Depdiknas dalam Marienzi, 2012:323 mengemukakan autisme adalah suatu ganguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial,
aktifitas imajinasi. Anak autisme adalah anak yang mempunyai masalah atau ganguan dalam bidang komunikasi, interaksi, sosial, ganguan sensoris, pola
bermain, perilaku, dan emosi. Autisme juga merupakan “gangguan kognitif
kemampuan untuk mengerti, gangguan tingkah laku sosial, dan gangguan verbal”.
2.6.2 Jenis-jenis Autisme
Berikut ini lima jenis autism menurut Autism Society of America Hani’ah,
2015:21 , yaitu:
1. Autistic Disorder
Autistic Disorder disebut juga true autism atau childhood autism lantaran kebanyakan dialami anak pada usia awal tiga tahun. Dalam sebagian kasus,
anak yang mengalami autistic disorder tidak mampu berbicara, melainkan bergantung pada komunikasi nonverbal. Inilah yang menyebabkan anak
menjauhkan diri secara ekstrem dari lingkungan sosialnya, bahkan bersikap acuh tak acuh. Ia tak hanya menampakkan keinginan untuk menjalin
komunikasi dengan orang lain ataupun berbagi kasih sayang dengan yang lainnya.
2. Sindrom Asperger
Syndrom Asperger dicirikan oleh difisiensi interaksi sosial dan sulit menerima perubahan terkait rutinitas sehari-hari. Kemampuan bahasa pada
anak yang mengalami sindrome asperger tidak terlalu terganggu ketimbang anak dengan gangguan lainnya.
Anak yang menderita sindrom asperger kurang sensitive terhadap rasa sakit. Ia juga tidak sanggup mengatasi paparan sinar lampu yang tiba-tiba
mengenainya ataupun suara yang keras. Meskipun demikian, kecerdasannya rata-rata atau diatas rata-rata. Dengan begitu, secara akademik, ia
dikategorikan mampu dan tidak bermasalah dengan hal ini.
3. Perpasive Developmental Disorder
Pada umumnya perpasive developmental disorder didiagnosis saat 5 tahun pertama usia anak. Autism jenis ini meliputi beragam gangguan tidak
spesifik terhadap satu gangguan tingkat keparahannya pun bervariasi; ada yang ringan dan ada pula yang berat sampai ketidakmampuan yang
ekstrem. Anak yang mengalami gangguan ini, ketermpilan verbal dan non verbal-nya terbatas.
4. Chilhood Disintegrative Disorder
Gejala-gejala chilhood disintegrative disorder timbul saat anak berumur 3-4 tahun. Sebenernya, pda 2 tahun pertama, anak terlihat normal, namun,
beberapa waktu kemudian, terjadilah regresi mendadak dalam aspek sosial, komunikasi dan bahasa, serta keterampilan motorik. Sehingga, seluruh
keterampilan yang telah dimilikinya seolah-olah menghilang. Ia pun meraik diri dari lingkungannya.
5. Rett Sydrome
Sebenarnya rett syndrome termasuk jenis gangguan yang jarang didapati dalam keseharian. Gangguan yang dialami oleh anak perempuan ataupun
perempuan dewasa, yang dicirikan dengan peningkatan ukuran kepala yang abnormal.
Rett Sydrome dikarenakan mutasi pada urutan sebuah gen tunggal. Gejala yang tampak ialah hilangnya kontrol otot yang mengakibatkan masalah
dalam gerakan mata dan berjalan. Selain itu, keterampilan motorik pun terhambat. Kondisi ini, mengganggu gerak tubuh, yang bias berupa gerakan
tangan dan kaki yang berulang.
2.6.3 Gejala Klinis
Menurut Gillbert dan Coleman, manifestasi dari gejala klinis pada anak dengan autisme berubah dengan berjalannya waktu dan bahkan membaik. Berikut ini
gejala autisme yang terdapat pada anak Kurdi, 2009:15: 1.
Autisme Pada Bayi Pada bayi biasanya ditemukan gejala yang tidak begitu spesifik seperti
kurang inisiatif, hiperaktivitas, gangguan tidur dan gangguan makan. Anak mungkin bisa berbicara sampai umur dua tahun kemudian berhenti. Lima
belas persen anak dengan autisme sering mengalami kejang pada tahun pertama dan diduga kejang ini yang menyebabkan autisme di masa
mendatang.