Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen

belakang yang terdiri dari : pangkal inside, penutup top side dan pendasar, gandik silver side. Golongan kelas II, meliputi daging bagian : paha depan yang terdiri dari : sengkel shank, daging paha depan chuck dan daging iga rib meat serta punuk blade. Golongan kelas III, meliputi daging lainnya yang tidak termasuk golongan I dan II, antara lain : samcan flank, sandung lamur brisket dan daging bagian-bagian lainnya Palupi dalam Dano, 2004.

2.2. Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen

Penelitian tentang perilaku konsumen daging sapi yang rendah lemak belum banyak dilakukan. Namun, penelitian tentang perilaku konsumen komoditas daging, khususnya daging sapi telah banyak dilakukan. Penelitian yang berhubungan dengan perilaku konsumen daging sapi diantaranya telah dilakukan oleh Frans 2001 yang berjudul Preferensi Konsumen Terhadap Kualitas Fisik Daging Sapi Segar. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menguji reabilitas kuesioner yang dipakai dalam penelitian utama. Penelitian utama dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada 50 responden yang membeli daging sapi segar di supermarket dan pasar tradisional dan untuk pengujian kualitas daging dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis multiatribut angka ideal. Hasil uji reabilitas didapat nilai r sebesar 0,825 dengan selang kepercayaan 95 pada n =30 adalah 0,349. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa konsumen daging sapi di supermarket dan pasar tradisional menyukai daging sapi berwarna cerah, agak basah, kenyal, sangat sedikit lemaknya, permukaan mengkilat dan bertekstur halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pembelian daging sapi oleh konsumen dipengaruhi oleh penghasilan, pendidikan, harga dan komposisi keluarga. Konsumen daging sapi segar di supermarket dan pasar tradisional sebagian besar adalah wanita, yang rata-rata penghasilan keluarganya diatas satu juta rupiah, serta tingkat pendidikan yang paling banyak adalah perguruan tinggi dengan pekerjaan umumnya adalah ibu rumah tangga dan karyawan swasta dengan jumlah tanggungan keluarga sekitar 3 – 5 orang. Hasil analisis multiatribut angka ideal, daging sapi yang dijual di supermarket adalah daging sapi yang kualitasnya paling mendekati kualitas daging sapi segar seperti yang diharapkan konsumen. Penelitian Ridvana 2002 mengenai Preferensi Konsumen Supermarket Terhadap Kualitas Daging Sapi Berdasarkan Aspek Warna Daging. Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan jenis warna daging sapi yang diinginkan oleh konsumen supermarket dan menguji sejauh mana warna daging yang dihasilkan oleh peternak lokal sesuai dengan warna daging yang diinginkan konsumen supermarket. Adapun lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Supermarket Hero Padjajaran dan Supermarket Matahari Kedung Badak Bogor serta untuk peternak lokal dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan RPH Bogor. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan sampel warna daging berdasarkan australian meat Austmeat colour chips ada 7 sampel warna daging dimulai dari nomor 1 dengan warna merah pucat sampai sampel nomor 7 dengan warna merah yang sangat gelap. Semakin besar nomor menunjukkan intensitas warna yang semakin meningkat. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang berguna untuk mengetahui karakteristik responden dalam hal pekerjaan, pendidikan dan penghasilan serta preferensi konsumen terhadap kualitas daging. selain itu digunakan uji statistika non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya beda nyata antara warna daging yang disukai konsumen di supermarket Hero Padjajaran dan Matahari Kedung Badak dengan warna daging di RPH Bogor. Hasil penelitian Ridvana tersebut menunjukkan bahwa dalam memilih daging sapi ternyata konsumen supermarket menyukai daging sapi dengan warna merah agak terang no.4 sampai merah gelap no.6. Diantara warna daging tersebut, warna merah gelap no.6 paling disukai oleh konsumen Supermarket Hero Padjajaran dengan persentase 33,3 dan di Supermarket Matahari Kedung Badak konsumen paling banyak menyukai warna merah agak gelap no.5 dengan persentase sebesar 40,0 . Warna merah sangat terang sekali no.1, warna merah sangat terang no.2 dan warna merah terang no.3 ternyata tidak disukai oleh konsumen pada kedua supermarket tersebut. Hal ini di duga karena konsumen menganggap daging dengan warna tersebut sudah tidak segar lagi dan warnanya kurang menarik. Untuk RPH Bogor, hampir seluruh daging sapi yang diamati memiliki warna merah sangat gelap no.7 yaitu sebanyak 95,0 sedangkan sisanya sebanyak 5,0 memiliki warna merah gelap no.6. salah satu hal yang menyebabkan hampir seluruh daging sapi di RPH Bogor berwarna merah sangat gelap no.7 adalah umur hewan sudah tua saat di potong dan sudah tidak produktif lagi. