Nilai Odds Ratio Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumsi Daging Sapi Rendah Lemak

jelasnya hasil pengolahan dengan menggunakan analisis regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Pendugaan Analisis Regresi Logistik Variabel Coef SE Coef P Odd Rasio Constant 11,870 18082,1 0,999 Jenis Kelamin 0,667 0,741 0,368 1,95 Umur 0,071 0,042 0,091 1,07 Pendidikan 0,377 0,215 0,081 1,46 Jumlah Anggota Keluarga 0,019 0,304 0,949 1,02 Bukan Pegawai Negeri 1,473 0,819 0,072 4,37 Pendapatan ≥ Rp 3.000.000 -22,205 18082,1 0,999 0,00 Nilai Log Likelihood = -39,024 G= 14,311 P=0,026 Catatan : signifikan pada α = 10 persen

6.1.1. Nilai Odds Ratio

Nilai odds ratio adalah ukuran yang memperkirakan bagaimana kecenderungan hubungan antara peubah respon yang menunjukkan perbandingan peluang Y=1 jika mengkonsumsi daging sapi rendah lemak dengan Y=0 jika tidak mengkonsumsi daging sapi rendah lemak dengan dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu. Variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai p yang dibandingkan dengan nilai alpha α. Nilai p diartikan jika nilai p lebih kecil dari nilai alpha α sebesar 0,1 maka variabel tersebut dikatakan berpengaruh nyata terhadap proses keputusan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak dan sebaliknya. Berdasarkan hasil pendugaan analisis regresi logistik, variabel usia nilai p = 0,091 lebih kecil dari nilai alpha 0,1 artinya variabel usia berpengaruh nyata terhadap keputusan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Nilai odds ratio untuk variabel usia adalah 1,07. Hal ini berarti semakin tinggi usia responden maka kecenderungan untuk mengkonsumsi daging sapi rendah lemak lebih besar 1,07 kali dibanding tidak mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa dengan semakin bertambahnya umur, maka responden cenderung lebih memperhatikan kesehatannya. Variabel pekerjaan yang menjadi kategori pembanding adalah pekerjaan pegawai negeri. Variabel pekerjaan yaitu bukan pegawai negeri yang terdiri dari ibu rumah tangga, pegawai swasta dan wiraswasta berpengaruh nyata terhadap keputusan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Untuk pekerjaan bukan pegawai negeri mempunyai nilai p = 0,072 lebih kecil dari nilai alpha 0,1. Sedangkan nilai odds ratio dari pekerjaan bukan pegawai negeri adalah 4,37 yang artinya konsumen yang mempunyai jenis pekerjaan bukan pegawai negeri memiliki kecenderungan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak sebesar 4,37 kali dibandingkan jenis pekerjaan pegawai negeri. Hal ini disebabkan status pekerjaan bukan pegawai negeri memiliki kecenderungan untuk membeli lebih besar dibandingkan dengan orang yang berstatus pegawai negeri. Misalkan saja untuk pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai peranan dalam keputusan untuk pembelian umumnya oleh ibu. Ibu rumah tangga merupakan pengatur urusan kebutuhan keluarga, sehingga ibu sering mempunyai peranan sebagai pembeli dan pengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu kebutuhan khususnya daging sapi rendah lemak. Tingkat pendidikan merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Variabel pendidikan mempunyai nilai p = 0,081 lebih kecil dari nilai alpha. Nilai odds ratio responden yang mengkonsumsi daging sapi rendah lemak adalah 1,46 artinya kecenderungan untuk mengkonsumsi daging sapi rendah lemak lebih besar 1,46 kali dibandingkan tidak mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka peluang untuk mengkonsumsi daging sapi rendah lemak semakin besar. Tingkat pendidikan juga berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dalam hal memutuskan pembelian karena terkait dengan informasi-informasi yang dimiliki konsumen dalam keputusan pembelian. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan mengkonsumsi daging sapi rendah lemak adalah jenis kelamin, jumlah anggota keluarga dan pendapatan. Hal ini disebabkan karena nilai p lebih besar dari nilai alpha. Variabel jenis kelamin mempunyai nilai p = 0,368 lebih besar dari nilai alpha yang artinya bahwa baik wanita maupun pria mempunyai peluang yang sama dalam mengkonsumsi daging sapi rendah lemak. Selain itu keputusan pembelian daging sapi rendah lemak tidak hanya ditentukan oleh wanita saja melainkan pria juga bisa menentukan keputusan pembelian daging sapi rendah lemak. Jumlah anggota keluarga mempunyai nilai p = 0,949 lebih besar dari nilai alpha. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga mempunyai selera yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi daging sapi yang dapat mempengaruhi dalam memberikan saran mengenai keputusan pembelian daging sapi. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka variasi untuk mengkonsumsi daging sapi semakin banyak. Pada variabel pendapatan yang menjadi pembanding adalah pendapatan yang lebih kecil dari Rp 3.000.000. tingkat pendapatan yang lebih besar sama dengan Rp 3.000.000 mempunyai nilai p = 0,999 lebih besar daripada nilai alpha 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka peluang mengkonsumsi daging sapi rendah lemak adalah sama. Dalam hal ini daging sapi rendah lemak termasuk dalam kategori barang normal, yang artinya bahwa permintaan barang normal untuk keperluan sehari-hari akan meningkat lebih lambat jika pendapatan meningkat. Selain itu pendapatan yang diperoleh konsumen tidak hanya dialokasikan untuk pembelian daging sapi rendah lemak tetapi juga dialokasikan untuk kebutuhan lain.

6.1.2. Nilai Log Likelihood