4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. INDUSTRI KECIL
Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, definisi industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau
rumah-tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 juta, dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp 1 milyar atau kurang.
Batasan mengenai skala usaha menurut BPS dilakukan berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja, yaitu :
1. Industri dan Dagang Mikro ID Mikro : 1 – 4 orang
2. Industri dan Dagang Kecil ID Kecil : 5 – 19 orang
3. Industri dan Dagang Menengah ID Menengah : 20 – 99 orang 4. Industri dan Dagang Besar ID Besar
: 100 orang ke atas Berdasarkan Undang-Undang No 9 Tahun 1995 tersebut, Departemen
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat empat kelompok bidang usaha yang ada pada usaha kecil dan menengah UKM, yaitu :
1. Bidang usaha perdagangan 2. Bidang usaha industri pertanian
3. Bidang usaha industri non pertanian 4. Bidang usaha aneka jasa
Menurut Sejoedono dan Tiktik 2004 kriteria umum UKM dilihat dari ciri- cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang sangat sederhana 2. Tanpa staf yang berlebihan
3. Pembagian kerja yang “kendur” 4. Memiliki hierarki manajerial yang pendek
5. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan 6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan
5 Menurut Adiningsih 2004 permasalahan utama UKM, yaitu masalah
finansial dan masalah manajemen. Masalah yang termasuk dalam masalah finansial diantaranya adalah :
1. Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai
2. Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi 3. Banyak UKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial
Masalah organisasi manajemen non-finansial antara lain : 1. Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2. Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena
keterbatasan kemampuan UKM untuk menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan pasar
3. Keterbatasan sumber daya manusia SDM serta kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM
4. Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
B. TEKNOLOGI PROSES GULA MERAH