kantin terhadap Kelaikan Kantin Menurut hasil penelitian sebagian besar 61,5 pengelola kantin menyewa gedung kepada pihak sekolah selebihnya 38,5 pengelola kantin merupakan milik sendiri. Omset harian berpengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap kelaikan kantin sehat. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan nilai p α= 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara status kepemilikan bangunan kantin dengan kantin sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kepemilikan bangunan kantin dapat mempengaruhi kondisi kantin dan terwujudnya kantin sehat. Seseorang akan selalu menjaga miliknya untuk tetap terawat dengan kondisi yang baik dan berusaha untuk menjadi lebih baik karena akan memberikan kebanggaan tersendiri. Pengelola kantin akan lebih menjaga kebersihan lantai, dinding, langit-langit, atap, toilet, saluran air, tempat cuci tangan dan fasilitas yang lain jika gedung milik sendiri. Jika bangunan kantin disewa, pengelola kantin cenderung acuh akan Universitas Sumatera Utara kebersihan. Karena pengelola kantin tidak dibebankan dengan biaya perawatan, jika sewaktu-waktu bangunan kantin perlu direnovasi.

5.5. Pengaruh Omset Harian Pengelola Kantin terhadap Kelaikan Kantin