Kapal Nelayan Unit Penangkapan Payang

2.1.3 Kapal

Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud dengan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitianeksplorasi perikanan. Diniah 2008 mengelompokkan kapal penangkap ikan menjadi : 1 Perahu tanpa motor- Non powered boat, yaitu perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak dayung dan atau layar. Ada kalanya tipe perahu ini dibuat dari satu batang pohon utuh yang dilubangi, namun ada juga yang ditambah dengan beberapa keping papan. 2 Perahu motor tempel- Outboard motor adalah kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang di perahu pada saat akan dioperasikan dan dilepaskan kembali pada saat selesai dioperasikan. 3 Kapal motor- Inboard motor, yaitu kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak yang diletakkan di ruang mesin di dalam bangunan kapal. Penangkapan ikan dengan alat tangkap payang dapat dilakukan baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Kapal yang umum digunakan pada pengoperasian payang adalah kapal tradisional, menggunakan motor tempel atau outboard engine. Kapal ini memiliki konstruksi khusus, yaitu memiliki tiang pengamat yang disebut kakapa Ayodhyoa 1981 diacu dalam Irnawati 2004.

2.1.4 Nelayan

Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 Tentang Perikanan, yang di maksud dengan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan yang ikut terlibat dalam operasi penangkapan ikan menggunakan payang berkisar dari 6 sampai 16 orang, bergantung pada ukuran kapal dan jenis ikan yang merupakan target tangkapan utama. Biasanya untuk tujuan penangkapan teri nasi, nelayan yang beroperasi berjumlah kurang dari 10 orang, sedangkan untuk tujuan penangkapan ikan tongkol berjumlah 15-16 orang Subani dan Barus 1989. Menurut Artikasari 1999, anak buah kapal ABK mempunyai tugas masing-masing, diantaranya : 1 Juru mudi, bertugas mengatur ABK sekaligus memegang kemudi dan bertindak sebagai fishing master. 2 Juru batu, sebagai pengawas haluan dan pembuang jangkar. 3 Penyelaga, bertugas sebagai perenang, menjaga umbel dan menakuti ikan. 4 Pengalian, bertugas menurunkan pemberat batu. 5 Penawuran, bertugas menurunkan payang. 6 Pengalang, bertugas untuk memperbaiki posisi jaring apabila mulut jaring tidak terbuka. 7 Pemantau, sebagai pengintai ikan di tiang pantau atau kakapa. Pemantau bertugas jika pengoperasian payang bertujuan untuk menangkap tongkol. 8 Tukang Sampek, bertugas melempar umpan. Tukang sampek bertugas jika operasi penangkapan ikan bertujuan untuk menangkap tongkol. 9 Motoris, bertugas memperbaiki dan mengontrol mesin. 10 Koki, bertugas untuk memasak.

2.1.5 Metode pengoperasian payang