Hasil tangkapan pancing tonda Daerah pengoperasian pancing tonda

mencari kawanan ikan atau dapat juga dilakukan di sekitar rumpon Subani dan Barus 1989.

2.3.7 Hasil tangkapan pancing tonda

Hasil tangkapan utama dalam pengoperasian alat tangkap berupa pancing tonda yaitu ikan tuna madidihang Thunnus albacares, cakalang Katsuwonus pelamis, salmon Onchorhynchus sp., dan setuhuk Makaira sp.. Hasil tangkapan sampingannya yaitu ikan Kuwe Caranx spp., tongkol Euthynnus spp. dan ikan tenggiri Scomberomorus commersoni Sainsbury 1971 ; Subani dan Barus 1989.

2.3.8 Daerah pengoperasian pancing tonda

Daerah penangkapan ikan fishing ground merupakan daerah dimana operasi penangkapan ikan berlangsung yang diduga sebagai tempat ikan bergerombol. Ikan merupakan organisme yang bersifat mobile, artinya ikan sering berpindah-pindah tempat. Hal ini menyebabkan sulitnya menentukan arah dan letak dari perpindahan daerah penangkapan ikan. Tuna hidup di perairan tempat pertemuan antara dua arus atau front, tempat terjadinya upwelling, konvergensi dan divergensi. Daerah ini merupakan daerah berkumpulnya plankton, yaitu perairan dengan salinitas sekitar 34 ppt serta temperatur optimum berkisar antara 15 C-30 C Hetharuca 1983 dalam Handriana 2007. Pengoperasian alat tangkap pancing tonda hampir terdapat di seluruh perairan Indonesia. Alat ini banyak digunakan di daerah Jawa barat, Jawa timur, Madura, Bali, Ambon dan Sumatera Subani dan Barus 1989. 2.4 Analisis Finansial Menurut Gray et al. 2005, untuk mengetahui kelayakan suatu usaha perlu diadakan pengujian melalui analisis finansial. Analisis finansial digunakan untuk menentukan kelayakan usaha dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang- orang yang menanamkan modalnya atau yang berkepentingan langsung pada suatu kegiatan usaha. Dalam rangka mencari ukuran secara menyeluruh tentang baik tidaknya suatu kegiatan usaha, telah dikembangkan berbagai macam indeks yang dikenal sebagai kriteria investasi. Setiap indeks menggunakan nilai sekarang present value yang telah didiskon dari arus manfaat dan harga selama umur kegiatan usaha. Gray et al. 2005 juga mengatakan bahwa analisis finansial dapat dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi. Analisis usaha yang dilakukan meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya Revenue- Cost Ratio, serta Payback-Period PP. Menurut Rangkuti 2001, Return on Investment ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besar investasi yang ditanamkan. Analisis kriteria investasi meliputi Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, Gross Benefit-Cost Ratio Gross BC dan Profitability Ratio PV’K. Setiap kriteria investasi menggunakan perhitungan nilai sekarang present value atas arus benefit dan biaya selama umur proyek Gray et al. 2005. Berdasarkan kelima kriteria tersebut, tiga kriteria pertama yaitu NPV, IRR dan Net BC lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan Gross BC dan Profitability Ratio didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi. Dengan kata lain, kedua kriteria ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan di Indonesia Gray et al. 2005.

2.5 Analisis Sensitivitas