c Upaya untuk merealisasikan nilai tambah dan keterpaduan antara sistem
usahatani adalah dalam bentuk perusahaan kemasyarakatan corporate community
d Memfasilitasi pengembangan jejaring dan kerjasama yang solid antar
stakeholder di bidang perkaretan. e
Lembaga penyangga internasional yang digagas tiga Negara produsen karet dunia, Thailand, Indonesia dan Malaysia seyogyanya dapat menjadi
referensi di tingkat makro. Lembaga ini berfungsi untuk menjamin terciptanya insentif yang wajar dan relatif tidak berfluktuasi dalam jangka
panjang.
8.3. Kebijakan Perdagangan Karet Indonesia
Pemberlakuan perdagangan bebas, Asean Free Trade Area AFTA sejak Januari tahun 2002, serta implementasi komitmen di World Trade Organization
WTO, serta Asia Pasific Economic Coorperation APEC, yang berarti membuka pasar domestik Indonesia sekaligus membuka peluang pasar di luar
negeri. Oleh karena itu, dalam menghadapi liberalisasi perdagangan, Indonesia harus mempercepat daya saing baik dari sisi permintaan demand maupun dari
sisi penawaran supply. Pada sisi permintaan, kemampuan bersaing berarti bahwa produk yang dipersepsikan bernilai tinggi oleh konsumen Consumer’s
value perception. Sisi penawaran, kemampuan bersaing berkaitan dengan kemampuan merespon perubahan-perubahan atribut produk yang dituntut oleh
produsen secara cepat.
Kebijakan yang ditempuh dalam rangka pengembangan pemasaran internasional karet alam Indonesia ditempuh melalui :
a Peningkatan akses pasar. Kebijakan ini ditempuh melalui penguatan
negosiasi di WTO, memperjuangkan kepentingan ekspor di forum internasional, regional dan bilateral.
b Perluasan pasar ekspor melalui promosi. Perluasan pasar ekspor dilakukan
melalui kegiatan promosi dan kampanye, antara lain dengan mengikuti pameran-pameran dagang, eksebisi di negara tujuan pasar tradisional AS,
Jepang, Uni Eropa, China, dll, maupun penetrasi pasar potensial seperti Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika dan sebagainya.
c Pembangunan sistem informasi pemasaran.
d Menyusun market intelligence secara periodik.
e Menciptakan skala internasional dalam kemampuan trading, termasuk
kemampuan promosi dan advokasi terhadap produk yang dipasarkan. f
Kerjasama pemasaran karet internasional.
8.4. Perumusan Strategi Pengembangan Ekspor Karet Alam Indonesia a.
Strategi Strengths Opportunities SO
Strategi SO adalah strategi yang dibuat untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Adapun
strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan akses pasar
Strategi peningkatan akses pasar dilakukan untuk meningkatkan daya tawar karet alam Indonesia di dunia terutama di negara tujuan ekspor. Strategi
peningkatan akses pasar dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia.
Strategi ini dilakukan dengan cara negosiasi dan kesepakatan dalam forum internasional baik regional, bilateral maupun multilateral. Strategi peningkatan
akses pasar dilakukan untuk mendistribusikan produk karet alam Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor secara berkelanjutan.
2. Perluasan ekspor ke pasar potensial baru
Tujuan Indonesia melakukan perluasan ekspor ke pasar potensial adalah untuk memperoleh devisa negara atas nilai ekspor. Peningkatan devisa negara
dapat menyebabkan peningkatan PDB. Pasar potensial baru untuk komoditas karet alam ialah negara Cina, Brazil dan India.
Strategi perluasan pasar dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang tingginya permintaan karet alam di negara-negara tersebut. Strategi perluasan
pasar dapat dilakukan dengan cara menciptakan skala internasional dalam kemampuan trading, kemampuan promosi dan advokasi terhadap karet alam
Indonesia ke negara potensial.
3. Pembangunan sistem informasi pemasaran
Informasi pasar berguna untuk membuka peluang pasar dan menghindari distorsi pasar. Penguatan kerjasama dengan penjaringan pemasaran baik yang
berada di pusat-pusat perdagangan komoditi maupun di negara tujuan.
b. Strategi