Metode Analisis Media Cerita Bergambar
5 Penyampaian pesan antara subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi.
6 Pesan atau materi yang disajikan dalam satu babsubbabalinea harus mencerminkan kesatuan tema.
c Grafika Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan
fisik buku meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas
dengan baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya. Wibowo, 2005:23.
d Keterbacaan Keterbacaan readability merupakan kata turunan yang dibentuk oleh
bentuk dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca. Menurut McLaughin Suherli, 2006 bahwa keterbacaan berkaitan dengan
kemudahan, kemenarikan, pemahaman karena bacaannya itu memiliki daya tarik tersendiri yang memung kinkan pembacanya terus tenggelam
dalam bacaan. 1 Kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan, yaitu tata
huruf seperti besar huruf, lebar spasi, serta bentuk dan ukuran tulisan. 2 Kemenarikan berhubungan denga minat pembaca, kepadatan ide pada
bacaan, dan keindahan gaya tulisan, yang berkaitan dengan aspek penyajian materi.
3 Keterpahaman berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, seperti panjang pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau
kalimat, bangun kalimat, dan susunan paragraf. Hal ini berhubungan dengan bahasa.
Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana, bentuk tulisan atau tipografi, lebar spasi, serta
aspek-aspek grafika lainnya. Media cerita bergambar hendaknya mampu menyampaikan dalam bahasa yang baik dan benar Tim Penyusun, 2006:1.
2.8 Karateristik Mata Pelajaran IPA 2.8.1 Tujuan Mata Pelajaran IPA
Kajian Pustaka Dalam kurikulum KTSP Mulyasa 2007: 110, menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang dikaitkan dengan fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung pada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar, yang pada akhirnya mereka mmenemukan sendiri
konsep materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain itu, pembelajaran IPA
diarahkan untuk memberi pengalaman langsung dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
mengenai alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA
perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan, di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pengetahuan Alam IPA sejak dini kepada anak, pada dasarnya diilhami oleh empat pilar pendidikan yang ditetapkan oleh UNESCO, yaitu: 1 Learning to
know-learning to learn artinya belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya, 2 Learning to do artinya belajar bekerja
sama dalam tim, 3 Learning to be artinya belajar mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri, 4 Learning to live together artinya sebagai landasan
ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dari apresiasi tentang orang lain dan latar belakangnya.
Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD IPA di SDMI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Tujuan pembelajaran IPA di SDMI secara umum seperti yang tersurat dalam latar belakang standar isi yang menyatakan Yulaikah, 2014:
a. Pembelajaran IPA sebaiknya dilasanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SDMI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
b. Pembelajaran IPA di SDMI ditekankan pada pembelajaran Salingtemas Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Rumusan tujuan pembelajaran IPA di SDMI seperti di atas secara jelas dan tegas memberi informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA tidak melalui
pemindahan pengetahuan istilah, fakta, konsep, prinsip, hokumteori dari guru kepada siswa, tetapi merupakan suatu kewajiban bahwa pembelajaran IPA harus
melalui inkuiri ilmiahpenyelidikan, dan melalui penerapan konsep-konsep IPA dalam bentuk merancang dan membuat suatu karya. Dengan pembelajaran IPA
seperti ini maka memberi kebermaknaan hasil belajar pada diri siswa dalam mejalani kehidupan di alam ini.