Harga PERMINTAAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI NEGARA CINA

7.1. Harga

Harga yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina dan harga karet sintesis. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina diperoleh dari hasil pembagian nilai ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina dan volume ekspor karet alam Indonesia ke Cina. Hasil OLS menunjukkan koefisien harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina sebesar - 0,095. Tanda negatif pada koefisien harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina sesuai dengan teori ekonomi. Suatu hipotesis ekonomi dasar menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetap sama. Semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi tersebut akan semakin besar. Sebaliknya semakin tinggi harga, maka semakin rendah jumlah yang diminta Lipsey, 1995. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina memiliki nilai probability sebesar 0,88 lebih besar dari α = 0,20 maka terima Ho. Nilai probability variabel harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina yang lebih besar dari 0,20 mengindikasikan bahwa harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia ke Cina. Arti koefisien harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina sebesar -0,095 adalah jika harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina meningkat satu persen maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina akan turun sebesar 0,095 persen Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina pada tahun sebelumnya seharusnya berpengaruh negatif terhadap permintaan karet alam Indonesia di Negara Cina. Namun, jika dilihat dari tanda koefisien yang positif, maka kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis awal. Fenomena produksi dan konsumsi karet alam dunia dapat menjelaskan ketidaksesuaian hubungan antara harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya dan permintaan ekspor karet alam Indonesia di negara tersebut. Kondisi defisit produksi karet alam dunia menyebabkan harga karet alam dunia meningkat tajam. Jika harga karet alam dunia meningkat maka harga ekspor dan harga impor negara-negara di dunia akan ikut meningkat. Konsumsi karet alam di Negara Cina tercatat mencapai 2,1 juta ton, sedangkan kemampuan produksi karet alam Cina sebesar 480 ribu ton IRSG, 2008. Konsumsi yang tinggi ini mendorong Cina untuk mengimpor karet alam dari negara lain termasuk Indonesia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi tingginya harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya tidak akan mengurangi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina pada tahun sebelumnya akan berhubungan secara positif terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Nilai koefisien harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya adalah sebesar 1,016 mempunyai arti jika harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina meningkat satu persen maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina akan meningkat pula sebesar 1,016 persen. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya memiliki nilai probability sebesar 0,125 lebih kecil dari α = 0,15 maka tolak Ho. Nilai probability variabel harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya yang lebih kecil dari 0,15 mengindikasikan bahwa harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia ke Cina. Karet sintesis merupakan barang substitusi atas karet alam. Oleh karena itu, harga karet sintesis berperan sebagai harga barang subsitusi karet alam. Hasil OLS menunjukkan bahwa nilai probability harga karet sintesis sebesar 0,0075 dan koefisien harga karet sintesis sebesar 1,975. Kedua angka ini mempunyai interpretasi bahwa harga karet sintesis berpengaruh nyata dan positif terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Koefisien harga karet sintesis dunia sebesar 1,975 berarti bahwa jika harga karet sintesis dunia meningkat sebesar satu persen, maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di Cina akan meningkat pula sebesar 1,975 persen.

7.2. GDP