kantin, tetapi belum tentu berbanding lurus dengan kondisi penerapan higiene – sanitasi di dalam kantin. Karena jika kantin semakin ramai dijunjungi siswa-siswi
bisa jadi, kondisi higiene-sanitasi semakin berkurang. Nurfitria, 2015
2.10.4. Perjanjian Pihak Sekolah dengan Pengelola Kantin
Perjanjian adalah ikatan antar kedua belah pihak sebagai kesepakatan keduanya,yang diucapkan dengan lisan maupun tulisan.
Berdasarkan pasal 1233 KUH Perdata dapat diketahui bahwa perikatan di bagi menjadi dua golongan besar yaitu :
1. Perikatan perikatan yang bersumber pada persetujuan perjanjian 2. Perikatan prikatan yang bersumber pada undang undang .
Ada beberapa pengertian perjanjian menurut para ahli : 1. Menurut pendapat Sri Soedewi Masjehoen Sofwan menyebutkan bahwa
perjanjian itu adalah “suatu perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih mengingatkan dirinya terhadap seorang lain atau lebih”.
2. Menurut pendapat A,Qirom Samsudin Meliala bahwa perjanjian adalah “suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana seorang lain
itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”. Jadi kesimpulan dari pengertian perjanjian diatas adalah : perjanjian disebut
sebagai persepakatan atau persetujuan, sebab para pihak yang membuatnya tentunya menyepakati isi dari perjanjian yang dibuat untuk melaksanakan sesuatu prestasi
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub hak
dan kewajiban. Pihak yang berkewajiban memenuhi isi perjanjian disebut debitur. sedangkan pihak lain yang berhak atas pemenuhan kewajiban itu disebut kreditur.
Dalam penyelenggaraan kantin di sekolah, perlu dilakukan perjanjian antara pengelola kantin dan pihak sekolah, dimana pengelola kantin sebagai kreditur berjanji
untuk dapat menerapkan higiene – sanitasi selama penyelenggaraan operasional kantin. Lelafariza, 2015
2.10.5. Status Kepemilikan Bangunan Kantin
Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk
tujuan pribadi. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam tanah danatau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Status kepemilikan bangunan kantin adalah suatu keadaan seberapa kuat pengelola kantin untuk memegang kontrol atas bangunan kantin dalam
penyelenggaraan kegiatan usahanya. Latumeten, 2015.
Universitas Sumatera Utara
2.10.6. Pengawasan Internal dan Eksternal