11 tercepat dengan biaya produksi yang paling rendah. Perencanaan tata letak harus
memperhitungkan keseluruhan proses produksi, sejak dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman produk akhir.
Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah
menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis Herjanto, 1999.
Permasalahan tata letak sangat beragam jenisnya antara lain bila dilakukan perubahan rancangan, perluasan departemen, pengurangan departemen,
penambahan produk baru, memindahkan satu departemen, penambahan departemen baru, peremajaan peralatan yang rusak, perubahan metode produksi,
penurunan biaya, dan perencanaan fasilitas baru Apple, 1990. Menurut Machfud dan Agung 1990 prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
dalam perencanaan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut : 1 prinsip integrasi menyeluruh, 2 prinsip jarak pergerakan yang minimum, 3 prinsip aliran, 4
prinsip volume ruang, 5 prinsip kepuasan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanaan pekerjaan, dan 6 prinsip fleksibilitas.
E. ANALISA BIAYA DAN FINANSIAL
Analisa finansial adalah suatu analisa yang membandingkan antara biaya- biaya dengan manfaat keuntungan untuk menentukan apakah suatu proyek akan
menguntungkan selama umur proyek Sutojo, 2002. Menurut Umar 2003, tujuan menganalisa aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis
adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan,
seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah
proyek akan berkembang terus. Pengertian modal menurut Bakker dalam Riyanto 1989 adalah barang-
barang kongkrit yang ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca debet, maupun daya beli atau nilai tukar dari barang-barang yang tercatat di
12 neraca sebelah kredit. Sumber kepemilikan modal menurut Biro Pusat Statistik
1999 antara lain modal sendiri, hibah atau transfer, dan pihak lain. Menurut Umar 2003 beberapa sumber-sumber dana yang penting antara lain adalah :
1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan 2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal 4. Kredit yang diterima dari bank
5. Sewa guna leasing dari lembaga non-bank Jumlah dana pembiayaan dibagi menjadi dua yaitu dana modal tetap dan
modal kerja netto. Dana modal tetap meliputi dana pembiayaan dan pengadaan kegiatan pra-investasi, harta tetap, pengadaan teknologi, biaya produksi
percobaan, dan pembayaran bunga pinjaman selama periode pembangunan proyek. Dana modal kerja digunakan untuk memutar roda operasi sehari-hari
seperti dana pengadaan bahan baku, bahan pembantu, barang setengah jadi, barang jadi, piutang dagang, dan sejumlah cadangan uang tunai Sutoyo, 1996.
Biaya cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang,
melalui tukar menukar, atau melalui pemberian jasa. Ongkos expense adalah pengeluaran untuk memperoleh pendapatan Rony, 1990.
Jenis biaya menurut Asri dan Adisaputro 1992 dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Biaya
produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik Rony, 1990.
Evaluasi kemampuan proyek menghasilkan keuntungan dengan menggunakan rasio laba atas penjualan, laba atas dana yang ditanam dan laba atas
modal sendiri Sutoyo, 1996. Menurut Sembiring dan Rivai 1991 analisa laba kotor adalah penjualan dikurangi dengan biaya-biaya produksi bahan baku,
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dari barang-barang yang telah laku terjual. Umar 2003 menambahkan beberapa metode yang dipertimbangkan
untuk menilai aliran kas dari suatu invetasi adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Rate IRR, dan Payback Period PBP.
13
III. METODOLOGI
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian mengenai “Analisa Kondisi Usaha dan Rancang Ulang Tata Letak Industri Gula Merah Tebu”
dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu analisa profil usaha industri gula merah tebu dan analisa rancang ulang bangunan industri
gula merah tebu yang berada di Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Analisa profil usaha industri gula merah tebu meliputi karakteristik wilayah,
karakteristik industri, dan kontribusi industri terhadap wilayah. Analisa rancang ulang bangunan industri gula merah tebu meliputi aspek tata letak pabrik dan
aspek finansial. Kondisi lokasi, kependudukan, dan sarana prasarana merupakan sumber daya
yang dimiliki untuk mengembangkan wilayahnya di semua sektor kehidupan khususnya pada sektor industri gula merah tebu. Menurut Wijaya 2001
industrialisasi pedesaan berdasarkan faktor lokasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu industri di desa lahan kering dan industri di desa lahan sawah.
Dipandang dari aspek lokasi, industralisasi pedesaan menunjukkan keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri.
Karakteristik industri yang meliputi aspek legalitas, teknis teknologis, ketenagakerjaan, pemasaran, pembiayaan dan profitabilitas digunakan sebagai
informasi dalam menentukan profil usaha industri gula merah tebu yang ada di Kecamatan Kebonsari. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Manajemen FE
UI tahun 1987 di dalam Sejoedono dan Tiktik 2004 merumuskan profil usaha kecil di Indonesia sebagai berikut : 1 Hampir setengah perusahaan kecil hanya
mempergunakan 60 kapasitas produksinya, 2 60 menggunakan teknologi tradisional, 3 70 melakukan pemasaran langsung ke konsumen, dan 4 Untuk
memperoleh bantuan perbankan, dokumen-dokumen yang harus disiapkan dipandang terlalu rumit.
Keberadaan suatu industri di wilayah tertentu memberikan pengaruh terhadap lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisa kontribusi
industri gula merah tebu terhadap wilayah Kecamatan Kebonsari meliputi