d. Masalah di bidang pola bermain
Anak autis tidak memiliki daya imajinasi dan tidak kreatif dalam bermain, mereka tidak suka bermain dengan teman sebaya. Anak autis tidak bisa
bermain sesuai dengan fungsi mainannya, tertarik dengan mainan yang berputar seperti roda sepeda. Bila menyukai suatu mainan, maka akan
dibawa kemana-mana. e.
Masalah perilaku Dari segi perilaku, anak autis sering memperlihatkan perilaku yang
berlebihan hiperktif, berputar-putar, berlari-lari serta melakukan gerakan tertentu secara beruang-ulang. Anak autis juga memiliki tatapan mata yang
kosong. f.
Masalah emosi Dari segi emosi anak autis sering terlihat marah-marah, tertawa dan
menangis tanpa alasan. Bila dilarang, anak autis akan mengamuk dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitarnya. Anak autis juga sering
menyakiti diri sendiri tantrum misalnya membenturkan kepalanya ke dinding.
2.7 Prosedur Pengembangan Media Cerita Bergambar Bidang Studi IPA Materi Kenmpakan Permukaan Bumi Untuk Anak Autis
2.7.1 Prosedur Penyusunan Media Cerita Bergambar
Untuk menghasilkan suatu media cerita bergambar yang baik dalam arti sesuai dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan, maka penyusunan media cerita
bergambar harus dilakukan secar sistematis, melalui prosedur yang benar dan
sesuai kaedah-kaedah yang baik. Widodo dan Jasmadi dalam Asyhar, 2011 menyebutkan beberapa kaedah kaedah atau langkah-langkah umum dalam proses
penyusunan media cerita bergambar sebagai berikut: a.
Analisis Kebutuhan Media Cerita Bergambar Seperti halnya media audio dan video pembelajaran, untuk pembuatan media
cerita bergambar juga dimulai dari analisis kebutuhan. Dalam analisis kebutuhan dilakukan telaah terhadap kompetensi yang diharapkan dicapai
oleh siswa autis. Kompetensi didasar kan pada silabus atau rencana pembelajaran. Telaah kompetensi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran tentang kebutuhan media cerita bergambar, baik dari ruang lingkup materi maupun segi kontennya.
Dalam analisis kebutuhan, dapat dilakukan langkah-langkah berikut ; 1 Menetapkan kompetensi yang telah dirumuskan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP atau silabus. 2 Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit kompetensi atau
bagian dari kompetensi utama. 3 Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dipersyaratkan. 4 Menentukan judul media cerita bergambar yang akan disusun.
b. Penyusunan NaskahDraft Media Cerita Bergambar Tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan, penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media, judul
bab, sub bab, materi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang perlu dikuasai oleh pembaca, dan draft pustaka.
Draft disusun secara sistematis dalam satu kesatuan sehingga dihasilkan suatu prototipe media cerita bergambar yang siap diujikan.
Sebelum proses uji coba lapangan dilakukan, sebaiknya terlebih dahulu draft media cerita bergambar diserahkan kepada tim ahli untuk diminta saran dan
komentarnya tentang kesesuaian antara materi dengan tujuan, tata bahasa dan performance penyajian media cerita bergambar.
c. Validasi Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian media cerita bergambar dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan
melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam media cerita bergambar. Validasi media cerita bergambar bertujuan untuk
memperoleh pengakuan atau pengesahan kesusaian media cerita bergambar dengan kebutuhan sehingga media cerita bergambar tersebut layak dan cocok
digunakan dalam pembelajaran. Validasi media cerita bergambar meliputi: isi materi atau substansi media cerita bergambar, penggunaan bahasa,
penggunaan metode instruksional serta kemenarikan tampilan media cerita bergambar. Setelah media cerita bergambar di validasi kemudian direvisi
menurut saranmasukan dari ahli.