57 Usaha kecil dan menengah yang terkait langsung dengan industri gula merah
tebu di wilayah Kecamatan Kebonsari adalah industri makanan manco. Mutu gula merah tebu yang digunakan sebagai bahan tambahan produk mancho adalah gula
merah tebu yang berwarna kuning. Nilai investasi, nilai produksi, nilai tambah, dan nilai bahan baku sebuah industri makanan manco berturut turut adalah Rp
2.560.000, Rp 7.500.000, Rp 3.300.000, dan 4.500.000 BPS Kabupaten Madiun, 2005. Industri makanan mancho memiliki potensi yang sangat besar untuk
menyerap produk gula merah tebu sehingga peningkatan produksi gula merah tebu seharusnya dapat merangsang pertumbuhan usaha ini.
Jasa komunikasi, tranportasi, dan warung-warung kecil secara tidak langsung mempengaruhi industri gula merah tebu. Saat ini peranan wartel dan handphone
sangat membantu kelancaran komunikasi. Tidak terkecuali dalam industri gula merah tebu, pengusaha memanfaatkan jasa komunikasi untuk membantu
kelancaran usahanya seperti menghubungi tenaga kerja, konsumen, dan supplier. Jasa transportasi digunakan untuk kegiatan distribusi bahan baku tebu dan produk
gula merah yang dihasilkan, sedangkan keberadaan warung-warung kecil membantu penyediaan kebutuhan sehari-hari pengusaha dan pekerja gula merah
tebu.
c. Penyerapan tenaga kerja
Sebuah industri gula merah tebu mampu menyerap 5 – 10 orang tenaga kerja. Sumber tenaga kerja industri gula merah tebu berasal dari Kecamatan Kebonsari
dan daerah lain. 4 – 8 orang tenaga kerja 80 berasal dari Kecamatan Kebonsari, sedangkan sisanya berasal dari daerah lain seperti Kecamatan Dolopo.
Jenis kelamin tenaga kerja dalam industri gula merah tebu umumnya laki-laki berusia 20 – 45 tahun karena pekerjaannya membutuhkan fisik dan stamina yang
tinggi. Perempuan atau istri pengusaha gula merah hanya membantu melayani pembeli, membungkus gula merah yang dihasilkan, dan membantu administrasi
perusahaan. Menurut keterangan pengusaha beberapa kendala dalam mencari tenaga kerja
pengolahan gula merah tebu antara lain pekerjaan tebu dirasakan terlalu berat, ketidakpastian besarnya upah yang diterima pekerja, dan dilarang pihak keluarga.
Upah yang diterima satu kelompok tenaga kerja sama dengan 16 – 15 hasil
58 produksi gula merah tebu yang dihasilkan sehingga besar kecilnya pendapatan
tenaga kerja tidak pasti. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan penerimaan upah tenaga kerja penggiling gula merah tebu adalah persentase bagi hasil upah,
tingkat produksi, harga produk, dan banyaknya tenaga kerja. Pada Lampiran 3 dapat dilihat berdasarkan keempat faktor tersebut menyebabkan upah yang
diterima tenaga kerja penggiling gula merah tebu dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
Industri gula merah tebu secara langsung dapat membuka lapangan pekerjaan, namun keberadaannya belum mampu mengatasi tingginya pengangguran yang
terjadi di Kecamatan Kebonsari. Tingkat pengangguran di Kecamatan Kebonsari pada tahun 2005 sebesar 22,83 dengan jumlah angkatan kerja 14.410 jiwa dan
pengangguran 3.026 jiwa. Kegiatan usaha gula merah tebu termasuk usaha musiman dimana kegiatan pengolahan gula merah tebu hanya dilakukan ketika
musim panen tebu antara bulan Mei – Oktober. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pengangguran musiman bagi tenaga kerja industri gula merah tebu.
Pekerjaan yang dilakukan pekerja penggiling pada saat tidak musim giling antara lain bekerja menggarap sawah, kerja bangunan, dan lain sebagainya untuk dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
B. RANCANG ULANG BANGUNAN INDUSTRI GULA MERAH TEBU 1. Perbaikan Tata Letak Pabrik
a. Spesifikasi dan kondisi pabrik
Kegiatan rancang ulang bangunan industri dilakukan di salah satu pabrik gula merah tebu yang ada di Kecamatan Kebonsari. Kemampuan produksi produk gula
merah tebu sangat ditentukan dengan tungku pemasakan dan mesin giling. Diameter wajan yang dimiliki industri ini adalah 90 cm dengan kapasitas 11 – 12
kg gula merah tebu. Dalam satu tungku pemasakan terdapat 9 wajan yang digunakan untuk proses pemasakan. Mesin giling yang digunakan memiliki
gilingan berukuran 14 inci dengan kapasitas giling 300 – 400 kw tebuhari. Rata- rata bahan baku tebu yang digiling adalah 250 – 300 kwhari dengan rendemen
10 sehingga tingkat produksi industri ini adalah 250 – 300 kg gula merahhari atau sebanyak 20 – 25 wajanhari.