Materi, Metode dan Media

anak. Anak mudah memahami ketika subyek memberikan pembelajaran mengenai lingkungan mereka dengan menggunakan gambar dan benda aslinya ditunjukkan dengan mampu merespon tepat apa yang diperintah subyek. Media-media berupa gambar, dan benda-benda yang nyata digunakan untuk mewakili dua konsep, konsep dunia nyata dan abstrak nyata. Penggunaan visual ini telah terbukti untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kognitif anak dan compic, jadwal visual, cerita sosial dan kartu membantu anak autisme yang mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hayes, dkk 2010, dengan judul “Interactive visual supports for children with autism”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dukungan visual efektif dapat membantu anak-anak autisme untuk berkomunikasi lebih baik lagi seperti bahasa tubuh atau isyarat di lingkungan dan membantu selama proses belajar mejadi lebih mudah. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmahtrisilvia 2015, dengan judul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Pada Anak Autis Menggunakan Dukungan Visual ”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa anak dengan anak autisme memiliki kesulitan dalam memahami makna tersirat, maka semua proses komunikasi dengan anak autisme diupayakan sekonkret mungkin. Penggunaan bantuan visual visual supports akan membantu proses komunikasi ekspresif dan reseptif. Bantuan visual adalah alat-alat yang kita gunakan untuk menunjukkan apa yang kita harapkan pada anak dan mengatakannya. Contohnya: ketika mengatakan makanan, daripada hanya mengatakannya maka anak dengan autism diberikan suatu gambar makanan, sehingga ia bias segera memahami bahwa sedang membicarakan makanan. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Kasiyati, dkk 2013, dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Melalui Media Kartu Gambar Bagi Anak Autis ”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berkomunikasi pada anak autis setelah diberi perlakuan melalui media kartu gambar berseri. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa melalui media kartu gambar berseri kemampuan berkomunikasi anak autis dapat meningkat walaupun bertahap-tahap di SLB Autis Harapan Bunda Padang.

2.10 Kerangka Pikir

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar. Cerita bergambar merupakan salah satu media visual yang digunakan dalam pembelajaran IPA untuk anak autis sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Karena pada dasarnya siswa berkebutuhan khusus autis memerlukan media pembelajaran yang yang sesuai dan tepat agar dapat digunakan selama proses pembelajaran. Media cerita bergambar disusun dengan proses pengembangan dengan memanfaatkan literatur yang ada untuk dijadikan bahan media cerita bergambar yang sesuai dengan kebutuhan siswa autis. Pada kenyataannya, bahan ajar yang tersedia belum berhasil dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Penyebabnya adalah tidak adanya media yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan secara optimal. Dalam membuat media cerita bergambar harus disesuaikan dengan karateristik anak autis. Dimana anak autis yang ada di SD Negeri 3 Poncowarno Kabupaten Lampung Tengah mengalami karateristik gangguan sebagai berikut, yaitu: a mengalami gangguan interaksi sosial, seperti gangguan nonverbal tidak mau melakukan kontak mata, ekspresi wajah datar, kurang dapat menjalin pertemanan, tidak dapat berhubungan secara emosional dengan orang lain; b mengalami gangguan komunikasi, seperti kurang dalam berbahasa lisan dan kurang dalam berbicara dengan orang lain; c pola minat perilaku terbatas, seperti perilaku gerak repetitif anak suka membuka tutup genggaman tangan, dan keasyikan terus menerus terhadap sebuah benda anak suka memegang pensil kemudia mengambar diatas kertas. Media cerita bergambar mampu menarik minat anak autis karena adanya gambar- gambar yang menarik sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa autis. Anak autis lebih menyukai materi pembelajaran yang disajikan secara visual, sehingga siswa autis pun merasa senang atau merasa tidak jenuh selama proses pembelajaran. Pemilihan pengembangan bahan ajar media cerita bergambar sebagai fasilitas belajar karena memiliki kelebihan: 1 isi bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum dan kebutuhan siswa autis, 2 materi ajar disusun secara sistematis sesuai dengan karateristik anak autis sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa autis, 3 bahan