1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Palabuhanratu merupakan satu sentra produksi perikanan laut di selatan Jawa Barat. Produksi perikanan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di lokal
Palabuhanratu, namun lebih dari 89 ikan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di luar daerah Palabuhanratu. Ikan yang didistribusikan
berupa ikan segar, pindang maupun olahan ikan asin. Pada bulan-bulan tertentu, ketersediaan ikan di Palabuhanratu didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan
tingginya animo pasar terhadap produksi ikan di Palabuhanratu. Payang merupakan unit penangkapan ikan yang memberikan kontribusi
besar terhadap volume produksi PPN Palabuhanratu pada tahun 2004-2005. Kontribusi payang pada tahun 2005 mencapai 47,06 dan terus mengalami
penurunan hingga 7,48 pada tahun 2010. Volume produksi payang di PPN Palabuhanratu mengalami penurunan dalam periode tahun 2004-2010. Volume
produksi payang pada tahun 2004 sebesar 1.236.268 kg, pada tahun 2010 menjadi 504.323 kg. Penurunan volume produksi yang ekstrim terjadi pada tahun 2007 ke
2008, yaitu dari 1.444.282 kg menjadi 189.809 kg. Hal ini berdampak pula pada volume produksi perikanan keseluruhan di PPN Palabuhanratu.
Hasil penelitian Mudjizat 2008 menyatakan bahwa Perairan Teluk Palabuhanratu telah mengalami overfishing untuk ikan tongkol. Ikan tongkol
merupakan hasil tangkapan utama payang. Tindakan nyata yang disarankan adalah mengurangi kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu
bagian dalam, yaitu dengan mengurangi sekitar 50 dari jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi di perairan teluk bagian dalam.
Wacana yang berkembang pada tingkat Pemda berkaitan dengan overfishing, yaitu adanya program penghapusan operasional penangkapan ikan
dengan payang di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di perairan
tersebut. Masalah yang akan timbul apabila wacana tersebut dilaksanakan yaitu meningkatnya jumlah pengangguran. Oleh karena itu perlu adanya alternatif
kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar.
Daerah pengoperasian payang sampai tahun 2011 saat penelitian dilakukan adalah di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Oleh karena itu, salah satu
upaya untuk mengurangi eksploitasi sumberdaya ikan di teluk bagian dalam adalah dengan mengalihkan daerah pengoperasian payang yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam volume produksi PPN Palabuhanratu ke Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar. Apabila dilihat dari armadanya, kegiatan
perikanan payang yang memiliki home base di PPN Palabuhanratu belum dapat beroperasi di perairan luar teluk. Hal tersebut disebabkan ukuran perahu atau
kapal yang digunakan tidak mampu mendukung kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar. Alternatif lain adalah melakukan
penggantian alat tangkap payang dengan alat tangkap lain yang dapat dioperasikan di teluk bagian luar.
Pancing rumpon di PPN Palabuhanratu memperlihatkan peningkatan jumlah yang signifikan sejak tahun 2005. Berdasarkan data statistik PPN
Palabuhanratu, pancing rumpon berjumlah 9 unit pada tahun 2005. Pada 2007 jumlahnya meningkat menjadi 29 unit dan terus meningkat hingga 112 unit pada
tahun 2010. Hal tersebut disebabkan maraknya penggunaan rumpon sebagai atraktor ikan. Rumpon ini diletakkan di posisi geografis 06
30’LS - 08 30’LS dan
105 30’ BT - 106
30’ BT. Penggunaan rumpon memberikan pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil tangkapan pancing rumpon
memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti madidihang Thunnus albacares, cakalang Katsuwonus pelamis dan tuna mata besar Thunnus obesus. Hal ini
akan signifikan dengan penerimaan yang lebih tinggi. Oleh karena jumlah penerimaan yang lebih tinggi ini, diharapkan pancing rumpon dapat menjadi satu
alternatif unit penangkapan payang. Mini purse seine juga merupakan alat penangkap ikan pelagis. Metode
pengoperasiannya hampir sama dengan payang, yaitu dengan melingkari gerombolan ikan dan produktivitas alat tangkap ini cukup tinggi. Daerah
pengoperasiannya lebih ke lepas pantai atau di daerah teluk bagian luar. Hal ini bertujuan mengurangi tekanan terhadap perairan teluk sehingga daerah
penangkapan ikan tidak hanya terkonsentrasi di teluk bagian dalam, namun juga
di daerah teluk bagian luar. Oleh karena itu, mini purse seine diharapkan dapat digunakan sebagai satu alternatif pengganti payang.
Kegiatan penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon maupun mini purse seine memerlukan kajian ilmiah. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk mengevaluasi kegiatan perikanan payang dan mengkaji prospek penggunaan alat tangkap pancing rumpon dan mini purse seine di
Perairan Palabuhanratu.
1.2 Perumusan Masalah