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata p 0,005 antara warna daging yang diinginkan konsumen di kedua supermarket dan warna daging di RPH Bogor. Pada Supermarket Hero Padjajaran dan Matahari Kedung Badak ternyata tidak ada perbedaan yang nyata p 0,005 terhadap warna daging yang diinginkan konsumen supermarket. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfiqri 2003 mengenai Preferensi Konsumen Supermerket Di Bogor Terhadap Kualitas Daging Sapi Ditinjau dari Aspek Lemak Intramuskuler Marbling bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen supermarket terhadap kualitas daging sapi ditinjau dari aspek lemak intramaskuler dan mengetahui jenis lemak intramaskuler pada daging sapi yang dihasilkan oleh peternak lokal. Alat analisis yang digunakan adalah hanya secara deskiptif yaitu dengan membuat suatu gambaran tentang karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan serta preferensi konsumen terhadap kualitas daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang membeli daging sapi di supermarket Bogor dalam hal ini adalah di Matahari dan Hero umumnya adalah wanita sebesar 68,3 dan pria sebesar 31,7 . Hal ini memang beralasan karena wanita lebih sering dan senang berbelanja. Sebagian besar dari konsumen yang berbelanja di supermarket Matahari memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Dilihat dari pendidikan formal yang ditempuh, sebagian besar berpendidikan akademi atau sarjana. Konsumen di Supermarket Matahari yang mendapat pendidikan sampai tingkat akademi atau sarjana mencapai 63,3 dan yang mendapat pendidikan SLTA sebanyak 36,7 . Sedangkan di Supermarket Hero, konsumen yang mencapai pendidikan sampai tingkat sarjana berjumlah 56,7 dan yang berpendidikan SLTA sebanyak 43,3 . Konsumen dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP tidak ditemukan pada kedua supermarket tersebut. Dari hasil tersebut terlihat bahwa konsumen yang berbelanja daging sapi segar di supermarket sebagian besar berpendidikan tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan konsumen pada kedua Supermarket Matahari maupun Hero sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan pegawai swasta. Di Supermarket Matahari, ibu rumah tangga merupakan pekerjaan konsumen yang terbanyak yaitu 43,4 , sedangkan di Supermarket Hero pekerjaan konsumen yang terbanyak adalah pegawai swasta sebanyak 30,0 . Keadaan ini menggambarkan bahwa ibu rumah tangga yang bertugas untuk berbelanja dan menyiapkan makanan bagi keluarga serta memiliki waktu luang lebih banyak dibandingkan jenis pekerjaan lain seperti pegawai swasta. Konsumen di Supermarket Matahari yang berpenghasilan satu juta rupiah ke atas berjumlah 73,4 dan konsumen Supermarket Hero berjumlah 43,3 . Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai penghasilan lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk memilih tempat berbelanja yang lebih nyaman dan pelayanan yang memuaskan. Selain itu prestise atau keberadaan mereka sebagai seorang yang berasal dari kalangan menengah atas, dimana mereka menyadari bahwa Supermarket Matahari dan Hero merupakan supermarket yang cukup baik dan harga juga cukup mahal. Preferensi konsumen dalam hal memilih kualitas daging sebanyak 33,3 konsumen di Supermarket Matahari dan 40 konsumen Supermarket Hero melakukan penilaian terhadap warna daging pada saat membeli daging. Di Supermarket Matahari lemak dalam otot menempati urutan kedua sebagai hal yang paling diperhatikan konsumen dengan persentase sebanyak 23,3 , sedangkan di Supermarket Hero keempukan menjadi pilihan kedua dengan persentase 23,3 . Hal ini menunjukkan bahwa marbling merupakan salah satu sifat daging yang penting yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli daging.

2.3. Penelitian Terdahulu Tentang Model Logit