9 mutu baik, sedang, dan jelek. Mutu baik adalah gula merah dengan warna kuning
jernih, tekstur berpasir lembut, dan terasa manis. Mutu sedang adalah gula merah dengan warna kuning kemerahan dan tekstur berpasir kasar. Mutu jelek adalah
gula merah dengan warna merah tua dengan tekstur lunak Syukur et al., 1999. Gula merah memiliki aroma dan rasa yang khas. Rasa manis pada gula merah
disebabkan karena gula merah mengandung beberapa jenis gula seperti sukrosa, fruktosa, glukosa dan maltosa Santoso, 1993. Warna merupakan salah satu
faktor yang menentukan kualitas penampakan bahan makanan, disamping faktor lainnya seperti bentuk dan ukuran. Pada gula merah, warna dijadikan salah satu
faktor yang digunakan untuk menentukan tingkat kualitas produk. Sardjono 1986 menyatakan bahwa gula merah yang warnanya lebih cerah dianggap
memiliki kualitas yang lebih baik. Pembentukan warna gula merah pada dasarnya sangat bergantung pada 2 hal,
yaitu kondisi bahan baku dan proses pembuatan gula merah. Kondisi bahan baku tergantung pada komposisi kimia nira kadar air, protein, asam organik, dan
lemak dan kondisi kesegaran nira pH awal sebelum proses. Tahap proses tergantung pada suhu proses, pengadukan selama pemasakan, kondisi kebersihan
sanitasi proses dan alat-alat yang digunakan Nurlela, 2001. Pengolahan dengan pemanasan menyebabkan gula merah memiliki warna yang bervariasi dari kuning
hingga coklat tua. Menurut Nengah 1990 warna merah terbentuk karena adanya reaksi pencoklatan browning selama pengolahan.
Berdasarkan hasil penelitian Nurlela 2002 agar diperoleh warna gula merah yang coklat kekuningan, keras dan kering sebaiknya pH nira sebelum diolah
berkisar antara 5,5 – 6,5. Dachlan 1984 menambahkan untuk memperoleh warna gula merah yang kekuningan, sebelum nira dipanaskan perlu ditambahkan kira-
kira 5 gram Na-Metabisulfit untuk setiap 25 liter nira. Penggunaan api jangan terlalu besar tetapi cukup untuk mendidihkan nira dan nyala api diusahakan
lancar.
C. MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
10 bernilai dengan pihak lain. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dan organisasi Kotler, 2004. Bagi pemasaran produk barang, manajemen pemasaran akan dipecah atas 4
kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran marketing- mix yang terdiri dari 4 komponen, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi
Umar, 2003. Menurut Kotler 2004 pada umumnya harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegosiasi. Dalam bauran pemasaran, harga
merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dan dapat diubah dengan cepat.
Penetapan harga harus dipertimbangkan bersama-sama sebagai bagian dari sistem ekonomi. Penetapan harga akan mempengaruhi keputusan bisnis produsen,
pemasar, dan konsumen dimana keputusan itu pada gilirannya akan mempengaruhi harga Hoos et al, 1954.
Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka secara langsung ke pemakai akhir. Antara produsen dan pemakai akhir terdapat satu atau beberapa
saluran pemasaran, serangkaian pemasaran yang melaksanakan berbagai fungsi. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan
yang paling rumit dan menantang yang dihadapi perusahaan. Saluran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain Kotler,
2004.
D. PERENCANAAN TATA LETAK
Salah satu kegiatan rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik dan menangani perpindahan bahan. Tata letak yang baik selalu melibatkan
tata cara pemindahan bahan di pabrik, sehingga kemudian disebut tata letak pabrik dan pemindahan bahan Apple, 1990.
Menurut Machfud dan Agung 1990 perencanaan tata letak adalah suatu perencanaan untuk menentukan dan mengatur mesin dan peralatan pada suatu
tempat atau lokasi yang paling baik, untuk memperoleh suatu aliran bahan yang
11 tercepat dengan biaya produksi yang paling rendah. Perencanaan tata letak harus
memperhitungkan keseluruhan proses produksi, sejak dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman produk akhir.
Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah
menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis Herjanto, 1999.
Permasalahan tata letak sangat beragam jenisnya antara lain bila dilakukan perubahan rancangan, perluasan departemen, pengurangan departemen,
penambahan produk baru, memindahkan satu departemen, penambahan departemen baru, peremajaan peralatan yang rusak, perubahan metode produksi,
penurunan biaya, dan perencanaan fasilitas baru Apple, 1990. Menurut Machfud dan Agung 1990 prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
dalam perencanaan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut : 1 prinsip integrasi menyeluruh, 2 prinsip jarak pergerakan yang minimum, 3 prinsip aliran, 4
prinsip volume ruang, 5 prinsip kepuasan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanaan pekerjaan, dan 6 prinsip fleksibilitas.
E. ANALISA BIAYA DAN FINANSIAL