65 Pada saat implementasi terjadinya kerusakan pada tungku pemasakan
menyebabkan dilakukan perbaikan. Tungku pemasakan awal memiliki kelemahan terutama pada cara pembuangan limbah untuk yang dihasilkan pada saat proses
pemasakan, sehingga dalam perbaikan dilakukan modifikasi tungku pemasakan. Selain membuat saluran pembuangan limbah untuk, modifikasi terhadap tungku
pemasakan membuat kapasitas wajan dari 12 kg gulawajan menjadi 13 kg gulawajan. Pada tingkat produksi 26 wajanhari, modifikasi tungku pemasakan
dapat meningkatkan kemampuan produksi gula merah dari 286 kg gulahari menjadi 338 kg gulahari.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, pengurangan resiko sumber- sumber kontaminasi kotoran melalui rancang ulang industri gula merah tebu
mampu meningkatkan persentase mutu gula merah tebu yang dihasilkan. Penetapan mutu ini tidak berdasarkan standar SNI melainkan dilakukan secara
subjektif oleh pengusaha berdasarkan kriteria warna, rasa dan kekerasan. Klasifikasi gula merah tebu dengan mutu baik adalah warna cerah kuning, rasa
manis, dan tekstur yang keras. Mutu sedang adalah warna kemerahan, rasa manis, dan tekstur agak lunak. Mutu jelek adalah warna gelap hitam, rasa manis sedikit
pahit, dan tekstur yang lebih lunak. Sebelum dilakukan rancang ulang rata-rata produksi adalah 286 kg gulahari dengan mutu baik 48 kg gula 17, mutu
sedang 136 kg gula 48, dan mutu jelek 102 kg gula 36, namun setelah dilakukan rancang ulang mengalami perubahan dengan rata-rata produksi sebesar
338 kg gulahari dengan mutu baik 98 kg gula 29, mutu sedang 144 kg gula 42, dan mutu jelek 97 kg gula 29.
2. Analisa Finansial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari adalah untuk menentukan rencana investasi atau usaha melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan
dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu
yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan berkembang terus Umar, 2003.
Analisa profitabilitas sebelum dan setelah rancang ulang dilakukan untuk mengetahui selisih pendapatan yang diterima pengusaha. Perhitungan analisa
66 profitabilitas dilakukan dengan sumber daya yang sama seperti jam kerja 10
jamhari, dan tenaga kerja 7 orang. Bahan baku yang tersedia tidak terbatas dalam arti bahan baku selalu tersedia berapa pun jumlahnya selama musim panen.
Kemampuan atau jumlah batch produksi adalah 26 wajanhari. Tabel 14. Analisa profitabilitas sebelum rancang ulang
Harga Jumlah
Pola I Pola II
Pola III Pola IV
Total Penerimaan 286 kg
Rp 990.200 Rp 990.200
Rp 990.200 Rp 396.080
Gula Baik Rp 3.700kg
48 kg Rp
177.600 Rp
177.600 Rp
177.600 Rp
177.600 Gula Sedang
Rp 3.500kg 136 kg
Rp 476.000
Rp 476.000
Rp 476.000
Rp 476.000
Gula Jelek Rp 3.300kg
102 kg Rp
336.600 Rp
336.600 Rp
336.600 Rp
336.600 Biaya Produksi Gula Merah
Rp 401.509 Rp 540.021
Rp 698.498 Rp 210.616
Biaya Tebu Lahan Milik
Rp 6.224kw 28,6 kw
Rp 177.993
Lahan Sewa Rp 11.518kw
28,6 kw Rp
329.405 Beli Tebu
Rp 17.059kw 28,6 kw
Rp 487.882
Biaya Pengolahan Rp
65.084 Rp
52.184 Rp
52.184 Rp
52.184 Kapur
Rp 350kg 2,60 kg
Rp 910
Rp 910
Rp 910
Rp 910
Minyak Kelapa Rp 4.700kg
0,52 kg Rp
2.444 Rp
2.444 Rp
2.444 Rp
2.444 Na-Metabisulfit
Rp 8.000kg 0,26 kg
Rp 2.080
Rp 2.080
Rp 2.080
Rp 2.080
BBM Diesel Rp 4.300lt
7 lt Rp
30.100 Rp
17.200 Rp
17.200 Rp
17.200 Oli
Rp 9.000lt 0,4 lt
Rp 3.600
Rp 3.600
Rp 3.600
Rp 3.600
BBM Kendaraan Rp 4.300lt
6 lt Rp
25.800 Rp
25.800 Rp
25.800 Rp
25.800 Aspal padat
Rp 9.000bj 0,02 bj
Rp 150
Rp 150
Rp 150
Rp 150
Tenaga Kerja Rp
158.432 Rp
158.432 Rp
158.432 Rp
158.432 Total Pendapatan
Rp 588.691 Rp 450.179
Rp 291.702 Rp 185.464
Pendapatan kg Rp 2.058
Rp 1.574 Rp 1.020
Rp 648 RC Ratio
2,47 1,83
1,42 1,88
Perhitungan analisa profitabilitas sebelum rancang ulang dilakukan pada kapasitas 12 kg gulawajan dengan persentase mutu gula baik 17, mutu sedang
48, dan mutu jelek 36. Perhitungan analisa profitabilitas setelah rancang ulang dilakukan dengan dua kondisi yaitu : 1 perubahan persentase mutu gula
baik, sedang, dan jelek menjadi 29, 42, dan 29, dan 2 perubahan persentase mutu gula seperti pada kondisi pertama dan peningkatan kapasitas
wajan pemasakan menjadi 13 kgwajan karena adanya perbaikan dan modifikasi tungku pemasakan pada saat rancang ulang. Hasil analisa profitabilitas sebelum
67 rancang ulang Tabel 13 dan setelah rancang ulang Tabel 14 menggunakan 4
pola sumber bahan baku menunjukkan profitabilitas yang diterima pengusaha mengalami peningkatan untuk kedua kondisi.
Tabel 14. Analisa profitabilitas setelah rancang ulang
A. Kapasitas tetap perubahan mutu Harga