Produksi dan Luas Lahan Karet Alam Indonesia

Persentase perubahan harga karet alam dunia lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan harga karet sintesis dunia. Persentase perubahan harga karet sintesis adalah 41,79 persen, sedangkan persentase perubahan harga karet alam dunia adalah sebesar 69,83 pada periode 2001-2007. Data IRSG 2008 menunjukkan bahwa harga karet alam pada tahun 2007 ialah sebesar 2320,6 dollar AS atau sebanding dengan 21,4 juta rupiah per ton. Tingginya harga karet alam dunia memberikan peluang pengembangan produksi karet alam yang mempunyai prospek cerah dan menguntungkan di masa mendatang.

5.2. Kondisi Karet Alam Indonesia

5.2.1. Produksi dan Luas Lahan Karet Alam Indonesia

Indonesia merupakan negara produsen dan negara pengekspor utama karet alam yang mempunyai areal tanam paling luas di dunia. Karet alami ditanam di sejumlah lokasi di Indonesia terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Areal perkebunan karet Indonesia berasal dari 85 persen perkebunan rakyat dan sisanya berasal dari perkebunan besar milik negara dan swasta. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian 2007, tercatat bahwa luas areal perkebunan karet Indonesia mencapai 3,3 juta hektar pada tahun 2006 dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 3,5 juta hektar pada tahun 2008. Peningkatan luas areal perkebunan karet memberi pengaruh terhadap jumlah produksi karet alam Indonesia. Pada tahun 2006, produksi karet alam Indonesia mengalami peningkatan sebesar 13,89 persen seperti yang tertera pada Tabel 10. Tabel 10. Produktivitas Karet Alam Indonesia, Tahun 2001-2007 Tahun Produksi Luas Areal Produktivitas 2001 1607.5 3344.8 0.481 2002 1630.3 3318.4 0.491 2003 1792.3 3290.1 0.545 2004 2065.8 3262.3 0.633 2005 2270.9 3279.3 0.692 2006 2637.2 3346.4 0.788 2007 2764.7 3413.7 0.810 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian Tahun 2007 Tabel 10 menunjukkan kecenderungan peningkatan produktivitas karet alam Indonesia. Peningkatan produktivitas karet alam Indonesia terjadi karena perluasan areal tanam dan peremajaan perkebunan karet alam Indonesia. Luas areal perkebunan karet alam Indonesia meningkat sebesar 2,02 persen selama tujuh tahun terakhir, hal ini menunjukkan usaha pemerintah untuk meningkatkan produktivitas karet alam Indonesia. Pada sisi produksi, peningkatan produksi karet alam Indonesia adalah sebesar 43,4 persen selama tujuh tahun terakhir. Pada tahun 2006, peningkatan produksi karet alam Indonesia sangat tinggi yaitu sebesar 366,3 ribu ton. Hal ini menunjukkan keberhasilan program peremajaan perkebunan karet alam Indonesia. Namun jika produktivitas karet alam Indonesia dibandingkan dengan produktivitas negara produsen lainnya seperti Thailand, produktivitas karet alam Indonesia masih relatif lebih rendah. Produktivitas karet Indonesia dinilai rendah karena areal perkebunan karet Indonesia tercatat paling luas di dunia tetapi produksi karet alam Indonesia hanya mampu menempati urutan kedua setelah Thailand. Perkembangan produksi karet alam di negara produsen utama dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perkembangan Produksi Karet Alam di Negara Produsen Utama Tahun 2001-2007 dalam Ribu Ton Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Thailand 2.319,5 2.615,1 2.876,0 2.984,0 2.937,2 3.137,0 3.327,7 Indonesia 1.607,3 1.630,0 1.792,2 2.066,2 2.271,0 2.637,0 2.735,2 Malaysia 882,1 889,8 985,6 1.168,7 1.126,0 1.283,6 1.345,9 India 631,5 640,8 707,1 742,6 771,5 853,3 878,1 China 478,0 527,0 565,0 573,0 510,0 533,0 554,2 Vietnam 312,6 331,4 363,5 419,0 468,6 553,5 575,3 Lainnya 1.101,0 702,9 743,6 802,5 807,7 682,6 635,9 Total 7.332,0 7.337,0 8.033,0 8.756,0 8.892,0 9.680,0 10.004,7 Sumber : IRSG 2008 Produktivitas karet alam Indonesia yang relatif rendah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain umur ekonomis tanaman karet alam relatif tua sehingga kemampuan produksinya menurun. Tanaman karet yang tua memberi pengaruh pada biaya pemeliharaan yang tinggi, sedangkan penerimaan dari tanaman tersebut semakin menurun. Upaya peremajaan dan penanaman baru tanaman karet dilakukan untuk memacu peningkatan produktivitas, peningkatan optimalisasi pola usahatani tani, dan peningkatan teknologi budidaya. Keberhasilan langkah peningkatan produktivitas tersebut diharapkan akan mendukung peningkatan produksi karet alam Indonesia dan pada akhirnya berbanding lurus dengan jumlah dan kualitas ekspor karet alam Indonesia.

5.2.2. Keseimbangan Produksi dan Konsumsi Karet Alam Indonesia